Bel istirahat berbunyi beberapa menit lalu, semua siswa-siswi Zervard High School berhamburan meninggalkan kelas, di mana tempat untuk mengisi perut menjadi mangsa mereka saat ini. Setibanya di kantin Erika langsung baris di barisan siswa-siswi dari kasta dua berada.
"Lo baris di depan sana, Ra" Erika menunjuk barisan paling depan di mana siswa-siswi dari kasta pertama berada.
Ucapan dari sahabatnya itu membuat Amora langsung menoleh pada barisan paling belakang di mana barisan itu selalu disela oleh siswa-siswi yang baru berdatangan, bahkan untuk mengambil makan pun diberlakukan dengan kasta.
"Nanti gue tunggu di sana" ucap Amora lalu melangkahkan kakinya menuju barisan paling depan setelah mendapat anggukan dari sahabatnya itu.
Setibanya di barisan paling depan Amora pun langsung mengambil nampan makanan, ia baru saja hendak melangkah untuk mengambil makanan tapi langkahnya tertahan karena empat orang laki-laki yang tiba-tiba baris di hadapannya dan mengoper nampan makanan satu sama lain.
Hembusan napas kasar keluar dari bibir Amora ketika melihat keempat pelaku tersebut, siapa lagi kalau bukan Bastian dan teman-temannya?
"Selama tujuh belas tahun kalian hidup, apa nggak pernah tau caranya antri?" ucapan dari Amora tentunya membuat keempat laki-laki itu menoleh padanya, sedangkan Erika yang melihat dari kejauhan hanya bisa pasrah jika keributan terjadi lagi saat ini.
"Mau gunain waktu istirahat lo dengan tenang atau mau buang waktu istirahat lo kali ini?" tanya Aghas yang kebetulan berdiri tepat di hadapan Amora. "Lo baru selesai menghadap kepala sekolah, mau menghadap kepala sekolah lagi?" sambungnya.
Amora mengepalkan tangan kirinya kuat-kuat, sebenarnya ia tidak mau harus terus-menerus berurusan dengan mereka tapi ada saja hal yang memaksa dirinya harus berurusan dengan mereka, apalagi Bastian.
"Lo anak baru di sini dan belum tau apa-apa, maka dari itu cukup liat dari posisi lo berada kalau lo mau tenang ada di Zervard" peringatan dari Aghas mampu membuat Amora mengatupkan bibirnya rapat-rapat.
Bukan Amora tidak mau membalas, hanya saja masalah di hari pertama sekolahnya sudah terlalu banyak, ditambah ia belum mengetahui lebih jauh keempat laki-laki yang dihadapinya saat ini, maka dari itu ia harus menahan diri agar tidak terpancing dengan hal-hal yang diciptakan oleh para laki-laki itu.
Sebelah sudut bibir Bastian terangkat, dirinya tidak perlu repot-repot membuat Amora terdiam karena dengan Aghas seorang diri pun cukup menghentikan pergerakan dari Amora. Tak lama keempat aki-laki itu pun satu per satu meninggalkan tempat pengambilan makanan lalu menuju meja di mana ada satu meja memang dikhususkan untuk mereka.
Setelah nampan makanannya terisi penuh Amora pun segera mencari meja kosong, ia juga sengaja mencari meja yang cukup jauh dari meja Bastian dan teman-temannya karena dirinya sudah benar-benar muak jika harus melihat mereka lagi dan lagi. Hembusan napas lega keluar dari bibir Amora setelah ia mendudukkan tubuhnya dan tidak lama pun Erika menghampiri dirinya.
"Bagus kalau lo bisa nahan diri kaya tadi" ucap Erika seraya menaruh nampan makanannya di meja lalu mendudukkan tubuhnya di hadapan Amora.
"Nanti tolong kasih tau ke gue informasi tentang mereka semua, terutama Bastian" pinta Amora.
"Percuma, mereka semua bukan orang yang gampang dikalahin, kalaupun lo mau balesin dendam ke mereka nggak akan bisa karena lo sendirian, Ra" jelas Erika pasalnya Zervanos tidak semudah itu untuk dikalahkan, mereka selalu punya seribu cara untuk mengalahkan orang-orang yang berurusan dengannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
VENOMOUS
Teen Fiction[ Cover Design by @jeasy_art ] Renggala Bastian Bratadikara, seorang laki-laki yang sangat berpengaruh pada salah satu sekolah bergengsi di ibu kota Jakarta, Zervard High School. Bastian memanfaatkan posisi dirinya yang berada di kasta pertama untuk...