12. STUDY TOUR

109 69 2
                                    

Hari yang biasanya begitu dinantikan oleh anak sekolahan tiba, apalagi, kalau bukan, kegiatan study tour

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari yang biasanya begitu dinantikan oleh anak sekolahan tiba, apalagi, kalau bukan, kegiatan study tour.

Sebelum bus berangkat, seluruh partisan, dibariskan terlebih dahulu di lapangan, untuk diabsen, sesuai dengan kelasnya masing-masing. Selesai absen, masing-masing kelas, berjalan masuk ke dalam bus, lalu duduk, di tempat yang sudah ditentukan. El naik lebih dulu ke dalam bus, setelahnya, baru disusul dengan Rafa, yang ikut masuk ke dalam bus. Rafa berhenti sejenak di kursi El, lalu, ia menyodorkan sebungkus coklat pada gadisnya.

El menyernyitkan dahinya, sebab bingung akan maksud, Rafa-nya. "Apa, nih?"

“Coklat, itu.“

Baru saja bertemu. Namun, Rafa sudah membuatnya naik pitam. “Aku, tau kali! Maksudku, buat apa?"

Senang melihat gadisnya kesal, ia semakin gencar menggodanya. “Buat dimakan, dong.“

El tidak lagi menggubrisnya, lantas mendorong Rafa, untuk pergi duduk ke kursinya.

Kakinya melangkah, tapi, mulutnya tak berhenti meracau. “Galak banget, Neng!“ Rafa merasa puas, kala berhasil, membuat gadisnya kesal.

Si gadis hanya memutar bola matanya malas, tak kuasa menanggapi cemooh kekasihnya, karena jujur saja, ia masih merasakan kantuk yang luar biasa.

Kenapa masih dini hari seperti ini, Rafa, malah menggoda, El? Agaknya, El, benar-benar harus sabar, saat menghadapi sikap jahil, Rafa-nya.

Jarak antara kursi Rafa dan El tidak jauh, mungkin, hanya berjarak dua kursi saja. Saat itu, El duduk bersama Cika, dan Nica, sedangkan Rafa, duduk bersama, Jeran.

Disebabkan waktu keberangkatan, masih terhitung dini hari, alhasil, mereka semua memutuskan, untuk melanjutkan tidurnya, tak terjadi banyak interaksi, antara mereka, saat itu.

                                    -

Setibanya di tempat wisata, mereka semua, melakukan kegiatan yang serupa dengan, siswa-siswi, pada umumnya, jika ada kegiatan, study tour. Mereka, bermain bersama, bersenda gurau, menikmati sekitar, tak lupa mencoba beberapa makanan di sana.

Wah! Sungguh, hari yang menyenangkan! Pasalnya, El tidak hanya menghabiskan hari itu berdua dengan Rafa. Namun, dengan, teman-temannya, yang lain juga. Sampai tidak terasa, langit yang awalnya cerah, kini sudah tergantikan oleh warna oren pekat, layaknya sebuah lukisan, pertanda sudah waktunya, mereka, untuk kembali lagi ke kota Jakarta.

Setelah lelah menghabiskan hari yang panjang, ketika di dalam bus, mereka  meminta untuk menonton salah satu film bersama, niatnya, untuk menemani mereka, sebelum terjun ke alam mimpi.

“Film horor, Bu!“ Pinta anak-anak, yang akhirnya dituruti oleh, Ibu Guru.

Suasananya tiba-tiba menegang, kala beberapa scene jumscare muncul,
banyak juga dari siswi perempuan yang menjerit ketakutan, membuat Ibu Guru, mematikan layar, di tengah- tengah film yang berlangsung. Membuat beberapa siswa laki-laki berdecak kesal, sebab kecewa.

ELEVEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang