23.

1.4K 110 33
                                    

Yara membuka matanya perlahan, rasa pusing di kepalanya membuat ia tidak nyaman. Tau ini efek dari menangis sebelum tidur.

Yara mencoba menjelaskan pandangan nya, menatap sekeliling dan berakhir pada pria asing di depan nya.

Pria yang mengaku sebagai Rion dan mencegah nya untuk mencari anak itu.

Jujur saja seluruh tenaga nya terkuras habis tubuh nya lemas karena demam dan belum makan apapun dari kemarin malam.

Yara terus menatap pria asing yang memeluk nya, jika dilihat lebih seksama wajah pria itu memang memiliki kemiripan dengan Rion, terlihat jelas di bagian hidung dan mata.

Yara tau betul bulu mata Rion sangat panjang dan lentik, dan pria ini memiliki hal yang sama.

Yara meraska sedih saat kembali mengingat keberadaan Rion yang belum ia temukan. Gadis itu kembali terisak.

Rion terbangun dari tidur nya karena merasa terganggu dengan suara tangis, pria itu mengumpulkan kesadaran nya dan melihat siapa yang menangis.

Tangan nya kembali mengusap rambut gadis itu, sulit pasti menerima kenyataan yang tidak masuk di akal seperti ini.

"Kita makan dulu ya, kamu belum makan dari semalam" Rion bangkit dari posisi berbaring nya.

Selesai dengan tangis nya gadis itu hanya duduk bersandar pada ranjang degan tatapan kosong.

Rion hanya bisa menghela nafas nya, tangan nya sekali lagi mengusap rambut gadis itu sebelum ia pergi untuk membuat makanan.

Hidup bertahun-tahun sendirian membuat Rion bisa melakukan apapun sendiri, seperti memasak, merapihkan baju-baju nya bahkan mencuci piring dan baju nya ia terkadang melakukan hal itu sendirian.

Rion turun ke lantai bawah dengan perasaan campur aduk, ia merasa kasihan dengan Yara tapi enggan untuk melepaskan gadis itu.

Apapun caranya ia akan membuat Yara menerima semua nya, termasuk dirinya.

Rion memasukan nasi instan ke dalam microwave. Dan menggoreng ayam beserta tahu, tempe.

Makanan ini sudah di buat setengah jadi oleh gadis itu dan memang biasa di makan oleh nya di jam makan siang.

Yara memang biasa membuat masakan untuk nya sendiri dan Rion dengan menu yang berbeda.

Selesai memasak semuanya Rion kembali ke atas dengan membawa nampan berisikan sepring nasi beserta laun pauk dan segelas air putih, pria itu juga memotong beberapa buah dan menarunnya kedalam mangkuk.

Saat membuka pintu kamar Rion melihat Yara yang sedang duduk dengan posisi menenggelamkan wajah nya ke lipatan tangan dan lutut nya.

Rion berjalan mendekat, duduk di ranjang dengan nampan di atas pangkuanya, pria itu duduk berhadapan dengan Yara.

"Rara, makan dulu ya" Rion menyentuh pelan lengan gadis itu.

Untung nya gadis itu langsung mengangkat kepala nya dan menatap Rion. Terlihat jelas wajah merah dan mata bengkak nya.

"Aku bisa sendiri" Yara menolak nya setelah melihat satu suapan sendok berada di depan mulut nya.

Ia megambai alih nampan yang berada pada pria itu, memakan nya dengan pelan dan tanpa suara.

Rion hanya bisa menatap gadis itu dalam diam ia tidak menganggu waktu makan gadisnya.

Melihat Yara yang sudah menghabiskan makananya membuat Rion merasa senang, pria itu mengambil nampan dan menaruh nya di atas nakas samping ranjang.

"Aku ceritain semuanya ke kamu dari awal, tolong kamu terima semua nya. Walaupun itu bukan hal yang masuk akal" Rion mengambil tangan Yara untuk di genggam.

CrazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang