07. FAIRING

139 82 5
                                    

Sebenarnya tidak ada hal yang perlu dirayakan dari hubungan Rafa dan El hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya tidak ada hal yang perlu dirayakan dari hubungan Rafa dan El hari ini. Hubungan mereka berdua juga masih berjalan lancar seperti hari-hari sebelumnya, mereka masih menjadikan pasangan sebagai tempat bersandar, makan bersama kala jam istirahat, dan masih sering menjahili satu sama lain. Ya, hubungan mereka masih berjalan mulus sejauh ini.

Ketika di sekolah juga sebenarnya tidak ada yang berbeda, mereka masih melakukan kegiatan seperti biasanya. Akan tetapi, karena kegiatan El di sekolah hari itu cukup padat, setelah pulang sekolah El langsung pergi tidur, sebab merasa kelelahan. Padahal biasanya, mereka akan bertukar pesan setelah pulang sekolah.

Dan benar saja, sepulang sekolah Rafa mengirimkan serentetan pesan pada El, meminta El untuk menemuinya di taman komplek.

Sudah satu jam berlalu, namun Rafa tidak kunjung mendapatkan balasan dari El, akhirnya ia meminta bantuan Jeran, teman dekatnya yang memang satu kelas juga dengan El.

Rafa juga meminta Jeran untuk ikut mengirimkan beberapa pesan pada El, namun sudah tiga puluh menit berlalu, El belum juga mengirim balasan. Alhasil, Rafa meminta Jeran untuk pergi ke rumah El, memintanya membawa El, sedangkan dirinya akan menunggu di taman, sebab ia ingin  memberikan El kejutan.

Saat Jeran tiba di depan rumah El, dirinya hanya melihat Ayah temannya yang tengah duduk di kursi depan rumah, sesekali menyesap kopi hitam di atas meja.

“Permisi, Ayah El, apa, El nya, ada di rumah?“ Bibirnya terangkat, begitu juga nada suaranya ia buat sesopan mungkin.

“El nya, sedang tidur, ada perlu apa?“ Pria berusia 49 tahun itu bangun dari duduknya, lantas mendekat ke arah Jeran.

“Oh itu, mau ajak, El, pergi keluar sebentar, tadi. Kalau begitu, Saya, permisi, ya, maaf mengganggu.“ Jeran membungkuk 45 derajat setelahnya.

Lawan bicaranya mengangguk, lantas membuat Jeran pergi dari sana. Memang ayah El sudah mengenal Jeran, pasalnya dulu El dan Jeran pernah berada di satu tempat Bimbel yang sama.

Kini Jeran mendatangi Rafa yang sudah menunggunya di taman, menghampiri si pemuda dengan tangan kosong, tanpa membawa gadis yang diminta.

“Mana, El?“ Rafa menaikkan satu alisnya, kala melihat Jeran hanya datang seorang diri.

“Tidur.“

“Aelah! lama banget, lo, nggak dateng- dateng, gw kira, bakal bawa, El, ke sini!“ Rafa membuang nafasnya kasar.

“Loh? Udah dibantu, malah ngoceh ke gw, mana panas-panas gini lagi!“ Jeran tak terima.

“Yaudah, lah, lo, balik aja, sana! Gw, kasih sendiri nanti.“ Rafa berniat beranjak dari sana, meninggalkan Jeran yang masih duduk di bangku taman.

“Minimal makasih!“ Jeran memutar bola matanya malas.

ELEVEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang