Rencana Pembunuhan .

164 27 8
                                    

                                   Happy Reading



             

Typo!




..

   Pagi hari menjelang kembali seperti biasa, Kairos masih terus ribut perihal Ruby yang tidur di ranjangnya. Seolah jika pertengkaran mereka itu adalah ritual pagi yang tidak baik untuk dilewatkan. Para pelayan yang mendengar dan melihat pun mulai terbiasa!

Pasangan suami istri itu sudah persis seperti kucing dan anjing yang membuat suasana Mansion menjadi lebih ramai dan hidup.

Contohnya saja sekarang, Kairos tampak sudah rapih dengan setelan kerja duduk di kursi ruang makan sedang menyantap sarapan paginya. Namun Kairos tidak suka melihat bagaimana Ruby menyiapkan bekal untuk sekolah Chio atau lebih tepatnya, dia menuduh jika Ruby memasukan bubuk racun kedalam menu bekal tersebut.

Apa Kairos gila? Jelas-jelas itu adalah sebuah alibi saja agar membuat topik pertengkaran diantara mereka.

"Kau pasti sengaja memasukan bubuk racun kedalam makanan putraku!" Tekan Kairos menodongkan sendok tepat kearah wajah cantik Ruby.

"Jangan mulai, Kai. Jika sampai Chio mendengarnya kau akan habis." Dengus Ruby seraya menunggu Chio turun dari kamar.

"Tapi aku benar. Kau pasti______"

"By!!" Suara Chio terdengar menggelegar hingga menghentikan kalimat Kairos yang belum sempat terselesaikan.

Ruby segera bangkit dari duduk lalu membawa kotak bekal serta botol minum milik Chio. "Semua alat tulisnya sudah siap?" Tanya Ruby seraya mengambil alih tas sekolah ditangan Chio kemudian memasukan bekal ke dalamnya.

Hal itu tidak sedikit pun luput dari pantauan Kairos. Pemandangan hangat seperti ini sungguh sangat langka, bisa Kairos lihat bagaimana Chio diperhatikan seperti anak sendiri oleh Ruby. Seakan-akan mereka berdua normal memiliki ikatan antara ibu dan anak.

Bohong jika Kairos tidak merasa hangat. Seringkali dia sarapan di Mansion, salah satu bentuk pencapaian Ruby. Walau alasan utama Kairos hanya ingin memantau rencana jahat apa yang ingin wanita itu lakukan pada putranya.

"Sudah." Chio menjawab riang. "Kau tidak memasak menu makanan lebih, Kan?" Sambung Chio menatap tajam pada Kairos yang kembali acuh pada sarapannya sendiri.

"Tidak. Aku hanya memasak untuk bekalmu saja, sebab putra tampanku ini memiliki acara pagi jadi harus semangat, Hmm?"

Alechio mengangguk penuh semangat.

"Kalau begitu tunggulah di mobil, aku akan ganti baju sebentar." Ucap Ruby kemudian buru-buru pergi meninggalkan ruang makan.

Dia sudah mandi sejak bangun pagi tadi hanya saja langsung ke dapur untuk membuat menu sederhana bekal sekolah Chio.

Selepas kepergian Ruby, Alechio memilih duduk di kursi makan. Meraih satu buah apel segar yang tersedia diatas meja.

Tidak ada pembicaraan apapun! Kairos dan Alechio saling membisu. Sibuk dengan urusan masing-masing seperti yang biasa. Mereka tinggal satu atap namun seakan ada dinding besar yang membentengi.

"Wanita itu bukan ibumu. Jangan terlalu dekat dengannya!" Titah Kairos datar seakan bicara pada musuh saja.

Alechio yang sedang mengunyah buah apel itu mendadak terdiam, meremas kuat-kuat apel yang berada dalam genggamannya. Sebuah emosi tertahan pada sorot mata Chio yang menatap nyalang pada sang ayah.

"Dia bukan wanita baik! Kau bahkan tidak tahu mengapa dia bersikap hangat padamu. Mungkin saja itu hanya trik kotor yang sedang dia mainkan." Tambah Kairos.

MARRIAGE WITHOUT LOVE || 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang