Ch. 24 : Kesedihan seorang Wina

6 1 0
                                    

Rumah Duka.

Suasana Rumah duka didatangi oleh banyak orang, Wina masih sangat tidak menyangka atas kepergian adiknya yang secara tiba-tiba. Ia hanya duduk bersandar dan menatap foto adiknya yang dihiasi karangan bunga, dan matanya berkaca-kaca. Ia juga bersama dengan Bian, yang sedang duduk di sampingnya. Bian terus melihat istrinya dan mengelus-elus punggungnya.

Beberapa menit kemudian datanglah Selena...
"Bang..." memanggil Bian
"Ehh dek..." Ia langsung berdiri.

Selena langsung mendoakan William.

Selena berpelukan dengan Bian.

Dan Selena langsung mendekati Wina.
"Winn..."
"Mbak" Ia langsung berpelukan dengan Selena dan mengeluarkan air matanya.

"Turut berduka yaa Win, yang sabar yaaa"
"Mbak... kemarin dia bilang kangen sama aku, tapi aku terlambat mbak" Wina sambil menangis, dan Selena menenangkannya.
"Sshtttt shttt, udah yaa Win... nanti adek kamu gak tenang kalo kamunya nangis terus"
"Aku emang gak tenang mbak, aku masih gak nyangka..." Wina menangis dengan tangisan yang kencang.

Tidak lama, datanglah sahabat-sahabatnya William.
"Halo pak, Kak" menyapa Wina, Bian, dan Selena.

"Ya ampun broo, baru kemaren kita main" kata sahabatnya.
"Iyaa, bro"
"Kak... aku turut berduka cita yaa Kak" sahabat-sahabatnya William mengucap belasungkawa kepada Wina .

Setelah itu datanglah Daniel dan Michael bersama istrinya.
"Kak... Pak..." menganggukan kepalanya kepada tiga orang itu.
Mereka langsung mendoakan William.

Dan kemudian, datanglah Meira bersama Darel. Saat Daniel dan Michael keluar bersama para istrinya, mereka berdua menatap Darel dengan serius.

"Mas... ayo" Meira mengajaknya masuk.

"Haloo kak, Halo pak" Meira menyapa dan menganggukan kepalanya. Darel pun juga menganggukan kepalanya

"Perasaan... Baru kemarin bertemu dengannya" kata Meira sambil menatap fotonya William. Lalu ia bersama Darel mendoakannya.

Kemudian datanglah Bella bersama Alex. Bian menunjukan kepalanya untuk menyapa mereka.

Bella dan Alex langsung mendoakannya. Lalu mereka meninggalkan tempatnya.

Lalu datanglah Nathan, Sonya, dan bersama ibunya Wina. Yang dimana dengan kebetulan ibunya Wina bertemu dengan Nathan dan Sonya, Lalu pergi bareng.

"Win" ibunya memanggil Wina dari pintu masuk.
"Maaaa" Ia langsung menangis sekencang-kencangnya dan memeluk ibunya.

"Aku minta maaf ma, aku terlambat untuk pulang ke rumah"
"Nggak nggak, itu bukan salah kamu nak"
"Tapi aku merasa bersalah atas kepergiannya"
"Nggak seharusnya kamu menyalahkan diri kamu, ini udah takdir tuhan, tuhan lah yang sudah menentukan kapan hidup mati seseorang" balas ibunya.

"Ibuu..." Bian menganggukan kepalanya pada ibu mertuanya. Lalu ibunya menghampiri Bian. "Saya... minta maaf, ini salah saya"

Ibu mertuanya langsung memeluk Bian.
"Tidak usah saling menyalahkan diri sendiri nak..."
"Tapi aku benar-benar minta maaf bu, ini salahku bu" jawab Bian dan matanya hampir mengeluarkan air mata.
"Tidak nak tidak. Ibu juga sudah ikhlas dengan ini semua... sudahlahh Kalian" jawab ibunya.

Ibunya Wina langsung melepaskan pelukannya, dan menghampiri foto anak laki-lakinya itu.
"Kamu sangat tampan nak" sambil mengelap fotonya itu. "Semoga tenang yaa disana" tambahan ibunya dan berusaha menahan tangisannya.

The Return Of Revenge (Edwin's Ghost) [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang