Ch. 26 : Sebelum 7 Hari (Pt.2)

5 1 0
                                    

"Hei Hans" Haedar dan Chris datang menghampiri dirinya yang sedang melamun dan hanya hanya diam. 

"Hai..." jawab Hansen dengan sangat perlahan.
"Masih kepikiran kemarin bro?" tanya Haedar.
"Heuhh... kurang lebih lah yak" Hansen sedikit tersenyum.
"Udah lahh yok ke kantin yok, tampang muka lu kayak belum makan tau gak" kata Haedar.

"Jujur... tapi gw masih belum pengen banget makan makan, belum mood banget gw".
"Udah udahhh... ayo dahh. Gw bayarin makan lo, udah lahh yak, Ayoo!!!".
"Ya udah. Kalo lo pada maksa mahh".
"Yeeee... ayo. Kalo lo gak makan gw lapor ke bapak lo!".
"Hahahahaha" Hansen jadi tertawa mendengar apa kata Haedar.

Akhirnya mereka pun menarik paksa Hansen untuk ke kantin bersama, disaat berjalan ke kantin mereka berpapasan dengan ayahnya Hansen. Lalu Haedar pun mengeluarkan cepuannya ke ayahnya Hansen yang sedang melewatinya.

"Pagi pak Bian".
"Pagi".

"Pak anaknya gak mau makan nihhh" cepuan yang dikeluarkan dari mulut Haedar.
"Ihh cepu amat tuh mulut".
"Hahahahaha" Haedar tertawa dengan puas.

"Permisi... makanannya nihh" Chris membawakan semua makanannya ke mereka.
"Wihhhh, thanks yaa Chris" kata Haedar.
"No Problem" jawab Chris dengan tersenyum.
"Yok makan yok!!!"

Hansen pun akhirnya memakan makanannya sedikit demi sedikit, memasukan makanannya dengan pelan-pelan. Sampai pada akhirnya... pikirannya teralihkan pada pamannya, dan ia memikirkan mimpi buruknya tadi. Lalu di bayangannya ia melihat darah-darah pamannya yang sangat bercucuran dan banjir, perlahan pada dirinya ia merasakan enek dan mual pada makanan yang sudah masuk pada mulutnya.

Ia menutup mulutnya dan merasa tidak enak pada dirinya. Chris pun langsung menanggapi Hansen yang tiba-tiba seperti itu.

"Hei Hans... are you okay?" tanya Chris. Hansen menganggukan kepalanya sambil menutup mulutnya.
"Lu mual? Apa kekenyangan???" tanya Haedar. Hansen pun berusaha menelan makanannya dengan perlahan.
"Hmmm... gw kayaknya kekenyangan aja, soalnya... tadi di rumah gw juga udah makan dikit".
"Ohhh, ya udah sini... gw bantu".
"Ahh iyaa, ambil aja nihh. Gw setengahnya aja".

Hansen pun melanjutkan makannya, tetapi lagi dan lagi. Ada suara yang memanggilnya yang terlintas di kepalanya, suara itu seperti suara minta tolong yang ada di mimpi buruknya Hansen tadi.

"Haaaaans... tolong paman Haaans..."

Dan ia pun kepikiran dengan jasad pamannya lagi. Nafasnya tiba-tiba menjadi ngos-ngosan dan sangat shock berat.

Uweeek...

Sahabatnya terkejut dengan Hansen yang tiba-tiba mual. "Ehh Hans".

Akhirnya Hansen pun menjadi mual dan tidak melanjutkan makannya lagi. Ia bergegas langsung berlari ke toilet.

Ia pun akhirnya memuntahkan semuanya di toilet, ia pun langsung mencuci mulutnya di wastafel dan memandang dirinya di cermin. Seketika ia pun memikirkan mimpinya lagi.

"Paman? Paman seperti meminta pertolongan padaku? Apa maksudnya???" berbicara pada dirinya sendiri di cermin.

Tidak lama setelah itu, suara permintaan tolong itu muncul dan terdengar lagi di telinganya Hansen.

"Haaanss... Tolong!". Hansen langsung terkejut dan nafasnya menjadi ngos-ngosan seperti orang yang ketakutan.
"Kamu tidak perlu takut dengan paman Hans... paman hanya ingin meminta pertolongan padamu, hanya kamulah satu-satunya seseorang yang bisa membantu paman untuk ini semua".

"APAA? Apa maksudnya??? Mengapa paman datang menghantuiku?".
"Paman hanya ingin tenang Hans sebelum 7 hari ini berakhir".
"Ingin tenang? Apa maksud paman?".
"Paman dibunuh oleh seseorang Hans!!!".

The Return Of Revenge (Edwin's Ghost) [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang