23. Pengumuman

339 15 0
                                    

tepat setelah pemberitahuan nilai semua anak kelas XII MIPA dan IPS harus berkumpul di lapangan untuk pemberitahuan.

"informasi apalagi ni?" tanya Marvin kepada angaksa, angkasa hanya mengangkat bahu tidak tahu, meski anak pemilik sekolah namun angkasa tidak mau kepo soal urusan seperti ini.

"dih, padahal yang nyampein nih info bapaknya" ucap Liam dengan sinis.

"gue nggak kepo"

"oh aja sih gue mah" ucap Marvin dan langsung diam.

"tes"

"tes"

"ekhem, sudah bisa di mulai anak anak!" suara Barito yang besar dan tegas menggema di seluruh sekolah WIJAYA.

"sudah pak!!" jawab semua anak anak SMA WIJAYA.

"oke. saya mulai sekarang, hari ini ada satu informasi penting untuk kalian. lusa sekolah kalian akan mengadakan kemping bersama! bagi yang mau ikut silahkan isi formulir yang sudah di sediakan oleh pak Kardi" ucap pemilik sekolah, yah. dia wilsen Wijaya lelaki yang sudah berumur namun wajahnya masih terlihat muda.

"siap pak!" jawab mereka serempak angkasa pengecualian.

mereka mengambil satu persatu formulir tanda mereka akan ikut serta dalam kegiatan kemah bersama.

"lo di bolehin nggak?" tanya flora kepada Anggi, Zea, Vanda. Kayra, Leonie dan Alesya.

"insya Allah kayaknya boleh" jawab Kayra di angguki Leonie dan Alesya.

"kalau lo Anggi? zea? Vanda?"

"boleh dong!" jawab Vanda, karna dia tau pasti di bolehin karna memang dia anak yang ingin bebas tanpa kekangan orang tua.

"aku tanya mami sama papi dulu"

"gue nanya ayah dan bunda gue dulu" jawab Zea.

mereka mengangguk "kalau Lo gimana?", tanya Zea kepada flora.

flora mengangkat bahu "nggak tau, gue nanya dulu sama mama, papa gue" mereka semua mengangguk.

"kalau semua boleh, besok kita belanja kebutuhan pas di sana yok?" ajak Alesya di angguki mereka semua "ayok!"

"anjay, seru nih buat wleowleo sama Anggi di gunung" ucap Marvin dengan entengnya membuat angkasa langsung menggeplak kepala Marvin kencang, sesad banget otaknya.

"aduh! sakit bjir..." ucap Marvin sembari mengusap kepala nya yang nyeri nyeri teing ini.

"sesad banget tuh otak" cetus Liam dengan muka yang mengangah, sepupunya ini paling stres di antara dia, angaksa dan sepupunya yang lain.

"iya idih, di gunung sama di hutan mana boleh begitu, yang ada bukannya seneng malahan kebelangsak lo di sana" ucap Savion dan di angguki yang lain, pea aja gitu mau begitu di gunung. gunung kan kesannya mistis gitu meskipun bukan di gunung melainkan di hutan sama aja, apalagi hutan yang rindang menambah kesan horor nya.

"astaghfirullah Marvin, dosa lo begitu!" ucap elang dengan tatapan tajam ke arah Marvin, untung tidak ada Anggi. kalau ada Anggi pasti Anggi langsung marah dan minta putus kepada Marvin.

Marvin hanya menunjukkan cengiran khasnya yang sangat cengengesan itu "hehe, maaf deh nggak gitu lagi" ucap Marvin sembari mengangkat jari nya membentuk v.

"Untung Anggi nggak ngedenger, kalah ngedenger pasti dah marah marah tuh bocah" ujar haka dengan nada menakutkan bagi Marvin.

mereka yang melihat komuknya Marvin hanya bisa menahan tawa, dongo gitu komuknya, tau dongo nggak? kayak cangak gitu.

KASARRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang