Sesampainya nya di rumah Yara langsung memandi kan Rion.
"Kamu tunggu sini ya, aku mau masak makan malam buat papa kamu" ucap Yara setelah menaruh Rion di atas sofa.
Melihat kepergian Yara kearah dapur Rion hanya diam.
'Cih Roy doang yang di masakin makan malam? Aku enggak?'
Rion menatap punggung Yara dengan tatapan kesal.
Tidak lama setelah itu Terdengar suara mobil yang berhenti di depan rumah.
Yara lantas mengalihkan perhatian nya dari bahan-bahan makan menjadi kearah pintu. Dengan gerakan cepat ia mencuci tangan dan bergegas untuk membukakan pintu.
"Selamat datang pak, maaf makan malam nya belum siap" Yara menyambut kedatangan tuan rumah ini dengan senyum terbaik nya
Rion yang melihat senyum Yara semakin itu untuk Roy seketika kesal. "Rara!" Anak itu berteriak kencang.
Yara dan Roy terkejut mendengar suara Rion. Yara menatap anak itu dengan tatapan bertanya, 'ada apa?'
"Cepat buat makan, aku lapar" Rion membuang wajah nya ke arah lain dengan ekspresi kesal.
Yara dan Roy saling bertatapan sejenak setelah mendengar ucapan Rion dan pada akhirnya berjalan bersama memasuki rumah.
Roy meletakan tas nya di sofa dekat Rion. "Maaf tuan" ucap nya pelan, agar Yara tidak mendengar.
Roy melihat kearah Yara yang sibuk kesana kemari di dapur, Roy fikir gadis itu butuh bantuan dari nya mengingat baru aja tadi sang tuan besar meminta makanan dengan cepat.
Roy berjalan mendekat ke arah Yara, berniat membantu gadis itu. "Biar saya bantu" Roy menggulung lengan kemeja nya dan mencuci tangan nya sebelum memegang bahan-bahan makanan.
Yara yang terkejut langsung menolak nya. "Enggak usah Pak, saya bisa sendiri, pak Roy istirahat aja capek pasti abis pulang kerja"
"Gak papa Yara saya bantu kamu aja" Roy mengambil alih bahan makanan yang sebelum nya di potong-potong menjadi beberapa bagian oleh Yara.
"Kamu urus yang lain aja, biar ini saya yang urus"
"Iya pak" Yara tidak bisa lagi membantah dan memilih melanjutkan kegiatan memasak nya.
Tanpa kedua nya sadari ada seseorang yang menahan rasa kesal nya.
'Kenapa mereka terlihat seperti sepasang kekasih?!'
Anak itu memilih abai dan kembali memfokuskan diri ke arah televisi mencoba mengabaikan kegiatan dua orang yang tidak jauh dari nya.
Mata nya masih terus fokus ke televisi tapi telinga nya terus saja mendengar perbincangan meraka yang di iringi dengan candaan.
"Kalo lagi di ruamh panggil saya jangan Bapak, Ra" ucap Roy.
"Terus saya manggil apa pak?"
"Apa aja bebas"
"Kalo sama saya santai aja Ra jangan terlalu formal" ucap Roy.
Yara menatap Roy tidak percaya, di luar dugaan Roy lebih baik dari yang Ia pikiran. "Iya, mas" sebenarnya Yara merasa sedikit cangung saat memanggil Roy dengan sebutan 'Mas' tapi tidak ada panggilan yang lebih sopan dari itu.
Masa iya harus Aa? Kakak? Apa lagi selain panggilan itu? Cuma Mas yang tepat.
Roy menahan senyum nya sebisa mungkin, jarang sekali dirinya mendengar panggilan ini dari lawan jenis tentu nya.
Kuping nya memarah menahan rasa malu, dulu sebelum meratantau ke kota dan mencari kerja Roy sering kali di panggil mas oleh ibu dan adik nya.
Orang tua Roy tidak sepenuhnya asli Indonesia, ibu nya orang Yogyakarta sedangkan ayah nya orang Belanda yang tinggal di Yogyakarta. Dulu usai kemerdekaan indonesia nenek dan kakek dari pihak ayah nya memilih menatap di Indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy
FantasiSkayara Abhista seorang gadis yang baru saja lulus sekolah menengah Atas sebenarnya ia lulus 3 bulan lalu dan sekarang tengah mencari pekerjaan. Sudah berusaha mencari kemana-mana tetapi diri nya belum mendapatkan pekerjaan. Sahabat nya yang bernam...