Hari-hari selanjut berjalan seperti biasa, Yara yang datang pukul 8 pagi dan pulang seteleh Rion tertidur.
Pagi tadi Yara mendapatkan pesan dari Roy yang meminta nya membawa Rion ke kantor saat jam makan siang. Yara juga menawarkan bekal untuk Roy dan pria itu menyetujuinya.
Yara sudah siap pergi ke kantor bersama dengan Rion tidak lupa ia mengirim pesan kepada Roy.
Yara menggenggam tangan Rion dan membawa nya keluar rumah. Di depan pintu rumah sudah terdapat mobil sekaligus supir yang akan mengantar mereka.
Di dalam perjalanan Rion hanya diam, tidak mengucapkan kata sedikit pun Yara memilih untuk ikut bungkam takut mengganggu mood anak itu yang sepertinya sedang tidak baik.
Di dalam otak nya Rion terus berfikir masalah yang terjadi di perusahaan, kemarin malam setelah Yara pulang Roy datang menemui nya dan membicarakan masalah ini.
Sepertinya masalah yang terjadi sekarang cukup serius. Mengharuskan ia datang ke kantor.
Sesampainya di sana, Yara dengan sigap mengangkat Rion ke dalam gendongan nya dan berjalan masuk ke gedung perusahaan.
"Mari nona saya antar" Seorang wanita dengan pakain formal berjalan menghampiri nya dan menuntunnya ke ruangan Roy.
"Terimakasih" Yara tersenyum manis kepada wanita itu.
Mereka memasuki lift yang saat ini menuju lantai 27.
Pintu lift terbuka. "Ruangan nya ada di sebelah sana nona, silahkan"
"Terimakasih" setelah mengucapkan nya gadis itu pergi menuju ruangan yang di tunjuk tadi.
Tok. Tok. Tok.
"Masuk"
Setelah mendengar suara dari dalam baru lah Yara membuka pintu itu.
"Selamat siang, Pak" Yara tersenyum manis begitu matanya melihat Roy yang duduk di kursi kebesaran nya.
Yara menurunkan Rion dari gendonganya. "Sana ke papa kamu"
Aneh nya Rion hanya diam di tempat, Yara tidak memaksa dan memilih untuk mengalihkan topik.
"Pak ini makan siang nya" Yara menyerahkan kotak bekal yang sedari tadi ia pegang.
"Makasih Yara" Pak Roy tersenyum begitu menerima nya.
"Sama-sama pak, semoga suka ya"
Rion yang melihat interaksi itu hanya diam.
"Papa" panggilan untuk Roy, agar segera membahas hal penting yang terjadi di perusahaan nya.
Roy tersentak mendengar suara nya. "Yara kamu tunggu sini ya saya mau main berdua sama Rion" tanpa mendengar persetujuan Yara. Roy membawa Rion ke dalam kamar yang terdapat di ruangan ini. Kamar ini milik Rion dan hanya ia yang di perolehan masuk ke sini.
Selama menggantikan Rion, Roy pun tidak pernah membuka kamar ini.
Sesampainya nya di dalam kamar, Rion langsung duduk di kursi milik nya. "Sudah ketemu masalah yang terjadi di sini?"
"Begini tuan, pemasukan yang terus menurun di setiap minggunya padahal penjualanan kita terus meningkat di akibtakan korupsi oleh salah satu orang penting yang ada di perusahaan" ucap Roy menjelaskan.
"Saya ingin meminta persetujuan tuan, orang ini cukup penting di perusahaan apakah harus di tindak lanjutkan atau hanya ingin di beri hukuman dan biarkan dia bertahan di sini" penjelasan dari Roy, membuat Rion berfikir baginya tidak masalah kehilangan satu orang yang katanya penting di dalam perusahaan dari pada harus bekerja dengan penghianat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy
FantasySkayara Abhista seorang gadis yang baru saja lulus sekolah menengah Atas sebenarnya ia lulus 3 bulan lalu dan sekarang tengah mencari pekerjaan. Sudah berusaha mencari kemana-mana tetapi diri nya belum mendapatkan pekerjaan. Sahabat nya yang bernam...