34. ANOTHER TIME

75 46 8
                                    

Dirasa tak cukup menghabiskan waktu seharian dengan gadisnya kemarin, kali ini Jevian membawa El pergi ke Sea Aquarium Bandung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dirasa tak cukup menghabiskan waktu seharian dengan gadisnya kemarin, kali ini Jevian membawa El pergi ke Sea Aquarium Bandung. Entah mendapat ide dari mana, tiba-tiba saja ia ingin mencoba Aquarium Date bersama El-nya.

Kebetulan hari itu sekolah El dipulangkan lebih awal, sebab guru-guru mengadakan rapat untuk beberapa persiapan tes cerdas cermat yang akan dilaksanakan lusa nanti.

-

Sesampainya di sana, jelas tercetak senyum indah di wajah gadisnya, membuat Jevian tak kuasa untuk menahan senyumannya.

Tempatnya membuat El terkagum-kagum, ia sungguh terpesona akan keindahan di dalamnya.

“Kak, ini cantik banget!” Senyumnya semakin merekah, serta netranya terus menatap sekeliling.

“Iya, cantik. Tapi, kamu masih jauh lebih cantik.”

Satu cubitan kecil, mendarat di perut sixpack si pemuda. “Kak! Serius dulu, lah.”

“Aku, serius. Kamu, tuh, beneran jauh lebih cantik dari tempat ini.”

Di detik selanjutnya, gelak tawa menguar dari mulut Jevian, kala mendapati semburat merah muncul di pipi gadisnya.

Tak lagi menanggapi, lantas El genggam jemari Jevian, niatnya untuk ia bawa, mengikuti kemanapun dirinya pergi.

Dengan senang hati, Jevian menerimanya. Bahkan, dirinya tersenyum senang. Tak lupa untuk ia genggam juga jemari lentik gadisnya dengan erat.

Di sana gelap, hanya ada secercah cahaya yang tersorot dari copact fluorescent lamp di dalam aquarium.

“Kak, jangan lepasin tangan aku. Aku, takut hilang.” El berbisik tepat di telinga Jevian, kala genggaman itu tak terasa erat seperti sebelumnya.

“Ya ampun, Sayang. Iya, nggak akan ku lepas.” Jevian tergelak singkat, seraya mengacak surai El sebab merasa gemas.

-

Mungkin, sudah sekitar 20 menit mereka berkeliling di sana, kini El mulai merengek kelelahan.

“Kak, aku capek, mau duduk.” El mendongakkan kepalanya, menatap netra sosok laki-laki di hadapannya.

Alih-alih menjawab, Jevian justru membawa El pergi ke bangku yang tidak jauh dari mereka berada.

Bangku paling indah yang pernah El duduki. Bagaimana tidak? Di belakang, di depan, di samping, dan di atasnya, disuguhi pemandangan ikan-ikan yang tengah berenang ke sana kemari. Tak terhitung lagi, sudah keberapa kalinya El terkagum akan segala keindahan yang ada di sana.

Berbanding terbalik dengan Jevian yang terus terkagum dengan senyuman yang sedari tadi terukir di wajah gadisnya.

“Sayang, senyuman kamu hari ini, bakal aku simpan selamanya di dalam ingatanku.” Jevian menatap sendu gadis di sebelahnya.

ELEVEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang