The Kisses .

200 32 4
                                    

Happy Reading

**

Typo!

.

Tubuh Ruby kembali terjun bebas keatas lantai. Wanita cantik itu tidak lagi memekik sakit seperti yang sebelumnya. Bisa dikatakan jatuh dari ranjang karena tendangan kaki jahanam Kairos adalah alarm alami untuknya.

"Fuck! Bagaimana bisa kau masuk, hah?" Geram Kairos bersungut-sungut.

Ruby menguap lebar sejenak, menikmati dinginnya lantai kamar. Beruntung pecahan kaca bekas pergulatan malam tadi tidak ada di sisi ranjang hingga tubuh Ruby tetap aman.

Melihat Ruby yang acuh seolah tidak mendengar ucapannya, Kairos naik pitam. Pria dengan sorot mata pekat itu turun dari ranjang dengan melempar bantal di dekatnya pada kepala Ruby.

"BANGUNN!!"

Ruby mendesis sebal, mengacak rambut frustasi karena masih mengantuk berat. "SIAL! AKU MASIH MENGANTUK. JIKA KAU MAU BANGUN, MAKA BANGUN SAJA SENDIRI DAN JANGAN MENGUSIKKU!!" Pekik Ruby yang memang begitu berat hanya untuk sekedar membuka mata saja.

Bagiamana tidak? Wanita cantik itu baru tidur beberapa jam lalu. Apalagi ini adalah hari minggu, dia tidak terdesak bangun pagi untuk membuatkan bekal sekolah Chio.

"Aku sudah mengunci pintu. Lalu dari mana kau masuk?" Kairos bertanya dengan menahan amarah. Tatapan benci dia masih begitu mendominasi namun Ruby tidak perduli.

Karena tidak mendapatkan respon apapun dari istrinya itu, Kairos mengumpat keras sambil mengusap kasar wajah bantalnya. Dia langsung pergi ke kamar mandi dan. . .,

Brakkk!

Lagi dan lagi pintu malang itu menjadi korban seperti biasa.

Setengah jam kemudian Kairos keluar dengan tampilan lebih segar. Handuk yang membelit pinggang kekar, hingga perut liat dan dada bidang melengkapi bahu lebar pria itu nampak sangat sempurna. Hanya saja. . ., Kairos benar-benar jengah melihat Ruby masih belum juga bangun. Posisi tidur istrinya itu kembali tengkurap merapatkan pipi ke lantai.

"Sialan!!" Kairos mengumpat kecil, pergi melangkahi pecahan barang-barang menuju walk-in closet.

Selepas kepergian pria itu, tidur Ruby terusik oleh suara dering ponsel diatas sofa. Ruby berusaha mengabaikan namun tidak bisa, dia akhirnya menggeram kesal dan bangun dari posisi berbaring nyaman itu.

"Ponsel bajingan ini benar-benar sangat merepotkan." Rutuknya mengucek kedua mata.

Ruby berdiri, dengan malas ia berjinjit ke arah sofa dan lancang menggeledah tas kerja milik pria yang masih berada di ruang ganti sana.

Setelah menemukan benda pintar itu, Ruby menyipitkan mata untuk memperjelas nama sang pemanggil di sela rasa kantuk yang masih begitu besar.

"Johnny! Tangan kanan, Kairos?" Gumam Ruby menebak-nebak sebab sedikit tahu tentang pergaulan dan pertemanan Kairos.

Karena rasa penasaran Ruby memutuskan untuk menekan tombol hijau lalu duduk bersandar diatas sofa.

"Dude! Aku sudah mendapatkan beberapa celah masa lalu perihal wanita itu. Aku yakin kau pasti akan senang! Ingat, kau harus memberi jatah libur untukku, Ok." Suara percaya diri Johnny melengking ramah.

Ruby terdiam di tempat. Wanita itu, yang dimaksud Johnny barusan apakah dirinya?

Rasa kantuk yang tadi mendera seketika hilang. Ruby jadi berpikir, apa mungkin Kairos sedang mencari tahu perihal dirinya. Mendadak ada rasa takut di hati Ruby jika sampai pria itu melakukan hal yang bisa membuat keberadaan dia terendus oleh seseorang yang sangat Ruby hindari selama ini.

MARRIAGE WITHOUT LOVE || 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang