36. PRIA GILA

101 45 11
                                    

🔞🔞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔞🔞

Sudah sekitar 20 menit lamanya, mobil Rafa melaju menyusuri adimarga, yang ramai. Hingga akhirnya menepi di sebuah gedung apartment, yang El yakini itu tempat Rafa tinggal.

Basement terasa sunyi, El tak mendapati satu orang pun yang melintas di sana. Rasa was-was mulai menyelimuti si gadis. "Kenapa, kita ke sini?"

"Kamu bilang, bakal kabulin permintaanku." Sorot manik hitam  itu, terlihat menakutkan di mata El.

"Bilang, buruan. Aku, mau pulang." El merasa tak nyaman, sebab sedari tadi Rafa terus menatapnya.

Pemuda itu tak menjawab, ia malah beranjak keluar, lalu berjalan menuju pintu penumpang.

"Ikut, aku." Ucapnya dari luar jendela.

El yang keheranan, mengikuti tuturnya. Lantas Rafa bawa, El menuju unit apartmentnya.

Saat baru saja melangkahkan kakinya ke dalam unit apartment Rafa, El dibuat tercengang, kala Rafa yang tiba-tiba mendekapnya, mengukungnya tepat di depan pintu.
Tatapan yang biasa terlihat sendu, kini terlihat menyeramkan.

"Kamu, ngapain?" Suara El bergetar, ia benar-benar merasa ketakutan.

Tersirat smirik menyeramkan di wajahnya. "Mau ambil apa yang aku mau."

Tak lagi membuang waktu, Rafa segera meraup bibir ranum yang begitu ia rindukan, melumat dengan tergesa-gesa, layaknya melepaskan semua hasrat yang ia tahan sejak lama.

El tak bergeming. Namun, matanya ikut terpejam, tak munafik, El juga terlena akan perlakuan Rafa saat ini.
Terlepas dari sisi buruk Rafa, nyatanya, ia pernah menjadi sosok laki-laki yang begitu El cintai.

Buliran bening itu, mengalir dari sudut mata El. Mengingat, hal yang saat ini dirinya lakukan adalah sebuah kesalahan yang fatal.

Tangan Rafa yang semula bertumpu pada pintu, kini mulai mengusap lembut punggung El dari dalam. Sehingga membuat hasrat si gadis terpancing, dan tanpa sadar lengannya mengalung sempurna pada tengkuk sosok laki-laki yang berstatus sebagai mantan kekasihnya.

Rafa membuka matanya sekejap, tersenyum tipis di tengah lumatan yang berlangsung, sebab melihat gadisnya yang sudah membalas lumatannya, membuat dirinya merasa puas.

El yang merasa oksigennya mulai menipis, lantas memukul pelan pundak Rafa, sehingga sang empu menghentikan aktivitasnya, lalu menatap sendu gadis di hadapannya.

Buliran bening itu masih terus mengalir sedari tadi, entah karena rasa bersalah, atau rasa senang karena rasa rindunya telah terpecahkan.

"Berhenti menangis, aku ingin kita sama-sama senang saat melakukannya." Jemarinya terulur mengusap lembut buliran bening yang membasahi pipi si gadis.

Bagaikan terkena hipnotis, El dengan sadar, kembali memaut bibirnya dengan bibir yang diyakini milik mantan kekasihnya itu.

Tentu Rafa senang bukan main, lantas ia balas lumatan itu perlahan, tanpa tuntutan seperti sebelumnya.
Dengan lumatan yang masih tertaut, ia bawa gadisnya ke atas kasur  beraroma dirinya, lalu ia baringkan di sana.

Jemarinya dengan lihai, mulai membuka satu persatu kancing kemeja El. Namun, saat tiba di kancing ke tiga, tangannya jelas di cekal oleh gadis yang kini berada di dalam kukungannya.

"Ada, apa?" Nadanya tergesa, ia tak mampu lagi menahan hasratnya.

"Aku, nggak bisa ngelakuin hal yang lebih jauh lagi." Ungkap si gadis, lirih.

"Kamu, gila? Kita udah terlanjur mulai. Aku juga yakin, kamu udah bergairah, kan?" Cecarnya.

"Munafik kalau aku bilang nggak, tapi aku beneran nggak bisa lanjutinnya."

Rafa sungguh dibuat frustrasi akan hal ini, lantas ia pergi masuk ke dalam kamar mandi, untuk menuntaskannya sendiri.

Mau bagaimanapun, dirinya tak akan memaksa El untuk melakukan hal itu. Ia akan berusaha menahannya, sampai El benar-benar mau melakukannya. Sebab, ia tak mau menghancurkan fantasi yang sudah ia rancang sejak lama.

-

Setelah menuntaskannya, Rafa dengan jelas, melihat El tengah termenung di balkon kamar. Di bawah sinar rembulan, gadisnya  berdiri diam di sana. Dengan rok di atas lutut, serta kemeja kebesaran yang melekat di tubuhnya, membuatnya terlihat begitu menawan di mata Rafa.

Lantas, Rafa dekati, lalu ia lingkarkan lengannya di pinggang kecil gadisnya, kepalanya ia duselkan pada ceruk leher, sembari mengendus aroma peach manis, yang menguar dari tubuh si gadis.

"Kamu, nggak lupa soal perjanjian kita, kan?" Ucapnya.

Terdengar suara isakan dari lawan bicaranya. El jelas merasa bingung, kecewa, serta kesal pada dirinya sendiri. Bagaimana bisa, dirinya kembali terbuai akan sikap manis Rafa-nya.

"Berhenti nangis, kamu bikin aku ngerasa jadi orang jahat, tau. Jelas-jelas, aku nggak pernah maksa kamu buat lakuin hal yang aku minta." Dirinya masih sibuk mengendus aroma peach manis itu, sesekali mengecup ceruk leher si gadis.

El tak mengelak, ucapan Rafa membuat dirinya membisu.

"Jadi, mulai hari ini, kita pacaran lagi, kan?" Pemuda itu semakin mengeratkan dekapannya.

El masih tak bergeming, pikirannya terasa kacau.

Rafa yang sebal karena tak kunjung mendapat jawaban, lantas memutar tubuh El untuk menghadapnya.

"Aku cinta, kamu. Dulu, sekarang, sampai seterusnya." Diakhiri dengan kecupan singkat yang mendarat di bibir ranum gadisnya.


Kerumitan yang El pikir akan berakhir, nyatanya baru saja dimulai.

Kini, dirinya hanya bisa menikmati rasa penyesalan, akan perjanjian yang ia buat.

Niatnya ingin lepas dari jeratan Rafa, El malah dengan suka rela menyerahkan diri ke dalam jeratannya.

Si gadis sungguh menyesal akan keputusan konyol yang ia buat malam itu. Kini, dirinya harus melanjutkan hidup dalam jeratan pria gila, yang konon mencintainya.

 Kini, dirinya harus melanjutkan hidup dalam jeratan pria gila, yang konon mencintainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk beberapa chapter ke depan, kita sudah masuk ke konflik cerita ya. Jadi, scene gemas-gemasnya kita tunda dulu!

Jangan lupa vote ya sayang-sayangku💋💋
Beri author dukungan dengan cara Vote dan Komen, satu dukungan dari kalian sangat berharga bagi aku. Enjoy yaa:3

ELEVEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang