Bab 43

171 36 4
                                    

Tak ingin mengundang curiga, Bintang langsung memundurkan mobilnya dan segera pergi dari sana.

Ia masih ingat betul apa yang baru saja Langit pesankan kepadanya. Ia harus segera pergi membawa Bulan dan Mentari ke tempat yang aman.

Walaupun Bintang tau posisi Mentari saat ini ada di Bandung, namun ia tidak tahu pasti keberadaannya. Jika Mentari sedang bersama Ayahnya maka sama saja Bintang masuk ke kandang singa. Sehingga ia lebih dulu mencari Bulan karena lebih mudah ditemukan.

Bintang lagi-lagi menelpon Bulan. Memastikan bahwa ia benar-benar bisa keluar dari rumah Bunda Tika.

"Lan angkat." Bintang nampak panik karena Bulan yang tidak segera mengangkat telponnya.

Selang beberapa menit setelah Bintang menelpon sebanyak dua belas kali, Bulan baru mengangkat telponnya.

"Halo Kak."

"Lannnn. Kamu kemana aja?"

"Iya. Bulan lagi di lantai bawah tadi nggak bawa hp."

"Gimana? Kamu bisa keluar nggak?"

"Bunda nggak izinin Kak. Disuruh nunggu Ayah pulang."

"Aduh."

"Ada apa sih sebenernya?"

"Lan. Ini genting. Tapi aku nggak bisa cerita sekarang. Kalo gitu kamu tunggu di rumah. Aku bakal kesana. Kalo dengan izin ku Bunda nggak ngizinin juga, kita harus kabur."

"Kak? Ini serius?"

"Serius Lan. Ini sekarang aku lagi di Bandung mau pulang. Udah ya, aku masih di jalan. Aku matiin dulu. Kalo ada apa-apa kamu harus nelpon."

"Ii...iya." Bulan masih terheran-heran dengan sikap Bintang yang tiba-tiba panik seperti itu.

Disamping itu Bulan tidak berani menceritakan apa yang Bintang sampaikan tadi pada Bunda Tika. Ia hanya bisa menelpon dan bercerita pada sahabatnya Clarie.

"Halo Clar."

"Kenapa Lan?"

"Aku mau cerita."

"Apa? Serius banget kayaknya."

"Barusan Kak Bintang nelpon. Dia panik gitu. Terus aku disuruh keluar rumah. Kenapa coba?"

"Ya kamu nggak nanya?"

"Udah, tapi kayaknya Kak Bintang nggak sempet jelasin. Tapi ini beneran aneh banget."

"O iya Kakak kamu?"

"Kak Tari lagi ikut Ayah ke Bandung. Tapi sampe sekarang nggak bisa dihubungin. Perasaan aku jadi nggak enak."

"Apa ini ada hubungannya sama yang kamu ceritain kemarin-kemarin?"

"Aku belum bisa ambil kesimpulan kesana. Tapi yang jelas aku takut Kak Tari kenapa-kenapa."

"Cepet cerita sama aku ini kronologi nya gimana tadi?" Tanya Clarie serius, karena melihat wajah Bulan yang gelisah setelah menyalakan panggilan video.

"Aku juga nggak tau. Kak Bintang tiba-tiba nelpon suruh aku pergi dari rumah. Katanya bahaya."

"Pasti ada yang nggak beres."

"Aku juga mikir gitu. Dan yang lebih mengherankan lagi. Kak Bintang juga lagi di Bandung sekarang."

"Hah kok bisa? Dia ada urusan apa kesana?"

"Sebelumnya Kak Bintang emang minta aku informasiin kalo Ayah mau pergi. Kayaknya dia beneran buntutin Ayah sampek ke Bandung deh. Tapi Kak Bintang nggak sadar kalo Ayah bawa Kak Tari"

Langit dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang