08. Gadis menyebalkan

1.9K 156 12
                                    

"Rion, kamu gak mau main sama aku" Dela yang duduk di samping Rion masih terus mencoba menarik perhatian anak itu.

Dela mencolek lengan Rion mentoel pipi nya bahkan mengusap sekilas rambut anak itu tapi sampai saat ini belum mendapatkan respon apapun.

Rion hanya terdudk diam di atas sofa dengan muka datar yang cenderung di tekuk. Mungkin jika Yara sudah selesai makan ia akan beralih ke pangkuan gadis itu tapi saat ini Yara sedang menghabiskan bekal nya usai menyuapi bagian untuk dirinya tadi.

Yara yang melihat interaksi keduanya hanya menahan geli, mereka berdua sungguh lucu yang satu super aktif dan satu lagi sangat irit merespon. Yara membayangkan jika kedua nya dekat menjadi teman bermain pasti lebih lucu.

Perjuangan Dela untuk mendekati Rion akan di bantu dengan baik oleh Yara. Misi nya saat ini ingin membuat Rion memiliki seorang teman.

"Bentar ya aku mau ke toilet dulu" Usai merapihkan bekal nya ke dalam tas Yara berdiri dan berjalan menuju pintu keluar ruangan ini.

Toilet ruangan ini cuma ada satu, dan itu di dalam kamar pribadi milik Rion.

Biasanya Roy atau karyawan yang berada di lantai ini menggunkan toilet bersama yang berada di dekat dapur kantor.

Langkah Yara terhenti saat mendengar Rion memanggil nya. "Rara pakai toilet yang di dalam aja"

Yara menoleh ke arah anak itu. "Emang boleh? Itu kan punya papa kamu"

"Enggak papa pake aja" Rion mengambil tangan kanan Yara dan menarik gadis itu ke arah kamar pribadi miliknya, yang di buka menggunkan akses kartu.

"Pakai aja aku tunggu luar" Setelah mendorong bokong gadis itu ke dalam, Rion kembali menutup pintu.

Tinggi nya yang tidak seberapa di banding Yara membuat ia harus melakukan hal itu di bagian belakang gadis itu.

Setelah menutup pintu kembali, Rion berjalan menuju sofa dan duduk di sana.

Dela yang melihat Rion kembali duduk menatap anak itu dengan binar di matanya.

"Kamu lucu banget sih, kan aku jadi suka" Dela mendekatkan wajah nya saat mengatakan hal itu.

"Kamu gak mau temenan sama aku?"

"Padahal aku cantik lohh"

"Aku suka kamu, kamu ganteng banget. Kata bunda harus cari cowok yang ganteng buat di nikahin"

"Kenapa diem aja sih" Dela duduk lebih dekat dengan Rion, tangan gadis itu aktif mencolek bagian tubuh Rion sana sini sambil terus berceloteh.

"Gemes banget sih" Dela mencubit pipi Rion yang kini nampak marah karena menahan kesal.

"Berisik, pengganggu, banyak tingkah" Rion hanya bisa mengatakan ini dalam hati nya.

"Nanti kalo udah besar nikah nya sama aku ya..." saat ini Dela memeluk Rion tiba-tiba dan hendak mencium pipi nya

BRUK!

"Gadis gila" ucapnya setelah berhasil mendorong gadis itu dan jatuh ke lantai.

Rion pergi mengambil kembali kartu akses milik nya dan berjalan ke arah kamarnya.

Dela yang masih syok dengan serangan Rion hanya bisa terdiam duduk di lantai.

Rion terduduk di sofa dalam kamar. Emosi nya sangat tidak stabil, menjadi anak balita tidak mengenakan semua nya terasa sangat berat, padahal hanya kejadian tadi tapi dirinya sangat kesal sampai-sampai ingin menangis.

"Loh kamu kok di sini" Yara yang baru saja selesai menggunakan toilet menatap Rion yang terududk dengan kepala menunduk.

"Maaf ya lama perut aku tadi sakit" Yara duduk bertumpu menggunakan lutut nya di depan Rion.

"Kenapa kak Dela nya di tinggal sendiri?" Tanya Yara. Bisa ia lihat dengan jelas wajah merah anak itu yang seperti menahan sesuatu.

Tidak mengatakan apapun Rion beralih kepelukkan Yara, dia menyadarkan kepala nya di pundak gadis itu.

Yara membalas pelukan nya dan mengusap kepala anak itu dengan lembut. "Kenapa hm..?"

"Gak suka.." suara Rion terdengar paruh, seperti menahan tangis.

"Apanya yang Gak suka?" Yara mencoba bertanya lebih perlahan.

"Dia.. hiks... ganggu aku, Gak suka.." Yara bisa merasakan pundak nya basah dan suara tangis Rion meskipun kecil.

"Ya udah, sama aku dulu di sini ya" mengerti apa yang di rasakan Rion. Yara mencoba membujuk anak itu.

"Mau pulang" ucap nya, emosi yang sangat tidak stabil untuk sekarang ini terbukti dirinya yang menangis saat merasa kesal.

"Kalo kita pulang nanti kak Dela gimana? Ayah sama bunda nya belum selesai rapat. Masa mau kita tinggal, kan kasian"

"Biarin aja, kita tinggalin dia" ucap Rion

"Jangan dong kan kasian" Yara masih terus mengusap rambut Rion.

Setelah beberapa menit di rasa Rion sudah lebih tenang. "Kita keluar ya, kasian kak Dela nya sendiri di luar" Yara mengajak Rion untuk keluar dari ruangan ini.

Yata akhirnya menggendong Rion dan membawa anak itu keluar dari kamar ini.

Yara melihat Dela yang terududuk seraya memainkan ponsel milik nya yang tadi di berikan ibunya sebelum pergi.

"Kak Dela nya diem aja tuh" gadis itu berbisik kepada Rion.

"Enggak, dari tadi gak bisa diem" balas Rion.

Yara duduk di sofa dengan Rion di pangkuan nya anak itu sama sekali tidak ingin pindah dan beranjak dari atas tubuh nya.

15 menit berlalu, masih dengan posisi yang sama. Begitupun Dela yang masih diam sibuk memainkan ponsel nya. Yara tadi nya ingin mengajak gadis itu berbicara tapi saat akan mengeluarkan suara Rion menutup mulutnya dengan tangan seraya menggeleng kan kepala nya.

Mau tidak mau Yara harus menuruti takut-takut nanti Rion kembali menangis.

Terdengar suara pintu di buka. Roy dan kedua orang tua Dela sudah kembali.

"Bunda.." Dela berlari menghampiri kedua orang tua nya.

"Kita pulang ya sayang" sang ibu mengusap rambut anak nya sayang. Dela mengangguk menyetujui nya.

Sonia tersenyum manis. "Pak Roy kalo begitu saya pamit dulu, terimaksih atas jamuan dan rapat nya hari ini "

"Sama sama Bu, saya harap kerja sama kita bisa berjalan dengan baik" Ucap Roy.

"Sekali lagi terimakasih pak Roy" Sean menjabat tangan Roy, tanda perpisahan.

"Dadah kakak, dadah Rion.." ucap Dela.

"Dadah cantik, hati-hati di jalan ya" Yara tersenyum usai mengucapkan itu. Ada perasaan tidak enak karena selama bersama nya Dela tidak di jaga dengan baik apa lagi mengingat sifat Rion pada gadis itu.

Setelah kepergian keluarga kecil itu, Yara berniat untuk kembali kerumah mengingat hari sudah mulai sore.

"Pak saya pulang dulu ya, udah sore Rion juga belum mandi" ucap Yara.

"Ya sudah kamu pulang dulu, saya pulang sebentar lagi. Saya lagi mau makan di rumah" ucap Roy.

Mendengar perkataan Roy membuat Yara terdiam sejenak, ini artinya mereka bertiga akan makan berama malam ini. "Baik pak, saya pamit dulu"

"Pamit dulu sama papa" Pinta gadis itu kepada Rion.

Dengan berat hati Rion mencium tangan Roy, anak itu menatap tajam kepada Roy setelah nya tanpa sepengtahuan Yara.


Maaf kan typo yang bersebaran ya
Jangan lupa untuk komen dan vote😉👉

See youuu

Coupranghae🍒

26.06.24

CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang