Ch. 18 : Percaya?

9 1 0
                                    

Pagi Hari...
Meira bangun dan langsung duduk di kasur. Setelah itu ia memerhatikan wajahnya Darel. Sambil tersenyum ia pun langsung mengelus kening dan ke rambutnya. Tidak lama ia merasa aneh pada diri Darel. Ia pun mencoba mengelus lagi dan memegang sekitar tubuh Darel. Meira merasa aneh pada tubuh Darel yang tiba-tiba merasa sangat dingin.

"Hahh? Kok dingin???"

"Mass... Mass"
Darel pun langsung membuka matanya perlahan.

"Kok badan kamu dingin banget mass???"
"Hahh?"
"Kamu kenapa kok busa jadi ginu tiba-tiba?"
"Aku masih lemes Mei..."
"Iyaaa tapi badan kamu juga dinginnn, dingin banget malah"

Meira seketika panik. Ia langsung mencari termometer, dan menunjukan suhu badan Darel yang sangat turun drastis.

"Duhhh..."

"Aku panggil kak Nathan yaa kesini"

_____
(POV Nathan)
"Yaang... aku berangkat dulu yaa"
"Yaa hati-hati yaa mas" jawab Sonya.

Handphone Nathan pun berdering, dan itu panggilan dari Meira.
"Halo kak"
"Iyaa Mei? Ada apa?"
"Tolong bisa kesini gak kak?"
"Memangnya ada apa Mei? Kamu kok kayak panik gitu"
"Iyaaa kak panik banget... ini Darel tiba-tiba aja badannya dingin banget jadinya, kemarin dia masih lemes dan pas aku nginep pagi-paginya badannya jadi dingin banget"
"Okee kakak kesana, tapi agak tekat dikit yaa, soalnya kakak mau antar anak-anak kakak sama ambil alat-alat di klinik"
"Yaudah... secepatnya yaa kak"
"Iyaa iyaa ditunggu yaa"

"Siapa? Meira?"
"Iya"
"Kenapa dia?"
"Darel... katanya badannya dingin tiba-tiba, dan aku mau kesana nanti"
"Ohhh ya udah... langsung berangkat aja, Meira butuh banget itu kayaknya"
"Iyaa..."
"Aku berangkat yaa yang"
Mencium Sonya dan langsung meninggalkannya.

______
Sampai di rumah Darel.

"Keadaanya sebenarnya baik-baik aja, tapi kok kenapa dingin yaa suhu tubuhnya" Nathan agak kebingungan dengan keadaan Darel.
"Hahh? Baik-baik aja kak?"
"Iyaaa, bahkan saat dicek tensi darahnya... itu normal kok, gak tinggi apa gimana kok"
"Tapi kok... agak aneh yaa"
"Iya Mei... dan ini pertama kalinya kakak lihat orang sakit kayak gini, yang keadaanya baik-baik aja tapi suhu tubuhnya gak wajar"

"Mungkin nanti akan kakak kirimkan obat-obat ke rumah, dan kakak minta tolong untuk beberapa hari kamu jaga Darel, dia butuh kamu Mei"
"Iyaa kak"
"Dan kalo misalkan masih dingin badannya coba kamu kasih kompres air hangat buat dia, supaya meredakan aja yaa"
"Iyaa kak"

Nathan pun masuk ke kamarnya Darel. Tiba-tiba ia terkejut Darel sudah duduk di kasur.
"Ehhh Rel..."
"Hai kak" Darel tersenyum ke Nathan.
"Hai... kamu udah oke Rel?"
"Masih agak lemes dikit kak" jawab dengan wajah yang datar.

Nathan mendekatkan wajahnya ke wajah Darel.
"Ada apa kak? Lihatin mukaku sedekat itu?"
"Nggak... cuman lihat kondisi kamu secara dekat aja"
"Nanti kakak kirimin obatnya lewat pengantar barang, dan nanti itu semua di Meira"
"Obat? Bukannya itu gak guna yaa?"
"Hahh? Maksud kamu?"
"Iyaaa bukannya yang seperti itu tidak guna yaa?"

Diam sebentar.
"Hmmmm..." Nathan sedikit kebingungan.
"Aku cuma bercanda kok kak hahah" Darel tertawa kecil.

"Ouhhh... hmmm okee kalo begitu kakak tinggal dulu yaa balik ke klinik lagi"

Lalu saat Nathan berjalan tiba-tiba Darel menahan tangannya Nathan. Nathan menengok dan kembali melihat ke arah Darel.
"Kenapa Rel?"
"Kondisi keluarga kakak baik-baik aja kan kak?"
"Hmmmmm...."
"Kak Sonya... Anak kakak Haedar... James? Mereka semua baik-baik aja kan?"
"Hmmmm iyaa"
"Lalu... apa kabar pak Bian, kak Wina?"
"Everything oke kok Rel... kok kamu tiba-tiba nanyain kabar semua orang?"
"Aku kan cuman nanya kabar aja, emang salah ya kak" jawab Darel dengan tersenyum.

The Return Of Revenge (Edwin's Ghost) [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang