43. KEKAL

168 43 32
                                    

🔞🔞🔞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔞🔞🔞


Sebuah mobil audi hitam berhenti tepat di depan kost El, membuat si gadis, menyernyitkan keningnya.

Satu kaca mobil turun, mendapati Jevian di kursi pengemudi, serta anak perempuan cantik di sebelahnya.

“Sayang, masuk.” Tangannya membuka pintu mobil dari dalam.

Walau merasa heran, gadis itu memutuskan untuk masuk, bersandingan dengan anak perempuan yang entah siapa.

Jevian yang menotice wajah gadisnya penuh tanda tanya, berdeham pelan. “Oh, dia keponakanku, Sayang.”

El hanya ber-oh ria, di ikuti dengan kepalanya yang mengangguk paham.

“Orang tuanya ada acara pertemuan formal gitu sama partner bisnis, kebetulan babysitternya lagi izin cuti. Makanya dititipin ke rumah, nanti malam baru di ambil.” Jelasnya. “Gak apa-apa, kan? Kalau hari ini, di sela date kita ada bocil?”

El kembali mengangguk, dipadukan dengan ulasan senyum, yang entah sudah sejak kapan muncul. “Hai, nama kamu siapa?” Si gadis melambaikan tangannya, ke anak perempuan yang sedari tadi menatap ke arahnya.

“Arisha, Kak.” Cicitnya, bahkan kepalanya sudah ia sembunyikan di lengan pemuda yang tengah mengemudi.

“Lucunya, Arisha.” Gelak tawa menguar dari mulut El.

“Kakaknya cantik, Arisha malu natapnya.” Serangkaian bisikan itu, masuk ke indra pendengaran Jevian.

Membuat El menerka-nerka, akan apa yang Arisha sampaikan pada ke kasihnya.

Kini gelak tawa kembali terdengar, kala Jevian tergelak puas, hingga terpingkal. “Gimana, A’a nggak salah pilih cewek, kan?” Kedua alisnya naik turun.

“Iya, A’a nggak salah, tapi, Kakak cantik yang salah. Kenapa, dia milih A’a, ya?” Gadis kecil itu menoleh, menatap ke arah El yang tengah keheranan.

“Loh, A’a juga ganteng. Salahnya di mana?” Jevian sewot, tak terima.

“Gantengan A Dewa.” Tangan kecilnya, bersedekap di depan dada.

“Coba tanya Kakak cantik, gantengan A’a atau A’ Dewa.” Titah Jevian.

Arisha menoleh, jemarinya mengetuk pelan lengan El. “Menurut Kakak cantik, gantengan A’a atau A’ Dewa?” Tanyanya.

El menatap Jevian sepintas, lantas kembali memandang gadis kecil di sebelahnya. “Eum— Kak Dewa, deh.” Gelakan kecil menjadi penutup jawabannya.

Si pemuda yang mendengarnya, sontak menoleh. “Sayang, kok, gitu.” Ah, rengekannya kembali terdengar.

“Ya, karena emang gantengan A’ Dewa, tau. Yakan, Kakak cantik?” Timpal Arisha.

ELEVEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang