13. SEMESTER BARU

100 69 2
                                    

Semester baru telah dimulai, sejak hari ini, El dan Rafa, tidak lagi, berada di dalam kelas, yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semester baru telah dimulai, sejak hari ini, El dan Rafa, tidak lagi, berada di dalam kelas, yang sama. Awal masuk di kelas yang baru, El merasa biasa saja, ia juga tidak terlalu khawatir, karena masih berada di satu kelas yang sama dengan, Cika, Jeran, dan juga, Arsen.

Sebelum bel berbunyi, El sempat bertemu dengan Rafa sebentar, di dekat lapangan sekolah, hari itu, bisa dibilang, hubungan mereka masih terlihat baik-baik saja, tanpa ada masalah.

Ketika awal masuk, pasti akan ada sesi perkenalan diri. Entah, hanya El, atau yang lainnya juga merasa, bahwa mereka, mudah sekali untuk akrab. Bahkan, di hari pertama mereka bertemu saja, semuanya sudah merencanakan untuk pergi makan bersama. Hendaknya, sekalian mengerjakan project, untuk ditampilkan saat MPLS anak baru nanti.

Baru dihari pertama, sehabis pulang sekolah, El sudah tidak sempat, untuk memberi Rafa kabar. Padahal, niatnya sepulang sekolah nanti, El ingin pergi berkencan dengan Rafa. Namun, siapa sangka, Cika, Adel, dan Nica malah mengajaknya pergi. Pasalnya, Nica sudah tidak lagi berada di sekolah yang sama dengan, El, Cika, dan Adel.

Seusainya hang out bersama tiga karibnya, El dan Cika, lanjut pergi ke tempat yang sudah ditentukan, untuk mengerjakan project bersama, dengan teman sekelas mereka.

Di sana, El hanya mendapati beberapa temannya yang sudah singgah, sisanya, masih beralasan, jalanan macet.

Dehaman singkat menguar, sebelum si gadis, mendudukkan dirinya, di samping pemuda dengan alis tebal membentuk zona-T, yang menjadi ciri khasnya. ''Lo, nggak bareng Arsen, Jer?'' Ya, itu hanya sekadar basa-basi.

Yang ditanya, hanya menggeleng, menandakan bahwa dirinya, tidak datang bersama, Arsen.

Sejujurnya, El masih tak paham, mereka sudah saling mengenal cukup lama, namun, untuk mengobrol saja, rasanya begitu canggung.

Sembari menunggu yang lainnya datang, beberapa orang yang sudah singgah, memakai waktunya untuk lebih mengenal satu sama lain, Diisi dengan obrolan acak, canda, serta gurauan.

Ketika semuanya sudah lengkap, baru mereka kerjakan project, yang akan ditampilkan, saat masa MPLS. Mulai dari membuat yel-yel, serta dua siswi lainnya, tengah sibuk mencari lagu yang bagus, untuk dinyanyikan nanti.

Setelah selesai, mereka semua tidak langsung pulang, melainkan, lanjut mengobrol, hingga waktu menunjukkan pukul 9 malam. Akhirnya, mereka memutuskan untuk kembali, ke rumah masing-masing.

Baru saja beranjak dari duduknya, El malah mendapati Cika, tengah merutuk. Menatap layar ponsel, dengan tatapan gusar. "Mampus!" Telapak tangannya, menepuk kening yang tertutup poni.

Tentu El, keheranan. "Kenapa?" Satu alisnya terangkat.

"El, sorry banget, nih. Kayaknya, Gw, nggak bisa, anter, Lo balik, deh." Keresahan, serta rasa bersalah, tercetak jelas, di wajah eloknya.

"Tiba-tiba?"

"Iya, nih. Gw, lupa, kalau hari ini, ada janji dinner sama Seno, buat rayain aniv, kita. Bisa gawat kalau gw, nggak datang!" Jemarinya, menggaruk kepalanya yang tak gatal, sebetulnya, ia tak enak hati, bila harus meninggalkan, El.

"Oh, yaudah, pergi aja."

" Terus lo, gimana?"

"Ah, gw gampang, kali!" Sang empu tergelak, kala melihat raut sohibnya ini, begitu panik.

"Kalau gitu, gw duluan, ya! Maaf banget, El." Cika sungguh merasa bersalah, sebab, harus meninggalkan sohibnya sendiri, di sana.

"Santai aja, have fun, ya!" El melambaikan tangannya sesaat, sebelum gadis cantik itu, melesat dari pandangannya.

Mau bagaimana pun, El juga harus mengerti akan kondisi temannya, bukan?

"Nggak balik, El?" Suaranya, membuyarkan lamunan seorang  gadis, yang tengah termenung sendirian.

Gelakan canggung, kembali menguar dari mulutnya. "Ah, iya, ni! Lo sendiri, kenapa belum balik?"

"Oh, gw pesan makan bentar tadi, buat bawain orang rumah." Si pemuda, menunjukkan beberapa plastik yang dijinjingnya.

Kepalanya perlahan mengangguk, paham akan penjelasan pemuda di sampingnya. "Oh, gitu."

"Balik sama siapa, lo? Mau bareng gw, nggak?"

"Nggak usah. Ngerepotin lo, nanti."

Jeran tergelak sepintas. "Yaelah, santai aja kali, kayak sama siapa aja!" 

"Gw, balik sendiri aja, gak apa-apa."

Jeran mengamati jam tangan, serta sekitarnya sekilas. "Yakin? Udah jam setengah sepuluh malem, loh, El. Cafenya juga, udah mau tutup."

El bimbang. Sebab, ponselnya kini, tak ada batrai, jadi, ia sendiripun bingung, jika menolak tawaran Jeran, dengan siapa, ia harus, pulang?

"Gak ngerepotin, kok, El." Dirasa si gadis tak menjawab, Jeran kembali buka suara.

"Tapi—" Ucapan El terpotong, kala Jeran, menyelanya.

"Soal, Rafa? Nanti, gw yang jelasin kalau dia marah sama, lo." Jeran  mengerti, akan apa yang membuat El, ragu, sedari tadi.

Pada akhirnya, El mengangguk, setuju dengan tawaran Jeran, yang akan mengantarkannya pulang ke rumah. Bagaimapun juga, ia tak punya pilihan lain, menolak atau tidak pun, dirinya pasti akan meminta bantuan orang lain.

Di perjalanan pulang, tak ada interaksi apapun, antara El, dengan Jeran. Semuanya merasa canggung, kala berada di atas motor yang sama, di malam yang semakin larut.

Walaupun sejak dulu mereka terus berada di satu kelas yang sama, rasanya, tetap saja canggung. Apalagi, Jeran ini terhitung sebagai teman Rafa, El jadi merasa, jika ia sedang berselingkuh, dengan teman kekasihnya sendiri. Bayangkan saja, jika Rafa melihatnya, apa tidak langsung keluar sifat cemburu butanya? Ah, tapi sudahlah, ini juga karena kepepet, semoga, Rafa bisa mengerti.

Akan tetapi, satu hal yang tidak El ketahui, sebenarnya, pada saat Cika melesat meninggalkannya tadi, gadis itu sempat berhenti sebentar, lalu mengirimkan Rafa beberapa pesan. Meminta Rafa, untuk pergi menjemput gadisnya, di sana. Cika khawatir, saat ia teringat, akan El yang sempat mengeluh padanya. Sobatnya mengeluh, jika belum sempat mengirimkan Rafa pesan apapun, sebab, batrai ponselnya yang habis.

Jangan lupa vote ya sayang-sayangku💋💋Beri author dukungan dengan cara Vote dan Komen, satu dukungan dari kalian sangat berharga bagi aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote ya sayang-sayangku💋💋
Beri author dukungan dengan cara Vote dan Komen, satu dukungan dari kalian sangat berharga bagi aku. Enjoy yaa:3

ELEVEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang