LSI ¶ 8

15 1 0
                                    

Awal aku mengenalnya aku begitu menyanjung nya tapi aku tidak tahu rahasia mana yang akan ku Terima tentang nya.
.
.
.

Wajah dingin selalu terpampang di wajah tampan milik Fahzan, tidak ada sedikit pun senyuman dari bibirnya.

Setiap wanita yang di lewati nya selalu saja memuji ketampanan pria public figure itu.

Ia tak peduli mau se berapa besar teriakan manusia itu ia tetap melanjutkan langkahnya sebelum menginjakkan kaki di tujuannya.

Tak sengaja bahunya terhantam dengan bahu seseorang ia merasakan denyutan di bahunya dan mulai menatap manusia yang kini tengah berada di sebelah nya.

Tatapan nya terhenti begitu melihat kecantikan manusia itu. Alis tebal mata bulat hitam, bulu mata lentik di sertai dengan cadar yang menutupi setengah wajahnya.

Seketika ia memutar matanya, entah apa yang dia lakukan sampai berani menatap wanita itu.

"Tidak bisakah kamu lebih berhati hati?" Wanita itu memutar pandangannya melanjutkan perjalanannya.

Fahzan di buat geram oleh-Nya, bukankah dirinya yang menghalangi jalan Fahzan? Padahal semua orang tahu jika Fahzan berjalan semua orang harus menyingkir dari jalanan.

Fahzan hanya menghembuskan nafasnya kasar dan kembali berjalan menuju kelas.

Begitu sampai di sana ia duduk di salah satu kursi di sebelah jendela dan mulai menatap pemandangan luar ruangan kelas itu.

Ombak dengan sengaja menghempaskan dirinya ke bibir pantai.

Daun daun seakan menari di hembus angin mengikuti irama gelombang air laut.

Fahzan tersenyum menatapnya, burung-burung berkicau di balik jendela kaca yang kini tengah di tatapnya.

"Siapa yah? Kenapa ayah menyuruhku bertahan? Siapa yang harus ku jaga?"

Perlahan air mata Fahzan jatuh begitu saja mengenai pipinya.

Bersamaan dengan datang nya seorang pengajar dengan gelar Profesor itu.

Fahzan dengan cepat menghapus air yang mengambang di pipinya.

Tatapannya juga terhenti begitu melihat wanita yang sudah membuat nya kesal tadi.

Wanita itu dengan langkah kecilnya masuk ke dalam kelas itu setelah sang dosen masuk.

"Assalamu'alaikum semuanya."

"Wa'alaikumussalam."

"Gimana kabarnya sehat?"

"Alhamdulillah sehat pak."

"Ok sebelum materi kita mulai bapak ingin meminta waktu perkenalan mahasiswa baru untuk di kelas ini. Silahkan."

"Assalamu'alaikum wr.wb"

Tanah KonstantinopelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang