"Rara setelah ini akan di masak kan" tatapan Rion tidak beralih dari cookies yang baru saja ia selesai kan bersama gadis ini.
"Iya sayang setelah ini kita panggang cookies nya"
"Sini aku mau masukin ke dalam Oven" Yara mengambil alih tempat yang telah terisi penuh dengan cookies buatan nya.
"Kita tunggu sampai matang ya" gadis itu mengangkat tubuh Rion ke arah wastafel untuk mencuci tangan dan wajah nya yang terkena tepung terigu.
Setelah selesai membersihkan Rion, Yara membawa anak itu ke sofa ruang tamu. "Kita tunggu cookies nya matang disini ya"
Rion mengangguk dan mulai merebahkan dirinya di atas pangkuan Yara.
Gadis itu menggelengkan kepala nya gemas padahal ia sudah menaruh Rion di samping nya tapi anak itu memilih untuk berada di atas pangkuan nya.
Yara mengusap lembut rambut Rion. Tidak lama setelah nya anak itu tertidur pulas.
Yara tersenyum simpul, pasti anak ini merasa lelah setelah menghabiskan waktu kurang lebih 2 jam bersamanya di dapur
Yara menunggu agar Rion benar-benar tertidur pulas baru setelah itu ia akan pindahkan ke kamar anak ini.
***
Khusus hari ini Yara bekerja setengah hari, dia datang pagi-pagi sekali untuk mempersiapkan keberangkatan Rion bersama dengan ayah nya yang akan pergi berlibur beberapa hari.
Dengan teliti, gadis itu memasukan satu persatu baju yang akan di pakai oleh anak itu kedalam koper berukuran sedang.
Tidak hanya baju, beberapa mainan juga ia masukan kedalam beserta obat-obatan lain nya, persiapan untuk Rion nanti jika anak itu jatuh sakit, biasanya anak balita lebih sering sakit dari pada orang dewasa karena daya tahan tubuh nya yang rentan.
Yara menarik retsleting koper itu dan menutup nya hingga rapat.
"Rara" Rion datang dengan baju berawna kuning cerah di tangan itu terdapat sebuah ponsel.
Yara menatap heran ini pertama kali nya ia melihat Rion memegang sebuah ponsel, biasanya anak itu hanya bermain dengan tablet pro milik papa nya. "Punya siapa itu?"
Rion menatap sejak benda pipih yang ada di tangan nya. "Punya aku"
"Baru di beliin papa" lanjut nya, mengerti setelah melihat tatapan heran dari baby sitter nya.
Yara mengangguk mengerti dan tersenyum, meskipun sedikit merasa tidak setuju dengan didikan yang di berikan Roy kepada anak nya, tapi apa boleh buat dia tidak punya hak apapun di sini.
Tidak seharusnya anak balita di berikan smartphone kan.
"Aku mau minta nomor kamu, masukin ke sini" Rion menyerahkan ponsel nya kepada gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy
FantasySkayara Abhista seorang gadis yang baru saja lulus sekolah menengah Atas sebenarnya ia lulus 3 bulan lalu dan sekarang tengah mencari pekerjaan. Sudah berusaha mencari kemana-mana tetapi diri nya belum mendapatkan pekerjaan. Sahabat nya yang bernam...