Hasrat Menggebu Keduanya .

256 29 12
                                    

                                 Happy Reading


Typo!


     ..

    Setelah melihat dan memastikan bagaimana keadaan Chio yang dalam keadaan baik-baik saja dan tidak ada satupun luka pada tubuh bocah itu. Ruby menghela napas lega saat melihat putranya dibawa masuk ke kamar oleh Nick.

"A-aku permisi, Tuan dan Nona." Pamit Nick agak takut-takut saat menatap pada Kairos lalu bergegas pergi.

Tinggal-lah hanya mereka berdua, Ruby kembali fokus pada Kairos yang masih saja terus menatapnya dengan hawa tak bersahabat. Kebencian sangat mendominasi bola mata elang itu hingga membuat tubuh Ruby bak dibakar hidup-hidup.

"Apa sebenarnya rencanamu?"

"Tidak ada."

"Masih belum ingin menyerah juga?" Geram Kairos sungguh ingin sekali rasanya melenyapkan Ruby detik itu juga.

Berbeda dengan sang suami yang terus bersungut-sungut, Ruby malah jauh lebih tenang dan penuh kesabaran. Dia tidak lagi melakukan penyerangan ganas seperti beberapa waktu lalu sebab Alechio nyatanya dalam keadaan baik-baik saja.

"Kau saja tega membunuh Rose, bukankah tidak masuk akal jika kau bersikap baik pada putranya."

"Jujur saja, Chio tidak pernah sekalipun masuk dalam daftar rencanaku." Ruby menjawab apa adanya.

Kairos bertambah semakin meledak-ledak dengan jawaban ambigu yang Ruby ucapkan! Pria temperamen itu masih belum bisa menerima jika sang istri tidak memiliki motif buruk apapun terhadap Chio, Sebab mengingat bagaimana licik dan kejamnya Ruby dalam menghalalkan segala macam cara untuk mencapai keinginan.

"Kau membuatku sangat muak! Tidak ada seorang penjahat yang bersedia menerima bagian dari musuhnya." Hardik Kairos menggertakkan gigi.

"Tapi aku bukan penjahat." Bantah Ruby tegas, saling bersitatap tajam dengan manik mata pekat Kairos.

Sorot mata Ruby tampak begitu sulit dimengerti, wanita ini seolah menyimpan begitu banyak rahasia.

"Aku hanya ingin mengambil apa yang menjadi milikku, bukan melukai orang lain."

"Milikmu?" Kairos mendesis jengah.

Ruby menghela napas, bermusuhan dengan pria bersumbu pendek seperti Kairos sungguh sangat melelahkan. Lebih baik memilih menghadapi puluhan pembunuh bayaran daripada pria itu.

"Begini, bagaimana jika kita membuat kesepakatan saja."

"Kau pikir dirimu layak!" Jawab Kairos sarkas.

"Kau boleh memantau seluruh pergerakanku setiap saat. Dan jika aku memang terbukti melukai Chio, maka kau tidak perlu lagi ragu untuk langsung melenyapkan-ku detik itu juga."

Kairos terdiam. Pria itu memperhatikan lekat-lekat wajah serius Ruby yang tampak sangat santai dalam mengatakan hal berbau kematian. 'Apa dia berasal dari alam baka?'

"Kau bebas memberi pelajaran apapun terhadap Chio, tapi selagi itu masih dalam batas yang wajar. Khusus di hari Weekend dia akan libur, full bersama denganku." Tambah Ruby mengatur jalur aman untuk Chio agak putranya tidak begitu tertekan.

Kairos bertambah semakin heran, dari pembahasan yang Ruby sampaikan sejak tadi hanyalah fokus pada Chio saja. Wanita ini seolah tidak memiliki dunia lain selain untuk putranya.

"Bagaimana? Kau setuju?"

"Aku tidak bodoh! Jika seperti itu kau akan menguasai putraku agar semua rencanamu berjalan dengan mulus." Kairos menjawab sinis, masih begitu sangat waspada."

MARRIAGE WITHOUT LOVE || 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang