Yara sudah mengganti pakainnya dengan baju tidur dengan model dress yang panjang nya hanya mencapai atas lutut.
Sebelum kembali ke dalam kamar, Yara menyempatkan bertukar pesan pada Anna ia menceritakan semua yang terjadi pada Rion dan ke khawatiran nya pada anak itu.
Anna sebagai teman tentu nya memberikan dukungan sekaligus kata-kata penenang.
Setelah merasa lebih lega, Yara menaruh ponsel nya di atas meja ia berjalan mendekat ke arah ranjang.
"Rion!" Dengan panik Yara menaiki ranjang, tubuh anak itu menggigil hebat, keringat dingin berada di sekujur tubuh nya bahkan baju yang di kenakan sudah basah di beberapa bagian.
"Rion.." Yara tidak bisa menahan air mata nya lagi dia panik, bingung, cemas semuanya menjadi satu.
Yara memeluk erat tubuh kecil itu. "Tunggu sebentar ya.." dengan tidak rela ia menaruh kembali tubuh Rion di atas ranjang.
Yara ingin menghubungi Roy dan memberitahu keadaan anak nya saat ini.
Panggilan pertama, kedua, ketiga tidak ada satupun yang di angkat. Gadis itu berlari keluar kamar.
Dengan sekuat tenaga Yara berlari kencang sampai ke pos satpam. "Pak. Tolong pak hubungi Dokter, Rion demam tinggi"
Pak satpam yang tadi asik menyereput kopi panas sampai tersefak saking terkejut nya dengan suara Yara.
"Ya Allah neng, bikin bapak kaget aja" Pak satpam mengambil handphone miliknya dan menghubungi Dokter keluraga rumah ini.
"Makasih ya pak, saya ke dalam lagi ya" tanpa menunggu jawaban Yara berlari masuk kedalam.
Gadis itu mengambil kompres dari dapur dan membawa nya ke atas.
Tubuh Rion masih sama menggigil dan mengeluarkan keringat dingin.
Yara menaiki ranjang, tubuh nya dengan berbaring menghadap Rion. Melepas babay fiver yang baru di pasang beberapa menit yang lalu dan mengganti nya dengan kompres.
Air mata nya kembali jatuh, ia takut terjadi sesuatu dengan Rion. Ia tidak ingin anak ini terluka sedikit pun.
Yara mengusap keringat yang membasahi dahi anak itu. "Maaf ya gara-gara aku kamu jadi sakit"
Anak itu menatap mata Yara, mulut nya ingin mengatakan sesuatu tapi tidak bisa.
Rion merasakan seluruh tubuh nya dingin dan beku ia seperti berada di kutub Utara tanpa sehelai kain pun.
Yara masih terus memeluk tubuh Rion dan mengganti kompres nya dalam skala waktu yang sama. Ia melakukan nya sampai Dokter datang.
Beberapa menit kemudian. Seorang Dokter wanita datang bersamaan dengan penjaga rumah ini.
Dokter itu langsung memeriksa keadaan tuan rumah ini, dia bukan hanya sekedar Dokter keluraga tapi sekaligus orang yang bekerja untuk Rion.
"Kemungkinan demam tinggi bisa karena cuaca saat ini, saya berikan obat penurun demam dan antibiotik" Dokter itu kembali merapihkan perlatan nya.
"Gantika baju dengan yang lebih hangat, dan untuk beberapa hari kedepan tolong selalu di awasi. Begitu pun dengan makanan yang masuk, lebih baik di berikan bubur atau sup makanan dan minuman hangat bisa membantu menurunkan suhu tubuh" penjelasan Dokter di dengar dengan sangat baik oleh Yara, dia tidak melewatkan sedikitpun perkataan Dokter itu.
"Baik Dok, terimaksih" Yara tersenyum dan hendak mengantar Dokter itu pergi.
"Tidak usah kamu jaga tuan besar saja. Saya pamit pergi" Dokter itu tersenyum dan menundukan kepalanya hormat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy
FantasySkayara Abhista seorang gadis yang baru saja lulus sekolah menengah Atas sebenarnya ia lulus 3 bulan lalu dan sekarang tengah mencari pekerjaan. Sudah berusaha mencari kemana-mana tetapi diri nya belum mendapatkan pekerjaan. Sahabat nya yang bernam...