Happy Reading
**
Typo!
.
Setelah mencuci wajah dikamar Alechio yang masih nampak tidur pulas, Ruby menggulung rambut keatas lalu segera turun ke dapur!
Kebetulan hari yang masih sangat pagi, bahkan mentari pun belum menampakkan diri, sosok Ruby yang muncul didapur pagi-pagi membuat para pelayan yang sejak tadi sibuk melakukan pekerjaan pun sontak saling pandang melihat kemunculan istri dari tuan mereka berada disana.
Semuanya saling bertanya-tanya namun tidak satupun dari mereka ada yang berani menegur, sebab wajah Ruby terlihat ketus dan sombong.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya kepala pelayan yang sejak tadi bertugas memeriksa pekerjaan koki dapur dalam membuat menu sarapan.
Ruby abai, melewati wanita paruh baya itu dan lebih memilih untuk melihat-lihat bahan makanan yang ada di lemari pendingin.
Merasa diabaikan sang kepala pelayan pun mendekati Ruby, berniat mencekal tangan istri majikan nya itu tapi sayang, Ruby lebih dulu reflek menarik tangannya dan dijepitkan pada pintu lemari pendingin.
"Aakkhhh. . . " kepala pelayan itu memekik kesakitan.
Koki dapur yang sejak tadi berada disana pun terperangah saat melihat Ruby menekan pintu lemari pendingin itu untuk mempermainkan sosok wanita arogan di hadapannya.
"Lepaskan!!"
"Kenapa? Apa kau merasa sakit?" Ruby menyeringai puas.
"N-nyonya muda. ." Tegur sang koki dapur khawatir, namun Ruby tidak perduli.
Sementara kepala pelayan itu coba untuk menarik gagang lemari pendingin tetapi sayang, Ruby justru menekan semakin kuat.
"Kau pikir siapa dirimu, hingga berani mengusikku seperti ini, hmm?" Ucap Ruby menatap kearah saku kemeja sang kepala pelayan.
'Anabell' itulah huruf yang tertulis di saku tersebut.
"Anabell? Ck, sayang sekali. . ., nama sebagus itu sangat tidak cocok untuk wanita sepertimu!" Gumam Ruby tertawa sinis, melepaskan pegangan nya dari pintu lemari pendingin.
Wanita pemilik nama Anabell itu sigap menarik tangannya, buru-buru pergi mencari kotak obat sebab lima jarinya nyaris hampir putus.
Sang koki dapur reflek menelan ludah yang mendadak terasa kelu. Dia yang sejak tadi sibuk memasak pun berusaha agar tidak sedikit saja menyinggung Ruby sebab nyonya barunya ini terlihat sangat menyeramkan.
"Bukankah dia terlalu banyak bicara?" Tanya Ruby seraya mengeluarkan beberapa jenis sayur yang ia butuhkan dari dalam kulkas.
"A-apa, Nyonya?"
"Anabell Carlos itu, dia pasti sering mengintimidasi kalian semua, kan?" Ulangnya menoleh pada koki dapur yang nampak masih sangat tampan. Oh tidak, Jika dilihat-lihat usia pria ini mungkin jauh lebih muda dari Ruby.
"I-iya, Nyonya."
"Begitulah. Jika kau membiarkan satu kali saja orang memukulmu, maka seterusnya kau akan selalu menerima pukulan, Sure?" Pria itu mengangguk saja, berusaha fokus pada masakannya sementara Ruby juga memilih tidak lagi melanjutkan bicara.
Mengingat dia hanya memiliki waktu 1 jam kedepan, Ruby ingin memanfaatkannya dengan sangat baik.
Diberkati bakat memasak sejak kecil, namun tidak pernah diterapkan saat dewasa, Ruby mulai fokus meracik menu sendiri! Senyum dia mengembang lebar dengan binar mata secerah mentari pagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE WITHOUT LOVE || 🔞
ChickLitArea 21+. Terdapat adegan kekerasan fisik, ucapan, serta tindakan. Seluruh cerita ini di buat hanya untuk hiburan semata bagi para pembaca juga penulis sendiri. Kisah dan karakter yang ada didalam cerita tidak mencerminkan kehidupan asli bagi p...