Nasib Sial .

165 31 11
                                    

                                     Happy Reading






Typo!

    ...

     Keesokan hari, Ruby telah siap untuk berangkat bekerja. Namun sebelum pergi, ibu satu anak ini menyempatkan diri untuk sarapan bersama putra tersayangnya yang selama satu bulan ini tidak pernah rewel sekalipun.

Terkadang Ruby merasa bersalah pada Alechio, waktu bermain mereka hanya satu kali dalam seminggu, bahkan pergi keluar pun itu saat hari libur saja.

Tetapi dibalik semua itu, Chio sungguh benar-benar dewasa. Sama sekali tidak pernah mengomentari atau sekedar mengeluh akan waktu kebersamaan mereka yang sangat jarang.

Bagi Chio, saat sang ibu bisa sarapan pagi bersama dan meluangkan waktu pulang ketika jam makan siang bahkan terkadang selalu mengajaknya untuk quality time disela-sela kesibukan sangatlah berarti.

"Maafkan aku, Boy!"

"Untuk?" Tanya Chio disela kunyahan. Dengan penuh perhatian dia juga menambahkan potongan daging pada piring milik Ruby.

"Maaf karena tidak pernah bisa menemani-mu bermain lama." Ucap Ruby merasa tidak enak hati. "Padahal seharusnya hidupmu lebih bebas saat telah keluar dari rumah itu, tetapi kau malah justru tidak begitu."

"Kenapa kau bicara seperti ini, By? Bukankah sekarang kita sudah sangat bahagia." Chio mendelik tidak suka mendengar ucapan Ruby.

"Sebagai ibu, aku merasa sangat jahat karena tidak memiliki cukup waktu bermain selain dihari libur untukmu, Boy." pandangan mata Ruby mendadak redup.

Melihat hal tersebut Alechio lantas menghela napas. Entahlah, Ruby memang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuknya, seperti itu saja Chio sudah merasa jauh lebih bahagia. Dia tidak ingin terlalu banyak menuntut!

"Aku tidak kekurangan waktu bermain sedikitpun, By! Lagipula aku sudah terbiasa dengan waktu belajar setiap hari. Bermain hanyalah menjadi selingan diwaktu senggang. Apalagi... kau bahkan selalu menyempatkan diri untuk bersama denganku. Lagipula ada paman Clovis, dia selalu menemaniku saat ingin pergi jalan-jalan keluar." Jelas Chio panjang lebar demi menenangkan kegundahan dihati sang ibu.

Benar saja, dengan ucapan bijak Chio itu kegundahan yang Ruby rasakan berangsur-angsur menghilang. Senyum di bibir ceri itu mekar dengan binar mata hangat yang mempesona.

"Terimakasih untuk pengertianmu, Boy!"

"It's ok. Aku ingin kau tetap fokus pada tujuanmu, By! Jangan pernah memikirkan apapun yang dapat mengganggu dirimu."

Sial. Entah kenapa Ruby mendadak kagum pada sikap dewasa putranya ini.

Terkadang ia berpikir, darimana kira-kira Chio mendapatkan sifat tenang dan bijaksana itu. Jika dilihat dari sisi Kairos, rasanya sangat tidak mungkin. Pria itu saja bahkan tidak dapat dikatakan normal. Kerjaan Kairos hanya marah-marah dan emosi disetiap harinya.

"Baik kalau begitu, Boy! Segera habiskan makananmu. Jika tidak aku akan tersinggung." Celetuk Ruby kemudian terkekeh setelahnya.

Ruby memasak menu sarapan sebab Hana hanya bertugas membuat makanan siang dan malam untuk mereka.

Setelah menyelesaikan acara sarapan bersama Chio, Ruby melajukan mobil miliknya menuju studio pemotretan. Dia masih punya banyak jadwal untuk anak-anak asuh yang akan melakukan uji coba dua hari mendatang nanti.

Tanpa Ruby sadari, ada satu mobil hitam metalik yang sejak tadi mengikutinya sejak keluar meninggalkan Villa. Mungkin karena hampir terlambat Ruby menjadi tidak begitu memperdulikan hingga tiba di studio.

MARRIAGE WITHOUT LOVE || 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang