Happy Reading
**
Washington D,C . Amerika.
Kota yang seperti biasa dijuluki sebagai perintis identitas lokal dalam membantu orang asing mengenali masyarakat itu, nampak sangat ramai setiap jamnya.
Nuansa malam yang gemerlap dengan gedung-gedung pencakar langit membumbung tinggi. Hawa dingin menusuk ke sela-sela pori kulit membuat para pejalan kaki harus mengeratkan mantel pada tubuh mereka.
Namun di tengah kesibukan kota itu, nampak sesosok pria mengenakan mantel hangat tengah buru-buru keluar dari mobil. Langkah lebar mengarah pada stasiun kereta, tubuh tegapnya melalang buana, dan tanpa permisi mendorong orang-orang yang sedang berkerumun di tepi rel kereta.
Detak jantung berpacu kian cepat dengan keringat dingin membasahi kening kala melihat potongan-tubuh seorang wanita yang berserakan diatas rel.
"R-rose. .!" Lirihnya mematung dengan sorot tajam sekaligus syok.
Manik coklat pekat itu, beralih menyorot pada sosok wanita yang berdiri bak patung dengan tubuh bersimbah darah di dekat potongan tubuh sang istri. Aliran darah pria itu mendidih, wajah tampan dia gelap bak pekatnya malam. Semua orang yang melihat saling pandang, mereka tahu siapa sosok pria tampan dengan wajah tegas tersebut. Hanya saja, tidak ada satupun yang mampu bergerak sebab kondisi tempat sudah diamankan oleh pihak berwajib.
"Tuan, kairos!" Salah satu petugas keamanan berjalan mendekati pria bernama Kairos tersebut.
Ya. . Kairos De Harrison, adalah keturunan dari keluarga Harrison yang dikenal sebagai penerus kerajaan bisnis dan dunia bawah sang keluarga mafia.
Malam ini, semua orang menyaksikan bagaimana istri dari sosok terkemuka yang disegani seluruh masyarakat itu terlindas oleh laju kereta api dengan pelaku sang wanita yang sejak tadi berdiri diam bak mayat hidup.
"Tuan! Tolong tenangkan diri anda." Ucap sang petugas polisi melawan rasa takut sebab raut wajah Kairos terlihat begitu menyeramkan.
Buku-buku tangan pria itu pun nampak memutih dengan rahang mengeras yang ditumbuhi jambang tipis.
"Semuanya menyingkir dari tempat ini!" Suara tegas Kairos memberi perintah." Dan jangan coba-coba ada yang berani merakam. Atau kalian akan tahu akibatnya!"
Para aparat polisi mulai membubarkan kerumunan, anak buah Kairos yang menyusul pun nampak syok melihat situasi di tempat itu. Mereka tidak berani menatap wajah kelam sang tuan yang terus memindai sosok wanita di tepi rel tersebut.
Amarah yang sudah menjalar hingga ke ubun-ubun, membuat Kairos berjalan tegas dengan gerakan secepat kilat menarik bahu wanita bergaun putih tulang, lalu mencekik lehernya erat-erat.
"Tuan!!" Pekik anak buah Kairos melebarkan kedua mata terkejut.
Kairos tidak mengatakan apapun, sorot mata pria itu memerah, hal tersebut membuktikan betapa besar hasrat untuk membunuh wanita di hadapannya saat ini.
"Tolong jangan gegabah, Tuan!"
"Lepaskan dia."
Semua orang nampak mulai panik, tidak ada yang berani mendekat saat Kairos mencekik leher wanita naas itu sekuat tenaga. Namun sang wanita tidak bergeming, dia terlihat pasrah dengan wajah tertutup oleh helaian rambut panjang yang tidak lagi tersanggul dengan rapih.
"Wanita ini pantas mati!" Desis nya menampar wajah cantik itu hingga terhempas ke tengah rel kereta.
Karena emosi yang sudah tidak dapat terbendung lagi, Kairos sontak mengeluarkan pistol dari balik mantel, bersiap untuk membocorkan kepala wanita itu dengan peluru panas miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE WITHOUT LOVE || 🔞
Genç Kız EdebiyatıArea 21+. Terdapat adegan kekerasan fisik, ucapan, serta tindakan. Seluruh cerita ini di buat hanya untuk hiburan semata bagi para pembaca juga penulis sendiri. Kisah dan karakter yang ada didalam cerita tidak mencerminkan kehidupan asli bagi p...