[ Cover Design by @jeasy_art ]
Renggala Bastian Bratadikara, seorang laki-laki yang sangat berpengaruh pada salah satu sekolah bergengsi di ibu kota Jakarta, Zervard High School. Bastian memanfaatkan posisi dirinya yang berada di kasta pertama untuk...
Banyaknya bintang membuat keindahan pada langit malam di ibu kota Jakarta, Bastian baru saja turun dari mobilnya lalu melangkahkan kedua kakinya untuk masuk ke dalam club yang cukup mewah. Laki-laki itu sudah melakukan reservasi mengingat dirinya benar-benar membutuhkan hal untuk melupakan segala permasalahan yang menimpanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam ini Bastian mengenakan kemeja putih yang dimasukkan ke dalam celana hitamnya dengan bagian lengan baju yang digulung. Langkah demi langkah membawa Bastian menuju sofanya berada, di mana di atas meja yang telah direservasinya sudah terdapat beberapa camilan serta minuman beralkohol.
Baru saja Bastian mendudukkan tubuhnya, dirinya langsung disambut dengan sebuah tulisan pada layar yang berada di panggung, bertuliskan 'WELCOME BACK TUAN MUDA BASTIAN' membuat beberapa orang pada seisi club mencari sang pemilik nama.
Bastian menuangkan beberapa es batu pada gelas, membuka tutup botol minuman yang tersedia di mejanya, lalu menuangkannya secara perlahan, setelah dirasa cukup ia pun membawa masuk minuman beralkohol itu pada tenggorokannya. Suara musik yang begitu kencang, lalu dipadukan dengan pencahayaan lampu yang berubah-ubah warna mampu mengusir segala permasalahan pada dirinya, walaupun tak bertahan lama tapi setidaknya ia bisa merasakan ketenangan saat ini.
Sebatang rokok Bastian bakar lalu ia hisap dengan perlahan namun pasti, membuat dirinya menjadi pusat perhatian dari perempuan-perempuan yang berada di sekitarnya. Bagaimana tidak? Siapa yang tidak ingin menemani tuan muda apalagi sendirian seperti itu?
Hisapan demi hisapan membuat sebatang rokok yang berada di tangan Bastian berkurang, es batu pada gelas sengaja dibiarkan mencair karena ia tidak akan meminum minuman beralkoholnya mengingat besok masih hari sekolah. Pandangan Bastian kini teralihkan pada sofa yang berada tidak jauh darinya di mana ia melihat seorang perempuan sangat dikenalinya terduduk sendirian dan dalam keadaan mabuk.
"Amora?" nama perempuan itu keluar dari bibir Bastian hingga membuat dirinya mengurungkan niatnya untuk menghisap rokoknya kembali.
Hembusan napas keluar dari bibir Bastian setelah mengamati perempuan itu benar Amora, apa Jakarta sesempit ini hingga dirinya lagi dan lagi harus bertemu dengan perempuan itu bahkan diluar sekolah sekali pun? Tak lama Bastian pun mengalihkan pandangannya dari Amora lalu kembali menghisap rokoknya yang sebentar lagi habis.
Namun pandangan Bastian terpaksa harus kembali teralih pada sofa yang Amora duduki ketika melihat seorang laki-laki menghampiri perempuan itu. Di sisi lain Amora tersadar dengan kedatangan seseorang, di mana laki-laki tak dikenalnya itu berusaha menggoda dirinya. Dengan kepalanya yang terasa berat Amora berusaha menjauhkan tubuhnya dari tubuh laki-laki itu.
Merasa tidak ada yang beres dengan apa yang dilihatnya membuat Bastian mematikan rokoknya, bangun dari duduknya, lalu melangkahkan kedua kakinya untuk menghampiri Amora. Sebenarnya Bastian tidak ingin mempedulikan perempuan itu, tapi sepertinya perempuan itu benar-benar membutuhkan pertolongan, dan entah apa yang dilakukannya, ia hanya mengikuti kata hatinya yang menyuruh dirinya untuk melakukan ini semua.