Chapter 17

29 15 16
                                    

"Infus, cepat!" titah seorang dokter.

"Cairan pembersih," ucapnya lagi. Kini keadaan di ruangan semakin menegang.

Satu jam yang lalu.

Flashback on

Helikopter Ardy mengejutkan pemilik rumah, orang-orang berpakaian serba hitam keluar dengan pistol di tangan mereka.

DOR!!

Satu tembakan dari mereka untuk helikopter itu, kemudian dibalas oleh pengawal Ardy lainnya. Alhasil mereka saling menembakkan pelurunya masing-masing. Bara yang mendengar keributan diluar, langsung menemui putranya yang masih berada di ruangan gelap dengan kondisi yang sangat lemah.

Bara memerintahkan anak buahnya untuk menjaga Artha, ketika pria itu hendak keluar masuklah orang-orang yang tak diundang.

"Rumah anda telah dikepung tuan Bara. Menyerahlah."

"Apa mau kalian?!" tanyanya panik.

"Kami yakin anda bukan orang yang bodoh. Kami hanya ingin mengambil sesuatu yang memang sudah menjadi milik kami, tuan Baratra yang terhormat." Bara mendengus.

"Anak sialan itu. Kenapa kalian menginginkan anak tak berguna itu, HAH?!"

"Mungkin bagi anda dia tak berguna, namun bagi tuan kami, dia adalah anugerah tuhan yang kami tunggu-tunggu. Dan dia memang tidak pantas jika terus berada digenggaman anda," ucapnya dengan lugas dan santai, terkesan merendahkan pada akhir kalimatnya.

"Tidak sopan! Apa maksud perkataan mu itu, sialan!"

JLEB

Erza lengah ternyata, sebilah pisau menancap tepat dipinggangnya. Yah, lelaki itu adalah Erzaga Bretala, pengawal pribadi Artha. Pasukan yang bersamanya pun maju serentak dan mulai menyerang satu sama lain. 

Lengan yang terangkat menggenggam senjata dengan cengkeraman yang nyaris menghancurkan, otot-otot mereka menegang, berusaha menahan gejolak yang ingin meledak. Detak jantung berdebar keras, seolah beradu dengan setiap langkah yang diambil. Hidung mereka menghirup udara yang semakin berat, membawa aroma darah dan besi yang tajam

"Anda salah orang jika mencari masalah dengan kami, tuan," ucap Bond pria bertubuh kekar dengan wajah yang selalu konyol.

"Kalian juga mencari mati karena sudah memasuki kediamanku dengan seenaknya!" Bara hendak meraih pistol yang tergeletak tak jauh darinya, milik salah satu anak buahnya yang sudah tumbang lebih awal.

Namun dengan gerakan gesit Bond sudah menendang pistol itu jauh lebih dulu kemudian menendang Bara cukup keras hingga terbatuk-batuk.

DUM!!

Suara ledakan terdengar begitu keras dari arah luar, bertepatan dengan Artha yang sudah dibawa pergi begitupun Erza yang sedang dibopong oleh pengawal Ardy lainnya. Bara tertawa puas.

"Sudah kukatakan bukan, kalian hanya mencari mati disini," pria itu menyeringai, lantas bangkit lalu menyerang Bond dengan brutal namun, Bond adalah  pria yang tangguh sehingga dapat mengimbangi serangan-serangan Bara.

"SEKARANG!" ucap Bara keras entah dengan siapa.

Tak lama ruangan itu dipenuhi dengan asap, penglihatan Bond terhalang, Bara diam-diam keluar dari ruangannya. Kini Bond terbatuk-batuk di dalam sana, ia berusaha mencari pintu keluar.

Sedangkan pengawal Ardy yang diluar sudah berhasil dinaikkan ke dalam helikopter.

"Tunggu apalagi?" tanya Frandy yang memegang kemudi.

ResetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang