25. Mulai Gila

746 77 22
                                    

Suara ketukkan pintu membangunkan Yara dari kegiatan berbaring nya. Gadis itu berjalan dengan malas ke arah pintu.

Saat pintu di buka terlihat pria bertubuh tinggi berdiri tegap di depan pintu. "Lapar" satu kata yang keluar dari mulut nya.

Yara mengangguk berjalan melewati Rion, benar ini salah satu pekerjaannya memberi tuan rumah makan.

Yara menuruni tangga dengan di ikuti Rion di belakang nya, pria itu berjalan tanpa membuka suara sedikit pun.

Yara mengambil bahan makanan yang berada di dalam laci khusus untuk Rion, gadis itu memasak dengan mulut terkunci enggan berbincang sedikit pun.

Rion yang sedari tadi diam memperhatikan gadis itu. "Rara" panggil nya.

Yara menatap Rion dengan pandangan bertanya.

"Masakan nya" Setelah mendengar kalimat itu Yara langsung tersadar.

"Maaf, maaf aku lupa" gadis itu membuang bahan setengah jadi ke tempat sampah.

Ia hampir saja membuat masakan untuk Rion versi balita.

Tanpa sepata kata lagi Yara mengambil bahan masakan baru untuk di masak nya.

Rion menatap Yara yang kembali sibuk dengan bahan masakan. Gadis itu membuat tumis kangkung, ayam goreng beserta bakwan jagung tidak lupa dengan sambal.

Cukup lama sampai semua masakan itu tersaji di atas meja dan selama itu juga Rion menatap Yara tanpa mengalihkan pandangan nya sedikit pun.

Yara menyadari jika dirinya di tatap tanpa henti oleh pria yang menjadi majikan nya.

"Udah dulu ngeliatin nya, makan sini" Yara meletkan dua piring kosong di atas meja makan satu untuknya dan satu lagi untuk Rion.

Sesuai dengan perintah Yara, kaki nya melangkah mendekat ke arah gadis itu, duduk di atas kursi yang berada tepat di samping Yara.

Yara mengambil kan lauk pauk beserta nasi ke dalam piring dan menyajikan nya di hadapan Rion, setelahnya ia mengambil makan untuk dirinya sendiri.

Saat hendak menyaupi sendok ke dalam mulut nya, sebuah suara membuat nya  berhenti.

"Suapin" Rion berucap tanpa menatap gadis itu, ada sedikit rasa malu dan gengsi saat mengatakan nya.

Yara terdiam ingin membantah tapi ia ingat ini adalah pekerjaan nya.

Tanpa sepata kata gadis itu mengambil alih piring milik Rion tangan nya bergerak untuk menyuapi pria di depan nya.

"Aaa.." Rion membuka mulut nya dengan suka rela.

Perasaan senang menyelimutinya, ini yang ia mau tidak ada perubahan sikap dari Yara meskipun tahu perubahan yang ia alami.

Yara menyuapi Rion dengan telaten sama seperti yang biasa di lakukan nya.

"Kamu ikut makan Rara"

Yara menggeleng. "Kamu aja dulu, aku makan abis kamu aja"

"Makan Rara" kali ini suara Rion penuh penekanan.

Gadih itu tertegun sejenak mendengar suara Rion yang nampak berbeda tapi ia tetap menuruti permintaan nya.

Saat hendak mengambil piring milik nya suara Rion kembali membuat nya menatap pria itu dengan pandangan sulit di artikan.

"Punya aku, makan punya aku aja" kedua mata nya menatap langsung mata gadis di depan nya.

Dari tatapan tersirat makna yang tidak ingin di bantah. Membuat Yara terdiam mungkin beberapa hari yang lalu atau bahkan beberapa bulan yang lalu Yara sering menghabiskan makanan sisa Rion tidak jarang juga ia makan bersama anak balita itu. Tapi sekarang semua nya berbeda.

Pada akhirnya tanpa membantah Yara menuyapkan satu sendok ke dalam mulut nya. Rion yang melihat itu tersenyum penuh kemenangan.

Seterusnya seperti itu mereka makan dengan piring yang sama dan sendok yang sama, bahkan setelah satu piring milik Rion habis kedua nya lanjut makan bersma dengan piring kedua milik Yara.

Setelah selesai makan kedua nya pergi menyelesaikan urusan masing-masing. Lebih tepat nya Rion yang lebih dulu pergi ke ruang kerja nya.

Sedang kan Yara, gadis itu berada di taman belakang rumah ini menikmati hembusan angin, beruntungnya cuaca hari ini tidak panas. Yara duduk di bawah pohon rindang beralasan kain yang ia bawa dari dalam rumah.

Menyadarkan tubuh nya ke batang pohon, membayangkan bagaiman pekerjaannya yang harus terus berjalan sampai satu tahun kedepan.

Yara sudah berusaha menghubungi Roy tapi tidak ada satu pun pesan nya yang di baca oleh pria itu.

Ia berniat bernegosiasi dengan pria itu, karena bagaimana lun dirinya tanda tangan kontrak kerja di hadapan pria itu. Bisa di katakan Yara yang menjalin kerja sama dengan Roy, bukan Rion.

Memejamkan mata nya, menghirup udara segar di sekitar nya. Tidak pernah terbayangkan dalam hidupnya akan ada  hal di luar nalar terjadi pada nya.

Yara menatap foto Rion yang ia ambil secara asal untuk mengabadikan hari-hari nya dengan Rion berharap suatu hari foto ini bisa ia tunjukkan pada anak itu ketika dewasa dan bisa menceritakan ulang latar belakang dari foto itu.

Tapi hal itu tidak akan pernah terjadi.

Kini jam menunjukkan pukul 4 sore tinggal beberapa jam lagi sampai dirinya kembali pulang kerumah dan menyudahi kegilaan ini.

***

Rion di dalam ruang kerja nya sedang fokus mengerjakan sesuatu.

Sesuatu yang akan menguntungkan nya di masa depan.

Pria dewasa itu berniat membuat Yara tinggal di rumah ini dan terus berada di sisi nya, ia akan meminta Roy menyiapkan kamar untuk Yara.

Apapun cara nya agar Yara berada di sisinya.

Pria itu mengambil ponsel miliknya dan menghubungi seseorang.

"Buat kan satu kamar khusus Yara di lantai 1, kerjakan dalam 2 hari jangan sampai gadis itu tau" Setelah nya Sambungan telfon terputus.

Rion berencana untuk menaruh kamera di setiap sudut rumah bahkan kamar mandi khusus yang berada di dalam kamar Yara.

Gila memang, tapi apa boleh buat gadis itu sendiri yang mebuatnya gila.

Entah sejak kapan tapi yang jelas dirinya tidak bisa lama-lama tanpa menatap gadis itu.

Semua cara akan ia lakukan agar gadis itu terus berada di dekat nya.

Termasuk mengorbankan dirinya sendiri.

Rion sudah memesan obat khusus untuk dirinya, obat yang akan di buat langsung di laboratorium nya.

Obat yang pasti akan menguntungkan nya.

Maaf kan typo yang bersebaran ya
Jangan lupa untuk komen dan vote😉👉

See youuu

Coupranghae🍒

06.11.24

CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang