Malam hari...
Hansen terus mengingat kejadian yang dialaminya di sekolahnya tadi, ia masih terpikirkan dengan wajah pamannya yang sangat menyeramkan dan menakuti dirinya. Sehingga ia sulit untuk tidur dan menutup matanya. Terus berusaha menutup matanya berkali-kali, tetapi tetap tidak bisa.
Akhirnya ia pun berinisiatif untuk memasangkan earphone di telinganya, dan menyalakan sebuah lagu penghantar tidur yang tenang agar bisa tidur.
Dan beberapa lama kemudian lagu tersebut menjadi redup, dan akhirnya lagu tersebut mati. "Kok... lagunya mati?" berbicara pada diri sendiri dan matanya masih tertutup.
Hansen pun membuka matanya dan... alangkah terkejutnya ia terbangun di sebuah atas plafon rumah dan badannya terbalik melihat ke arah bawah.
"Hahhh? Apa? Apa yang terjadi pada diri gw???".
Dari atas plafon dirinya melihat William sedang berjalan ke dapur. "Hahh? Paman?".
Ia pun mencoba memanggil pamannya itu. "Paman... Pamannn..."
William pun menengok, namun William bukan mendengar suara dari Hansen melainkan dari seorang pria berbusana hitam. Pria itu pun menghampiri William, dan Hansen melihat itu semua dari atas plafon.
"Hahh??? Siapa pria itu?".
Hansen melihat pria itu membawa sebuah pisau.
"Hahh??? Jangan-jangan... pria itu... ingin..." Hansen pun menyadarinya. "Tidak... Tidaaak... JANGAAAN... JANGAAAN" seketika mata Hansen berkaca-kaca."PAMAAAAN... PAAMAAAAANNNN" mencoba terus memanggilnya namun tetap tidak bisa dipanggil.
Secara langsung Hansen pun melihat pamannya ditusuk oleh pria misterius tersebut.
"Arghhh tidaaak... tidaaaak... TIDAAAAAAAK" Hansen pun akhirnya mengeluarkan air mata dan ia pun menangis melihat itu.Hansen menutup matanya lagi sambil mengeluarkan tangisannya "TIDAAAK... Sudahi semua iniiii gw mohon!!!".
Setelah beberapa lama menutup matanya, ia bukan terbangun di kasurnya melainkan di dapurnya. "Hah? Aku... Aku... di...". Ia terbangun di lokasi bekas pembunuhan pamannya, dan dirinya menjadi terkejut karena melihat banyak darah di lantai dapur itu.
"Arrrghhhh aarrgghhhh" Hansen berteriak terkejut melihat darah itu dan nafasnya menjadi ngos-ngosan. Tidak lama setelah itu ia melihat ada suara dari jendela pintu taman, ia pun lagi-lagi sedikit terkejut.
"Siapa itu?" Hansen melihat ke arah jendela itu. Lalu gorden itu bergoyang karena angin dan tiba-tiba memunculkan seorang lelaki yang berdiri disana. Hansen pun langsung shock melihat itu dan dirinya pun berusaha berjalan mundur, tetapi ada sebuah tangan yang muncul dari lantai dan menahan kedua kakinya.
"Aaarrghhhh arrrghhh apa-apaan ini? Hahh???". Hansen menjadi panik dan sedikit mengeluarkan air matanya. Lalu kedua tangannya juga ditahan oleh tangan yang muncul dari lantai itu, akhirnya langkahnya Hansen untuk mundur jadi tertahan karena beberapa tangan yang muncul dari lantai. Hansen tidak ada pilihan lagi selain meminta tolong, berteriak, dan menangis ketakutan.
"CUKUUUUPP... CUKUUPPP... SUDAHI SEMUA INI... MAMAAAA... AYAHHHH... TANTEEEE... SHOPIIII... TOLOOOONG... TOLONG AKU!!!"
"Hai Hans..." William memunculkan dirinya dan berjalan ke arah Hansen.
"Paman... pamaaann ampunn... aku minta maaf kalo ada salah sama pamaaannn...".Lalu William dengan mata putihnya dan badannya yang berdarah berjalan ke Hansen dengan lumayan cepat.
"Kamu tidak ada salah apa-apa kok Hans..." kata William ke Hansen dengan wajah senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Return Of Revenge (Edwin's Ghost) [AU]
Horror[MinMing couple, Leaxybear couple, WenBri couple] 17 Tahun Kemudian Dendam yang terjadi 17 tahun yang lalu, kini terjadi lagi. Kali ini dendam itu meneror seluruh orang yang terlibat dengan Edwin, bahkan Edwin juga menghantui para anak dari Nathan. ...