Area 21+. Terdapat adegan kekerasan fisik, ucapan, serta tindakan.
Seluruh cerita ini di buat hanya untuk hiburan semata bagi para pembaca juga penulis sendiri.
Kisah dan karakter yang ada didalam cerita tidak mencerminkan kehidupan asli bagi p...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mayat seorang anggota yang dikirimkan oleh musuh telah diotopsi dalam sebuah ruang khusus medis dalam markas. Mereka menemukan ada 5 luka tembakan, serta dua tusukan dibagian perut. Kairos melihat secara langsung, ia sungguh mendidih kala dokter Christopher menunjukkan temuannya didalam perut mayat itu.
"Ternyata mereka meletakkan Chip di ginjalnya! Kemungkinan ada pesan yang sengaja mereka tinggalkan untuk anda, Tuan."
Jelas dokter Christopher pada Kairos, menatap lekat pada benda hitam kecil yang berada ditangan nya.
"Periksa ini dengan benar!" Titah Kairos pada Johnny yang sejak tadi berdiri dibelakangnya.
Setelah menerima Chip itu, Johnny lantas pergi meninggalkan ruangan. Sementara Kairos, pria ini masih memikirkan tentang musuh yang pasti sedang mengintai bisnis miliknya! Tidak hanya bisnis, mereka juga tentu akan bermain kotor.
"Tuan. ."
"Bersihkan tubuhnya, lalu makamkan dengan layak! Juga kirim kompensasi untuk keluarganya." Ucap kairos kemudian berlalu pergi.
Dokter Christopher hanya mampu menghela napas seraya mengusap pangkal hidung mancungnya lelah.
**
Ruby menyuapi Alechio makan dengan sangat telaten. Ruangan luas dengan meja makan lebar ini tak menjadi masalah sebab Chio hanya ingin makan berdua dengan Ruby tanpa ada orang lain.
Wanita itu terlihat tidak memiliki niat jahat! Dia justru nampak sangat senang bersama Chio bahkan tak ayal mereka berdua tertawa lepas hanya karena candaan ringan.
"Aku tidak suka sayur, By."
"Benarkah? Pantas saja."
"Kenapa?" Tanya Alechio menolak saat Ruby akan menyuapkan brokoli kedalam mulutnya.
"Pantas tubuhmu kalah kuat dari si monster itu."
Sontak wajah Alechio langsung memberenggut tak suka. Setiap kali membahas tentang Kairos, bocah tampan ini langsung kehilangan selera makan.
"Sudah kubilang jangan membahas dia lagi."
"Memang benar, kan? Dia jauh lebih kuat darimu." Goda Ruby mencubit gemas pipi Chio yang kelewat tampan ini.
"Asal kau tahu saja. Dia juga tidak suka sayur!"
"Tahu dari mana? Ooh, kau pasti memperhatikannya diam-diam, ya?" Pancing Ruby membuat Chio bertambah semakin melotot tajam.
"Tidak! Aku tahu karena dia sering marah-marah setiap kali ada sayuran diatas piringnya."
"Jadi kalian pernah makan bersama?" Ruby bertambah gencar menggoda.
