11. JEALOUS

119 70 2
                                    

El agak tercengang, akan hubungan, yang tengah ia jalani dengan Rafa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

El agak tercengang, akan hubungan, yang tengah ia jalani dengan Rafa. Kini, sudah berjalan hampir 8 bulan lamanya. Bagaimana bisa, El yang emosian, bisa tahan dengan sosok Rafa yang menjengkelkan? Sungguh luar biasa, pikirnya. Bagaimanapun, namanya hubungan, pasti ada kalanya mereka bertengkar. Terutama karena Rafa yang sering sekali jealous, saat El sekadar berbicara atau bergurau dengan teman laki-laki sekelasnya. El tau, alasannya karena rasa sayang Rafa padanya, tapi, bukan kah itu agak berlebihan? Bahkan, mereka sempat putus karena hal ini. Sebagai sepasang kekasih, bukannya harus saling percaya satu sama lain? Jika seperti ini, terkesan Rafa tidak percaya pada El. Kadang, El kesal, apabila memikirkan hal ini. Ah! Seharusnya, Rafa tau, jika sebanyak apapun teman laki-laki El, El akan selalu memilih dirinya.

Faktanya, andai perempuan jatuh cinta, akan lebih mendominasikan perasaan, dibanding logikanya, lain halnya, dengan laki-laki, yang akan lebih mendahulukan logika, dari pada perasaannya. Terkesan membuat laki-laki terlihat jahat, namun, memang begitu adanya.

Hari ini, hari Sabtu. Sekolah El, tetap masuk seperti biasa, sebab kegiatan pramuka. Begitu juga, dengan materi dari masing-masing eskul. Hari itu, seluruh anggota eskul pramuka, akan mengadakan PERSAMI, jadi mereka mulai membangun tenda di area belakang sekolah. Haren adalah salah satu anggota di eskul pramuka, jadi tentu saja, ia akan ikut membantu  membangun tenda.

Ditengah-tengah kegiatan, tangan Haren tak sengaja tergores, oleh benda tajam, saat dirinya mencoba mengikis kayu, yang akan digunakan untuk menahan tali-tali tenda. Alhasil, dirinya segera diantarkan ke ruang UKS, untuk mendapatkan pengobatan.

Kebetulan, saat itu El yang sedang bertugas di sana, syukurlah, jadi Haren tidak perlu merasa canggung ketika diobati. El segera mengobati luka di tangannya. Akan tetapi, karena luka itu berada di telapak tangan, alhasil, posisi El dan Haren terlihat agak dekat saat itu. Bahkan, El dapat mendengar deru nafas Haren.

Di lain sisi, sebenarnya, tadi Rafa sempat berada tepat di depan pintu UKS, niatnya menghantarkan minum untuk sang gadis. Namun, saat melihat El sedang mengobati Haren, Rafa malah pergi dari sana.

Ketika jam istirahat tiba, Rafa kembali menghampiri El, yang tengah duduk di dekat meja jaga. Di depan El, Rafa tiba-tiba saja menyodorkan telapak tangannya.

“Ada apa?“ El mengerutkan keningnya, sebab tak mengerti akan maksud Rafa.

Tidak ada jawaban darinya, Rafa terus menyodorkan telapak tangannya, sembari memasang raut wajah masam.

“Kenapa, sih? Aku, nggak ngerti.“

“Tangan aku, juga sakit!“ Ia merengek, bak anak kecil, yang baru saja jatuh dari sepeda.

“Ini, kan, luka tiga minggu lalu, waktu kamu benerin bola, aku. Masih sakit?“ El tidak yakin, jika luka di tangan Rafa masih sakit, pasalnya, hanya tinggal bekasnya saja.

“Gak sih, aku cuma mau diobatin aja sama, kamu.” 

Akhirnya, El paham akan maksud kekasihnya saat ini. "Dia, ini apa? Kenapa, lucu sekali? Hey, apa dia ini cemburu, karena, Aku, mengobati telapak tangan, Haren, tadi?" El bermonolog dalam hati, menahan mati-matian senyumnya, agar tak merekah. El benci ke posesivean, tapi, kenapa saat Rafa cemburu seperti ini, ia merasa gemas.

“Ya ampun, Sayang. Kamu ini, lagi cemburu, ya? Karena, aku ngobatin, Haren?“ El tergelak, gemas dengan tingkah laku kekasihnya ini.

“Enggak! Kata siapa, aku cemburu?“

“Yaudah, kalau kamu nggak mau ngaku, aku nggak mau obatin!“

“Ya, lagian kamu, ngapain ngobatin, Haren, sampai deket banget gitu?“ Hardiknya.

“Mana ada deket! Lagi pula, kan, dia temen aku, Sayang. Masa, kamu jealous.“

“Kan, cuma temen kamu, kalau aku, kan, pacar kamu!“ Rafa tak mau kalah.

El mengacak asal, surai hitam Rafa-nya. “Iya deh, maaf. Aku, obatin kamu juga, kalau gitu.“

“Gak, ah! Lagi pula, tetap dekatan pas kamu ngobatin, Haren.“ 

“Sembarangan! Dekatan ngobatin kamu juga! Apalagi, pas ngobatin luka di bibir, kamu waktu itu. Aku, sampai bisa dengar suara detak jantung, kamu.“

“Oh, jadi, kalau bibir aku luka, kamu bakal obatin, aku dekat-dekat? Ya udah, Aku ajak aja, Haren berantem, biar bibirku luka.“ Seringaiannya mampu membuat El bergidik ngeri.

“Udah, ah! Ayok, aku obatin.“

“Dekat-dekat, nggak?“

“Iya, dekat! Sampai aku tempelin nanti, tangan kamu, ke pipiku!" Sarkas El.

Rafa tersenyum puas. “Oke, setuju! Awas aja, bohong!“

Ketika sudah duduk, di atas brakar UKS, Rafa malah menarik tangan El, hingga terduduk di sampingnya. Mata El membulat sempurna, lantaran terkejut.

Rafa menautkan jemarinya, pada jari lentik gadisnya. Kemudian, ia jadikan pundak gadisnya, sebagai sandaran kepalanya. “Obatinnya, gini aja. Jangan dilepas, sampai aku ngerasa, kalau tanganku udah gak sakit lagi.“
Lantas, dipenjamkannya dua netra hitam yang sendu, kala posisinya saat ini, terasa begitu nyaman, sebab jemari gadisnya, mengusap lembut surainya.

El hanya bisa pasrah, ketika tangan kanannya, digenggam erat oleh sang kekasih. Toh, Rafa-nya ini sangat lucu, jika sedang cemburu. El memang tidak suka dengan ke posesivean, tapi, jika diposesivekan dengan tingkah laku gemas seperti ini, siapa yang tidak mau?


Jangan lupa vote ya sayang-sayangku💋💋Beri author dukungan dengan cara Vote dan Komen, satu dukungan dari kalian sangat berharga bagi aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote ya sayang-sayangku💋💋
Beri author dukungan dengan cara Vote dan Komen, satu dukungan dari kalian sangat berharga bagi aku. Enjoy yaa:3

ELEVEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang