01. AWALAN

690 107 57
                                    

Semester baru telah dimulai, El kini melanjutkan studynya di jenjang SMA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semester baru telah dimulai, El kini melanjutkan studynya di jenjang SMA. Sebenarnya pada satu minggu awal saat mulai masuk sekolah, tidak ada hal yang spesial, hari-hari El juga masih berjalan seperti biasanya. Terasa membosankan, tapi untunglah El masih berada di satu kelas yang sama dengan sahabat-sahabatnya dulu saat duduk di bangku SMP. Tepat satu minggu setelah semester baru dimulai, kelas El sudah kedatangan murid pindahan. Namun, murid ini bukan murid pindahan dari sekolah lain, melainkan dari kelas sebelah, aneh bukan? Saat baru masuk ke dalam kelas, tentu saja murid pindahan itu akan diperintahkan untuk memperkenalkan diri.

Sosok laki-laki berkulit tan, berparas tampan, disandingi dengan tinggi badan di atas rata-rata itu, membuat perawakannya terlihat memukau. ''Perkenalkan, nama saya, Harafa Aditya Putra. Saya murid pindahan dari kelas, 10 IPS 2. Kalian bisa pangggil saya, Rafa. Sekian, terimakasih.'' Lalu dilanjut dengan suara ibu guru yang menyuruhnya untuk duduk di kursi yang kosong.

''Eh, iya, El. Nanti, waktu jam istirahat, tolong bantu masukan nama Rafa, ke dalam absen, lalu dilanjut untuk masukan nomor telponnya ke dalam grup kelas, bantu pinjamkan catatan juga untuk materi yang mungkin masih ketinggalan.'' Pinta bu Yafa pada El, selaku ketua kelas saat itu.

"Baik, Bu."

Kini pelajaran berjalan seperti biasa hingga masuk jam istirahat. Setelah bel yang menandakan jam istirahat berbunyi, siswa maupun siswi  berhamburan keluar kelas untuk menuju kantin sekolah, sebenarnya saat itu perut El benar-benar terasa lapar. Namun, dirinya malah harus membantu mengurus siswa pindahan itu, sungguh mengesalkan, batin El.

"Yah, lo nggak istirahat lagi dong, El?" Gadis berparas cantik dengan mole tepat di sebelah bibirnya itu menghela nafasnya sesaat. Pasalnya, kemarin El juga melewatkan jam istirahat pertama, karena harus membantu merawat teman kelasnya di UKS.

"Mau gimana lagi? Tapi, yaudah, lah. Masih ada istirahat kedua."

"Okay, kalau gitu, kita duluan ya, El." Gadis blasteran Cina-Indonesia itu ikut menimpali, sebelum dirinya pergi bersama dengan dua teman El yang lain.

El hanya mengangguk, lalu berjalan menghampiri sosok pemuda yang sedari tadi duduk diam tak jauh dari kursinya. El mengulurkan tangannya, berniat untuk menjabat tangan laki-laki di hadapannya. "Kenalin, gw Faela. Lo, bisa panggil gw, El." Namun, bukannya mendapat sapaan balik yang ramah, Rafa malah berdiri dari kursinya, lantas berjalan begitu saja melewati El. "Woi!" El kesal saat sapaannya diabaikan oleh pemuda itu.

Seruan El mampu menghentikan langkah si pemuda. Membuat pemuda itu berbalik, menghadap gadis yang meneriakinya barusan. Tatapan dingin itu menyorot jelas ke arah El. Demi apapun, ingin sekali El memukul wajahnya. Bagaimana tidak? El sudah rela melewatkan jam istirahat pertamanya untuk membantu dirinya. Namun, yang ia dapatkan, malah tatapan dingin serta abaian saat berusaha ramah tadi.

"Nih!" El menyodorkan sebuah binder tebal, secarik kertas kecil, dan juga sebilah pena.

Tanpa menjawab, pemuda itu segera mengambilnya, lalu menuliskan nomor telepon miliknya, pada secarik kertas kecil yang sudah El berikan. Lantas menyerahkan kertas dan penanya kembali pada El. Kecuali binder bermotif kucing itu, ia masukkan ke dalam loker miliknya. Melihat tindakan Rafa barusan, ingin  rasanya El memakinya, emosinya benar-benar memuncak saat ini.

"Woi! Yang bener aja, ini beneran, nggak ada bilang makasih, atau apa, gitu? Gw udah lewatin jam istirahat, gw, buat bantu lo, anjir!" Gerutu El.

"Gak cuma, lo, yang lewatin jam istirahat, gw juga." Rafa menutup pintu lokernya, lantas berjalan keluar kelas. Meninggalkan El yang terus membuang nafasnya kasar. Hingga entah sudah yang keberapa kali.

Saking kesalnya, El reflek menendang pintu loker milik Rafa, yang akhirnya, mengakibatkan suara bising, dan membangunkan seseorang yang tengah tertidur di kursi belakang.

"Ngapain sih, El?" Haren keheranan, saat melihat temannya kesal sendiri di depan sana.

"Loh? Ngapain lo, di situ?" El menyernyitkan keningnya.

"Tidur, tapi lo, berisik dari tadi. Ngomong sama siapa, sih, lo?"

"Ngomong sama batu!" Pungkas El.
Lantas, ia melenggangkan kakinya pergi keluar kelas. Berniat menyusul pemuda yang sudah berjalan lebih dulu tanpa memedulikannya.

Ketika baru saja langkahnya melewati pintu kelas, El dibuat terkejut, kala mendapati Rafa tengah menunggunya di kursi depan, wajahnya sudah tertekuk kesal. "Siapa suruh nungguin gw!" El melengos begitu saja, melanjutkan langkahnya ke ruang guru.

Rafa memilih untuk tak menggubrisnya. Dirinya kini mengikuti langkah gadis yang berjalan lebih dulu darinya.

-

Selesai memasukkan nama Rafa ke dalam absen kelas. El beranjak dari sana, meninggalkan Rafa yang masih terduduk di bangku sebelah.

Gadis itu berniat pergi ke bilik air, untuk membasuh wajahnya, sebab ia merasa sedikit mengantuk. Sesudah membasuh wajahnya dengan air, si gadis segera kembali ke ruang kelas. Lantaran jam masuk juga sudah berbunyi tadi.

Setibanya gadis itu di tempat duduknya, ia dibuat keheranan, kala mendapati sebungkus roti serta sekotak susu strawberry di atas mejanya. Ketika ia mengambil roti tersebut, dirinya melihat secarik note yang bertuliskan 'Thanks'. Sontak El mengalihkan pandangannya ke arah Rafa, dan mendapati Rafa, yang juga tengah melihat ke arahnya. Namun, tanpa ekspresi. Jadi, El hanya membalasnya dengan acungan jempol seraya menyisipkan seutas senyumnya.

Tanpa Rafa sadari, sebenarnya ia juga spontan tersenyum. Saat sadar, dengan cepat pemuda itu mengalihkan pandangannya, pada binder bermotif kucing milik si gadis.

Di satu sisi, El terkekeh kecil, saat melihat tingkah konyol Rafa barusan. El pikir, Rafa ini batu yang tidak bisa tersenyum. Namun, ternyata Rafa terlihat cukup lucu sekarang.

Jangan lupa vote ya sayang-sayangku💋💋Beri author dukungan dengan cara Vote dan Komen, satu dukungan dari kalian sangat berharga bagi aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa vote ya sayang-sayangku💋💋
Beri author dukungan dengan cara Vote dan Komen, satu dukungan dari kalian sangat berharga bagi aku. Enjoy yaa:3

ELEVEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang