Happy Reading
Typo!
...
Setelah percakapannya terakhir kali bersama Johnny di rumah sakit tadi, hingga kini berada dalam perjalanan pulang, Ruby sejak tadi hanya terdiam dan terus memikirkan ucapan asisten suaminya itu. Walau tidak memberikan jawaban apapun, tetapi Ruby tahu bahwa Johnny pasti telah mengambil keputusan yang sangat besar.
Rasa takut pun mulai datang menghantui, menggenggam erat sekali tangan Chio sebab kegundahan merubah suasana hatinya.
"Kau baik-baik saja, By?" Tanya Chio menatap Ruby yang tampak melamun.
Ruby mengangguk pelan, mengecup dalam puncak kepala Chio lalu memeluk bocah tampan itu.
Anak buah kairos yang ditugaskan untuk mengantar mereka pulang hanya fokus pada kemudi dan memilih diam tanpa ingin ikut campur sama-sekali. Dia hanya diperintahkan oleh Kairos untuk mengantar Ruby dan Chio pulang, sementara tuannya kini memiliki urusan yang sangat penting bersama dengan Johnny.
"Boy.."
"Ada apa, By?" Chio melihat ada kecemasan dan ketakutan menyelimuti wajah cantik sang ibu.
"Apa kau ingin menjadi putraku?" Ruby bertanya ambigu.
"Tentu! Kenapa memangnya?" Alis Chio mengernyit heran.
"Apa kau akan membenciku setelah ini?" Lagi-lagi Ruby menanyakan kalimat yang sangat ambigu.
"Maksudmu?"
Ruby rasanya terlalu sulit untuk mengatakan hal itu, bagaimana jika sampai Chio mengetahui bahwa dialah yang telah melenyapkan nyawa Rose? Apa Chio akan membencinya atau bahkan malah lebih buruk, menyesal sebab lahir dari rahim seorang pembunuh.
"Kenapa, By? Ada hal yang mengganggu-mu?" Chio mengusap pipi Ruby lembut seolah dia memang benar-benar adalah seorang pria dewasa, bukan anak kecil.
"Aku takut, Boy! Aku takut jika kau akan membenciku," gumam Ruby menunduk dalam.
"Memang kenapa aku harus membencimu?" Dahi Chio mengernyit.
"Tolong percaya padaku, Boy! Aku akan menjelaskan segalanya padamu." Pinta Ruby kemudian menangkup pipi Chio dengan tatapan serius. Bola matanya melirik kearah anak buah Kairos yang berada di kursi depan sana.
"Aku ingin buang air kecil. Turunkan aku sebentar!"
Anak buah Kairos itu mengangguk. Segera memarkirkan mobil yang ia kendarai tepat di pekarangan salah satu pusat perbelanjaan dan Ruby segera membuka pintu.
"Saya akan mengawal anda, Nyonya."
"Ke toilet wanita?" Tanya Ruby menaikan satu alis.
"Hanya sampai di depan pintu toilet, Nyonya." Ralat pria itu dengan wajah tegas.
Ruby mengangguk pasrah, segera menarik satu tangan Chio turun bersama memasuki pusat perbelanjaan itu diikuti sosok bawahan Kairos dari arah belakang. Pergi menuju toilet wanita!
Pria itu berdiri didepan pintu tanpa perduli akan tatapan aneh para wanita yang memandangnya dengan beragam.
Kebetulan didalam toilet sana ternyata sepi, tidak ada orang lagi. Ruby segera mengunci pintu lalu mengangkat tubuh kecil Chio menggunakan tangan sebelah kiri untuk ia dudukan diatas wastafel.
"By!!" Protes Chio .
"Kita tidak memiliki banyak waktu lagi. Jika sampai Daddy-mu tahu, kita akan berada dalam bahaya!" Jelas Ruby dengan tatapan sangat serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE WITHOUT LOVE || 🔞
ChickLitArea 21+. Terdapat adegan kekerasan fisik, ucapan, serta tindakan. Seluruh cerita ini di buat hanya untuk hiburan semata bagi para pembaca juga penulis sendiri. Kisah dan karakter yang ada didalam cerita tidak mencerminkan kehidupan asli bagi p...