Happy Reading
Typo!
..
Setelah pulang dari sekolah dan tidak menemukan keberadaan Ruby dirumah, Chio menjadi sangat gusar. Bocah tampan itu menunggu kepulangan Nick tapi tidak juga kunjung datang.
Hingga saat Kairos pulang, dengan entengnya pria itu malah mengatakan jika Ruby telah mati. Membuat Chio tidak dapat menahan ledakan emosi. "SIALAN! DIMANA RUBY? APA YANG KAU LAKUKAN PADANYA??" Chio memaki sambil menatap murka pada Kairos.
Pria itu baru saja menginjakkan kaki diatas undakan tangga dan seketika terhenti mendengar makian Chio. Raut wajah Kairos tampak sangat menyeramkan, tidak suka dengan suara seseorang yang berbicara lebih tinggi darinya.
"Dimana Ruby? Dia tidak mungkin mati!!"
"Turunkan nada bicaramu!" Tekan Kairos berbalik menatap dingin pada putranya itu.
Sorot mata Alechio sudah memerah padam. Tidak perduli jika sang ayah akan memukulinya setelah ini. Chio hanya ingin mendengar dan melihat jika Ruby baik-baik saja.
"Mulai detik ini, jangan pernah lagi kau menyebut nama wanita itu! Dia sudah mati. Jadi singkirkan dia dari dalam pikiranmu!"
"Tidak! Aku tahu Ruby masih hidup! Dan sejengkal saja kau berani melukainya, maka aku tidak akan sudi bernapas satu ruangan denganmu!!"
KEPARAT!
Kairos sudah tidak lagi bisa bersabar. Melangkah lebar kearah Chio dengan rahang yang mengetat sempurna dan sorot mata penuh emosi. Para pelayan serta pengawal yang melihat dari kejauhan hanya mampu menunduk, tidak tega melihat hal itu lebih lama. Namun berbeda dengan Annabel yang justru malah tersenyum senang.
"Kau memang sepertinya perlu diberi pelajaran!!" Geram Kairos langsung menyeret tangan kecil Chio dengan kasar menuju ruang bawah tanah. Hal itu tampak sangat mengerikan, Alechio coba memukul-mukul lengan kekar Kairos yang jauh lebih bertenaga darinya, bahkan cengkeraman kuat itu membuat lengan Chio seolah akan patah.
Setelah pintu ruang bawah tanah terbuka, tanpa rasa belas kasih Kairos menyeret Alechio menuruni anak tangga hingga kaki kecil itu tidak mampu mengimbangi langkah lebarnya yang telah dikuasai oleh emosi.
Suasana ruangan yang gelap dengan penerangan minim, sungguh benar-benar menakutkan. Aroma amis darah tercium pekat, dan lembabnya lantai keramik terasa dingin menusuk telapak kaki Chio yang tidak menggunakan alas apapun.
Dengan kasar Kairos melempar tubuh Chio kedalam salah satu sel tahanan. Tidak perduli jika ruangan itu terlampau sesak dan gelap dengan banyaknya hewan pengengat disekitar, yang jelas Chio harus menjadi anak yang patuh.
"DIMANA RUBY?!" Chio kembali bertanya walau terasa percuma.
"Renungkan semua kesalahanmu dengan baik. Jika tidak, jangan harap kau akan keluar dari tempat ini!!" Tegas Kairos mengunci pintu jeruji lalu pergi meninggalkan putranya seorang diri.
Alechio coba membuka rantai yang membelit jeruji itu, namun nihil. Cahaya penerangan mulai tampak redup seiring dengan pintu ruangan yang tertutup rapat. Chio tidak bisa melihat apapun lagi, semua berubah gelap gulita dengan suara-suara aneh yang membuat bulu tengkuk berdiri.
"B..By!!" Lirih Chio meringkuk diatas lantai.
Ini adalah hukuman terberat yang pernah dia terima. Biasanya, Chio hanya akan mendapat pukulan didalam ruang penyiksaan atau dikurung di kamar selama satu bulan dengan banyak buku pelajaran. Tapi kali ini, Chio menerima hukuman dalam ruang ketiadaan. Tentu dia sangat tahu jika tempat ini adalah makam bagi para pekerja Mansion yang berani berkhianat atau melakukan kesalahan fatal.

KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE WITHOUT LOVE || 🔞
ChickLitArea 21+. Terdapat adegan kekerasan fisik, ucapan, serta tindakan. Seluruh cerita ini di buat hanya untuk hiburan semata bagi para pembaca juga penulis sendiri. Kisah dan karakter yang ada didalam cerita tidak mencerminkan kehidupan asli bagi p...