DCL - Part 31

1K 153 40
                                    

Pukul setengah lima sore, Gita menutup novelnya yang sejak tadi tergeletak di pangkuannya. Dia menaruh buku itu di atas meja kecil di samping tempat tidur, lalu memandangi bayangan langit senja yang mulai merona jingga di balik jendela kamarnya. Ada rasa berdebar yang sulit dia kendalikan setiap kali memikirkan ajakan Revan malam ini.

"Siap-siap dulu deh" gumamnya pelan. Dia berdiri dari tempat tidur, menepuk pelan kedua pipinya untuk menenangkan diri.

Sebelum memilih pakaian, Gita berjalan ke kamar mandi untuk bersiap-siap. Dia membawa handuk kecil yang tergantung di gantungan belakang pintu, bersama dengan pakaian santainya untuk sementara.

Di kamar mandi, Gita membasuh wajahnya dengan air hangat, membiarkan sensasi segar itu mengusir rasa lelah yang mungkin tersisa. Setelah itu, dia mencuci rambutnya, memastikan penampilannya nanti tampak segar dan rapi. Wangi lembut sampo favoritnya mengisi udara, memberikan rasa rileks yang dia butuhkan.

Selesai mandi, Gita mengeringkan tubuhnya dengan handuk besar, lalu mengenakan pakaian santai yang ia bawa. Di depan cermin kamar mandi, dia menyisir rambutnya perlahan, membiarkannya tergerai lembut.

Setelah merasa segar dan bersih, Gita kembali ke kamarnya. Langkahnya terasa lebih ringan, meski debaran di dadanya tetap ada, mengingat malam ini adalah waktu yang spesial.

Di kamar, dia membuka lemari pakaian dan menyisir deretan baju dengan matanya. 

"Apa ya, yang cocok?" gumamnya, mencoba membayangkan apa yang akan dia kenakan malam ini.

Setelah beberapa saat memilih, dia mengambil kemeja putih oversize yang selalu menjadi andalannya. Dipadukan dengan rompi rajut abu-abu yang hangat, dia merasa itu adalah kombinasi yang sempurna, sederhana namun tetap terlihat manis.

Untuk bawahan, dia memilih celana bahan hitam berpotongan lurus, memberikan kesan semi-formal yang nyaman. Sebagai pelengkap, sneakers putih yang bersih menjadi pilihan terakhirnya, memberikan sentuhan kasual pada penampilannya.

Setelah memilih pakaian, Gita berjalan ke meja riasnya. Rambutnya yang panjang sedikit berantakan, tapi dia membiarkannya tetap tergerai, hanya menyisirnya hingga terlihat lebih rapi. Dia mengambil parfum favoritnya dan menyemprotkan aroma lembut melati di pergelangan tangan dan lehernya, memberikan sentuhan akhir yang membuatnya merasa lebih percaya diri.

Setelah mengenakan pakaian dan memeriksa semuanya di cermin, dia tersenyum kecil pada bayangannya. Rompi abu-abu yang nyaman berpadu sempurna dengan kemeja putih, sementara sneakers putih menyeimbangkan kesan santai. Gita mengangguk puas dan mengambil tas cokelat kecil yang tergantung di gantungan.

 Gita mengangguk puas dan mengambil tas cokelat kecil yang tergantung di gantungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Outfits Idea Gita, Source? Pinterest)

Sebelum turun, dia melirik jam dinding. Jarum jam menunjukkan pukul enam lebih lima belas menit. 

'Masih ada waktu' pikirnya. 

Dia membuka tasnya untuk memeriksa kembali barang-barang penting, seperti ponsel, dompet, dan lip balm, sebelum melangkah keluar dari kamar.

Diary : Called Love? (DelGit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang