Rion menutup tubuh nya dengan selimut, saat ini perasaan nya campur aduk. Sedih, marah, kecewa semua hal negatif ia rasakan.
"Jadi balita memang merepotkan" emosinya tidak stabil, rasa nya sangat kesal sampai-sampai ingin menangis.
"Untuk apa, memikirkan mereka berdua, tidak berguna lebih baik tidur" Rion menarik selimut dan menutup seluruh tubuh nya.
Beberapa menit kemudian ia kembali membuka nya. "Menyebalkan" otak nya sedari tadi berfikir kemungkinan hal yang akan terjadi antara Yara dan Roy, bisa saja kedua nya jatuh cinta kan.
"Tidak, hal itu tidak mungkin terjadi" Rion berusaha menenangkan pikiran dan hati nya, ia tahu rencana setelah semua nya berhasil kembali normal.
Ia dan Roy akan pergi dari negara ini dan mendirikan rumah sakit beserta laboratorium rahasia di tempat lain. Dirinya akan benar-benar menghilang dari tempat nya saat ini agar Yara tidak mengetahui hal yang terjadi sebenarnya.
Hal mustahil yang sulit di terima oleh akal manusia, tidak akan ia biarkan orang lain mengetahui nya, dirinya tidak ingin hal ini menjadi masalah besar untuk kedepan nya.
Butuh waktu lama untuk nya tertidur pulas malam ini. Sampai akhirnya pagi hari datang seperti biasa gadis itu akan datang ke kamar nya mempersiapkan semua untuk nya.
Kecupan di dahi dan pipi nya ia dapat dari gadis itu disertai suara lembut yang terdengar memanjakan telinga harum manis dan menenangkan memasuki indra pencium nya.
"Bangun Rion.. sarapan nya udah jadi, sekarang waktunya mandi" Yara berbisik tepat di telinga anak itu seraya mengusap wajah nya.
Beberapa saat kemudian Rion membuka mata nya melihat wajah manis dan cantik pengasuh nya, mungkin setelah semua nya kembali normal ia tidak akan pernah melihat atau pun bertemu lagi dengan wajah ini.
Rion tidak berniat sama sekali untuk menikahi seorang wanita di kehidupan nya, bukan berarti dia Gay. Dirinya hanya tidak ingin memiliki keluraga ataupun membangun sebuah keluarga.
Rion hanya ingin menerus kan mimpi nya mewujudkan hal-hal yang tidak pernah terjadi di bumi ini.
Rion merasakan tubuh nya di angkat dan di bawa kedalam kamar mandi.
Rutinitas hari nya sama seperti biasa tidak ada yang berubah kecuali kemarin, dan ia tidak menyukai hal itu.
Saat menyantap sarapan pagi nya, Rion mendengar gadis itu berbicara lewat telfon oleh seseorang mereka seperti menentukan hari yang tepat untuk pergi ke suatu tempat.
"Maaf ya kak, belum bisa pergi kalo akhir minggu ini"
"Iya kak, nanti kalo aku libur kerja aku kabarin kakak ya"
"Aku pulang enggak tentu tapi kisaran jam setengah sembilan"
"Enggak usah kak, aku biasa pulang naik ojek online"
"Enggak kak, aku gak mau ngerepotin"
"Oh, ya udah nanti aku kirim alamat nya ya"
"Makasih kak Aska"
Sambungan telfon terputus begitulah pembicaraan yang Rion dengar sepanjang sarapan nya di atas meja makan.
Terlihat jelas ekspresi senang dari wajah gadis itu bahkan sekarang sudah ada guratan merah di kedua pipi nya.
Rion mendengus kesal, banyak sekali yang lawan jenis yang berdekatan dengan gadis ini.
***
"Selamat malam Rion" Yara mengecup pelan kening anak itu sebelum pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy
FantasySkayara Abhista seorang gadis yang baru saja lulus sekolah menengah Atas sebenarnya ia lulus 3 bulan lalu dan sekarang tengah mencari pekerjaan. Sudah berusaha mencari kemana-mana tetapi diri nya belum mendapatkan pekerjaan. Sahabat nya yang bernam...