15. DARK SIDE OF RAFA

133 65 13
                                    

🔞🔞🔞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔞🔞🔞

[ Alur Mundur ]

Terlahir dari keluarga yang cukup rumit, sejak kecil, Rafa sudah dirawat oleh pamannya. Ketika ia menginjak usia 5 tahun, sikap aneh mulai mucul.

Saat itu, Rafa memelihara seekor kucing, namun, tak ada yang boleh menyentuhnya, selain dirinya. Selagi Rafa lengah, anak dari pamannya mencoba menggendong kucing milik Rafa, sebab merasa gemas, tapi, siapa sangka, Rafa malah menarik kencang surai anak pamannya, hingga beberapa helai rambut rontok. Mungkin, jika kala itu pamannya tidak menghampiri mereka, anaknya sudah dibuat babak belur oleh Rafa.

Setelah kejadian itu, istri dari pamannya protes, meminta Rafa untuk pindah dari rumah mereka. Namun, bukannya menampung Rafa untuk kembali tinggal bersama mereka, orang tua Rafa malah menyewakan sebuah rumah, untuk ditinggali Rafa seorang, padahal, usia Rafa saat itu, baru beranjak 6 tahun. Mau bagaimanapun akhirnya, mulai saat itu, Rafa tinggal seorang diri di rumah yang disewakan orang tuanya, berbekal uang bulanan, serta ART yang pulang pergi untuk mengurus dirinya, sesekali, paman datang untuk menemaninya.

Sore itu, saat Rafa kecil tengah asik bermain sendiri di sekitar taman, Rafa menangkap penaka suara isakan seorang gadis kecil, yang berada tidak jauh dari dirinya. Rafa dengan berani, menghampiri gadis kecil yang tengah terisak, lalu menepuk-nepuk pelan pundaknya. Gadis kecil itu tersontak, lantas menatap balik manik hitam Rafa. Rafa kecil, serta-merta dibuat jatuh cinta dengan sorot manik coklat gadis di depannya. Manik coklat yang indah, membuatnya, menginginkan
gadis kecil itu.

“Kamu, siapa?“ Dengan senggukan yang tersisa, gadis kecil itu bertanya padanya.

“Aku—“ Ucapan Rafa, lebih dulu disela oleh gadis itu.

“Kamu, pangeran yang dikirim untuk kasih aku permen yupi, dan susu strawberry, ya?“ Mata yang semula berkaca kini sirna, tergantikan dengan binaran mata nan cantik saat dipadukan dengan sorot sinar senja yang memantul.

Rafa kecil tergelak saat mendengar ucapannya. “Kenapa kamu bisa mikir kalau, aku seorang pangeran?“

“Kata Mama, kalau ada anak laki-laki tampan mendatangiku saat sedang menangis, lalu memberiku permen  yupi, serta susu strawberry, berarti dia seorang pangeran.“

Rafa tak kuasa menahan senyumnya, merasa senang saat mendengar penjelasan gadis kecil itu.

“Kamu, tunggu di sini sebentar, ya!“

Gadis itu ragu, namun, akhirnya ia mengangguk, bersedia untuk menunggu sosok yang ia sebut pangeran, kembali.

Kini, Rafa kecil berlari ke arah toko kelontong yang tidak jauh dari area taman, lalu, kembali, membawa sekotak susu strawberry beserta permen yupi di tangan kecilnya.

Rafa kecil tersenyum, Ketika menyodorkan sekotak susu, serta yupi yang ia beli tadi, ke arah gadis kecil di depannya. "Nih."

“Kamu, benar-benar seorang pangeran?“ Gadis kecil itu tampak bingung.

ELEVEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang