Happy Reading
Typo!
...
Johnny melacak keberadaan Chio melalu jam tangan pintar yang bocah laki-laki itu kenakan. Hasil pencariannya berujung pada satu titik dimana keberadaan Chio sedang di area luar sekolah. Segera ia menemui Kairos yang tadi sedang melihat CCTV seluruh gedung bersama dengan Ruby.
"CCTV-nya mati." Ucap sang penjaga yang bertugas memantau layar monitor mendadak telah pucat pasi. Jelas dia sangat ketakutan, wajah Kairos dan Ruby sungguh benar-benar tampak menakutkan apalagi hal ini disebabkan oleh kelalaian dirinya dalam mengawasi.
"BAGAIMANA BISA KAU TIDAK TAHU JIKA BENDA INI MATI? APA SAJA YANG KAU LAKUKAN DISINI, HAH? MEMAKAN GAJIH BUTA?!" Amuk Ruby mencengkeram kuat kerah baju pria itu.
Kepala sekolah yang melihat hanya mampu terdiam bergidik ngeri. Sejak tadi Ruby terus menyebarkan aura tak bersahabat, bahkan wanita itu mampu menutupi hawa pembunuh Kairos yang masih dapat tenang dalam memantau lekat layar monitor didepan mereka.
"M-maafkan aku, Nyonya. Aku____"
"AKU AKAN MEMBUNUHMU, SIALAN!!" Ruby ingin mencekik pria itu namun sosok Johnny masuk kedalam ruangan.
"Chio tidak berada di sekolah." Ucapnya.
Pernyataan tersebut menarik fokus Ruby dari amarah, wanita itu langsung melepaskan cengkeraman pada sang keamanan CCTV yang nyaris mati tercekik.
"Lalu? Dimana Chio sekarang?" Ruby bertanya tidak sabaran.
"Chio berada di Museum Negara Tretyakov." Jawab Johnny menatap serius pada Ruby juga Kairos secara bergantian. "Setiap harinya Museum itu sangat ramai, dan dijaga dengan ketat. Dari CCTV yang sudah aku lihat di beberapa jalan, sepertinya mereka bermain bersih tanpa meninggalkan jejak satupun."
"Apa ini perbuatan dari salah satu musuh kalian?" Tanya Ruby menyorot tajam pada Kairos.
Suaminya itu sejak tadi hanya diam, namun jelas dia sedang menahan emosi. Dalam menghadapi musuh seperti sekarang, Kairos jauh lebih tenang sebab ini adalah salah satu permainan dari tak tik perang.
"Kalau begitu aku akan kesana! Mereka pasti_____"
"Jangan gegabah." Ucap Kairos menahan bahu Ruby yang bersiap pergi. Sontak saja hal tersebut membuat Ruby naik darah.
"Lalu? Apa kau akan terus menunggu disini hingga kiamat datang, Huh?!"
"Masalah penculikan ini tidak semudah yang kau pikirkan." Tekan Kairos semakin mencengkeram kuat bahu Ruby hingga membuat istrinya itu meringis.
"Jika memang benar mereka para musuhku, maka pasti ada rencana di setiap pergerakan." Kairos melepaskan cengkeraman lalu beralih menatap pada Johnny. "Mereka sengaja tidak meninggalkan pesan apapun sebab sudah tahu jika kita pasti akan melacaknya. Museum Tretyakov adalah tempat yang paling menguntungkan untuk mereka! Ini adalah taktik pisau bermata dua. Memiliki resiko yang sangat besar." Jelas Kairos memahami cara bermain penculik tersebut.
Ruby mengusap wajah Kasar, bahunya terasa sakit namun tidak bisa untuk sekedar mengistirahatkan sebab Chio sedang dalam bahaya.
"Lalu bagaimana? Aku tidak bisa jika harus terus menunggu disini sementara putraku berada dalam bahaya!" Ucap Ruby sangat kacau.
Kairos menatap lekat pada kegusaran tersebut. Istrinya ini lagi-lagi panik dan khawatir berlebihan seolah-olah Chio adalah hidupnya dan mereka terikat erat melebihi status seorang ibu terhadap anak tiri.
"Museum Tretyakov, salah satu tempat bersejarah yang tentu saja sangat dilindungi oleh aparat. Sulit rasanya jika kita masuk kesana, apalagi ini berhubungan dengan negara!" Ucap Johnny mengungkapkan pemikiran.

KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE WITHOUT LOVE || 🔞
ChickLitArea 21+. Terdapat adegan kekerasan fisik, ucapan, serta tindakan. Seluruh cerita ini di buat hanya untuk hiburan semata bagi para pembaca juga penulis sendiri. Kisah dan karakter yang ada didalam cerita tidak mencerminkan kehidupan asli bagi p...