Rumor

317 23 0
                                    

Setelah melewati hari liburnya yang cukup tidak baik, kini Amora harus kembali bersekolah dan menghadapi hari senin, di mana hari yang sangat malas Amora hadapi. Amora hanya bisa berharap agar segala rintangan di hari ini tidak terlalu berat dan tidak membuat suasana hati yang sudah ditatanya dengan rapi menjadi hancur kembali.

Orang-orang yang Amora lewati tidak seperti biasa, banyak pasang mata melihat ke arahnya dengan bisikan-bisikan yang Amora jelas tidak ketahui. Apa dirinya membuat keanehan saat ini? Tapi ia merasa tidak melakukan hal aneh, lalu apa yang membuat pasang mata melihat ke arahnya?

Amora sebenarnya tidak ingin mempedulikan hal itu, harusnya sudah menjadi hal yang biasa ketika dirinya menjadi pusat perhatian namun lama-kelamaan ia mulai penasaran dengan hal apa yang membuat dirinya menjadi pusat perhatian dan perbincangan kali ini.

"Amora!"

Amora menghentikan langkahnya, menoleh ke arah sumber suara, dan mendapati Erika tengah berjalan ke arahnya.

"Lo sehari nggak jadi pusat perhatian apa nggak bisa, hah?" pertanyaan Erika tentu membuat Amora mengernyitkan keningnya.

"Maksud lo? Pusat perhatian gimana? Perasaan, gue lagi nggak ngelakuin apa-apa" Amora merasa seratus persen dirinya tidak melalukan suatu hal yang membuat dirinya menjadi pusat perhatian saat ini.

Erika menatap sahabatnya itu tidak percaya, apa yang Amora katakan? Tidak melakukan apa-apa? Kalau Amora tidak melakukan suatu hal tidak mungkin dia menjadi pusat perhatian satu sekolah saat ini. Tak lama Erika pun mengeluarkan handphone-nya, menunjukkan sebuah artikel yang di mana di dalamnya terdapat dua buah foto, foto Amora dengan Bastian.

Amora membulatkan kedua matanya, merebut handphone yang berada di tangan Erika untuk melihat dengan jelas isi artikel tersebut. Satu foto tersebut diambil saat Amora dengan Bastian masuk ke dalam apartemen milik Bastian, sedangkan satu fotonya lagi diambil saat tangan Amora ditarik oleh Bastian waktu di lapangan golf.

"Siapa yang buat artikel itu? Kenapa bisa dari sekian banyaknya siswa-siswi di sini malah gue yang dijadiin bahan artikel sampah kaya gitu?" cerocos Amora seraya menyerahkan handphone pada Erika.

"Gue udah bilang ke lo dari awal, kalau lo itu belum tau Zervard lebih jauh dan ini maksud dari ucapan gue waktu itu" jelas Erika seraya memasukkan kembali handphone-nya ke dalam saku seragam sekolah yang dikenakannya.

Amora terdiam, pantas saja sedari tadi dirinya menjadi pusat perhatian karena adanya artikel konyol seperti itu. Baru saja dirinya berharap bisa melewati hari ini dengan baik, tapi baru saja dimulai dirinya sudah harus menghadapi permasalahan lagi.

"Walaupun lo ada di kasta pertama, banyak orang-orang yang mau nyingkirin lo atau cuma sekedar cari masalah sama lo, ditambah lo lagi terkenal banget belakangan ini semakin jadi sasaran empuk buat mereka-mereka" sambung Erika.

Hembusan napas kasar keluar dari bibir Amora, sepertinya hari-harinya hanya digunakan untuk menghadapi masalah. "Bantu cari tau siapa yang buat artikel itu"

"Jadi semua isi di artikel itu bener? Malemnya lo ada di apartemen Bastian dan besok paginya kalian main golf bareng?" tanya Erika, pasalnya selama dua hari itu dirinya terlalu sibuk dan tidak sempat berkirim pesan pada sahabatnya. "Dan lo udah ada hubungan sama Bastian?"

"Gue nggak akan nyuruh lo untuk cari yang buat artikel kalau emang artikel itu bener. Gue emang ke apartemen Bastian dan besok paginya ketemu waktu golf tapi itu semua nggak kaya yang tertera di dalam artikel itu dan nggak kaya yang orang lain pikirin" jawab Amora seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

Erika yang mendengar penjelasan Amora mengerutkan keningnya, ia semakin tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi di antara Amora dan Bastian. "Apa yang sebenernya terjadi di antara lo sama Bastian pada dua hari itu?"

VENOMOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang