Happy Reading
Typo!
...
Kebimbangan Kairos masih terus berlangsung hingga tiba didalam ruang rawat sang istri. Pria tampan dengan bulu tipis dibagian rahang itu duduk disisi ranjang. Bola mata pekatnya menatap lamat wajah Chio dan Ruby secara bergantian. Entah kenapa Kairos merasa jika bentuk bibir sang putra dan istrinya ini tampak sama.
Tipis dan sangat sensual.
"Kai!" Suara Johnny terdengar memasuki ruangan. Meletakkan dua paper bag milik Kairos dan Chio yang berisi pakaian ganti.
"Pergilah, bersihkan dirimu dulu. Aku akan langsung pulang!" Sambungnya.
"Bagaimana dengan Nick?" Kairos bertanya tanpa mengalihkan pandangan.
"Anak buah kita menemukan dia dalam keadaan tidak sadarkan diri dengan luka berat dibagian kepala. Saat ini keadaannya masih kritis. Aku rasa Nick sempat melakukan perlawanan saat mereka membawa Chio pergi tapi sayang, dia tidak berhasil!"
"Kalau begitu terus lanjutkan pencarian para bajingan itu." Titah Kairos dengan kepalan tangan mengetat.
"Baik! Tapi menurut pengamatanku. Serangan dan rencana yang mereka lakukan, ini sepertinya bukan salah satu musuh yang biasa mencari masalah dengan kita."
Kairos mengangguk pelan. "Kau benar! Jika memang salah satu dari mereka. Tidak akan mungkin sampai berani mengusik putraku, Terlalu berani." Ia menahan emosi agar tidak sampai naik kepermukaan.
Satu tangan Johnny bergerak menepuk mulut pria itu sendiri. "Hoaaamm.... Tubuhku ini rasanya sudah begitu sangat merindukan ranjang empuk-ku! Selamat malam, Pria batu!" Celetuk Johnny setelah menguap lebar-lebar.
Kairos yang melihat hanya mampu menghela napas, bangkit mengambil salah satu paper bag yang berisi pakaian lengkap miliknya kemudian pergi masuk ke kamar mandi.
Tepat berada didalam sana, Kairos langsung membuka seluruh pakaian yang melekat pada tubuhnya. Aroma amis darah masih begitu sangat kental dan membekas.
Air shower menyala, membasahi surai hitam milik pria itu. Menyusuri setiap lekuk tubuh kekar penuh otot tersebut. Kedua tangan Kairos bertumpu pada dinding kamar mandi, tetesan dari air dingin pun menyapu habis kulitnya.
Bahkan, bekas luka-luka yang tampak samar di bagian punggung serta perut six'spack itu tidak luput dari sentuhan air dingin. Pemandangan tersebut sungguh benar-benar terlihat panas dan sangat sempurna.
Tangan kiri Kairos menyugar surai basahnya kebelakang dengan wajah yang terangkat, menengadah hingga ketampanan dia menjadi tampak berkali-kali lipat lebih berbahaya.
Damn! Andai saja Ruby melihatnya, sudah pasti wanita itu tidak akan tahan melihat pria jantan mempertontonkan kegagahannya. Bisa-bisa Ruby malah mimisan parah.
Namun dibalik penampilan sempurna yang Kairos miliki, kegundahan batin pria ini sungguh tidak tertolong. Benak Kairos terus saja berperang memikirkan tentang masa lalu sang istri dan kisah hidup miris yang pernah wanita itu alami.
Dijual! Oh God. Itu benar-benar sangat menyedihkan. Ruby bukan barang!
Hanya memikirkan saja, mendadak kepala Kairos mendidih hebat.
"Fuck!!" Umpat Akiros meninju dinding kamar mandi.
Dada pria itu naik turun menahan emosi yang bergejolak. Belum juga sempat amarah dia sirna dengan para bajingan yang berani mengusik putranya, kini sosok sang istri kembali mengacaukan seluruh isi pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE WITHOUT LOVE || 🔞
ChickLitArea 21+. Terdapat adegan kekerasan fisik, ucapan, serta tindakan. Seluruh cerita ini di buat hanya untuk hiburan semata bagi para pembaca juga penulis sendiri. Kisah dan karakter yang ada didalam cerita tidak mencerminkan kehidupan asli bagi p...