Rion dan Roy sudah berangkat dari jam 5 pagi, dirinya perkirakan akan sampai kerumah sekitar jam 8 atau 9 harap-harap tidak macet, dirinya sudah sangat penat.
"Sudah memberitahu gadis itu" pandangan matanya fokus ke arah luar jendela mobil.
"Sudah Tuan"
Keheningan kembali terjadi, Rion merasa seluruh tubuh nya sakit dan kepalanya mulai terasa berat, ia rasa sebentar lagi dirinya akan terkena demam.
Satu jam setelah nya mobil berwana hitam itu sampai di halaman rumah. Sang pemilik rumah yang sebenarnya turun di bantu oleh tangan kanan nya yang sekarang berperan sebagai ayah nya.
"Sesuai rencana Roy" bisik Rion pada Roy yang tengah mengangkat tubuh nya.
"Hii sayang" senyum manis dan suara penuh semangat, menjadi sambutan paling pertama yang dia terima.
Dengan senyum tipis, tangan itu membenarkan sedikit baju nya yang kusut dan berjalan kearah gadis yang kini merentangkan kedua tangan nya meminta ia masuk ke dalam sebuah pelukan hangat penuh kasih sayang.
Yara merasa sangat senang bisa melihat Rion lagi, rasa rindu nya sirna begitu saja setelah memeluk tubuh kecil ini.
"Gimana liburnya?" Tanya Yara, dia sedikit mengurai pelukan nya untuk menatap wajah Rion.
"Seru tapi capek" jawab nya dengan nada lesu.
Yara memandang sendu, sudah pasti. "Masuk yuk, kita istirahat di dalam"
"Aku udah buat sarapan" Yara hendak menggendong anak itu tapi Rion menolak.
"Ekhm.."
Yara yang lupa dengan kehadiran Roy langsung membalikkan tubuh nya dan menatap pria dewasa itu. "Maaf ya pak saya lupa"
"Ayok masuk-masuk" Yara melepaskan genggaman tangan nya pada Rion untuk mengambil alih koper yang dibawa oleh majikan nya.
Hampir saja Yara lupa dengan posisinya.
Rion memandang datar tangan nya yang menggantung di udara. Tatapan nya beralih pada seketaris sekaligus tangan kanan nya, ia menatap tajam pada pria itu. Menganggu saja pikirannya.
Tanpa sepatah kata Rion melangkah kan kaki nya pergi dari sana.
"Iya Ra, gak papa koper nya biar saya aja yang bawa ini berat" Setelah menyadari tatapan tidak menyenangkan dari tuan nya Roy merasa gugup, apa kah ia salah lagi kali ini?
Yara benar-benar merasa tidak enak dengan Roy, bisa-bisanya ia melupakan tuan rumah ini.
"Rion.." suara panggilan Yara mengecil saat mengetahui anak asuh nya tidak ada di tempat semula.
Cepat sekali anak itu menghilang biasanya, jalan nya aja sangat lama karena kaki yang ukuran nya masih pendek.
Yara memilih untuk pergi ke atas, dengan langkah secepat mungkin.
Benar saja baru sampai tangga paling atas Yara bisa melihat Rion yang masuk ke dalam kamar nya sendiri.
"Rion" gadis itu membuka pintu kamar dan melihat anak asuh nya yang kesusahan untuk menaiki ranjang.
Yara mengangkat tubuh Rion ke atas kasur, anak itu tetap diam tidak membuka suara sedikit pun.
Yara membaringkan tubuh nya di samping Rion, memeluk tubuh kecik itu dengan sebelah tangan tubuh nya berbaring dengan posisi miring agar bisa melihat kearah anak itu.
Rion berbaring terlentang dengan wajah menghadap ke dinding, ia tidak ingin menatap Yara.
Tangan Yara yang semula memeluk perut Rion kini bergerak mengusap dahi dan wajah anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy
FantasySkayara Abhista seorang gadis yang baru saja lulus sekolah menengah Atas sebenarnya ia lulus 3 bulan lalu dan sekarang tengah mencari pekerjaan. Sudah berusaha mencari kemana-mana tetapi diri nya belum mendapatkan pekerjaan. Sahabat nya yang bernam...