typo.
********
Jaeyun terbangun dalam gendongan Sunghoon! Dirinya bisa melihat wajah panik Sunghoon ketika berusaha mencapai pergi ke kediaman tabib riwoo.
"Turunkan aku" Ucap Jaeyun yang membuat Sunghoon menatapnya.
"Tidak kau harus di periksa oleh tabi istana" Ucap sunghoon
"bukankah kau akan senang jika aku mati?" Ucapan Jaeyun mampu membuat Sunghoon terdiam dirinya tidak bisa berkata - kata
Jaeyun pun turun dari dalam gendongan Sunghoon "Sekarang jangan pedulikan aku kaisar! Tapi aku ingin meminta satu hal padamu! Tolong hentikan semuanya aku sudah hancur sekarang" Ucap Jaeyun lalu berjalan pergi meninggalkan Sunghoon yang terdiam melihat punggung Jaeyun yang perlahan pergi
"Maafkan aku" Sendunya tapi apa yang dikatakan pepatah nasi sudah menjadi bubur dirinya tidak bisa apa - apa sekarang.
Jungwon yang melihat jaeyun langsung saja menghampirinya dan membantu dirinya berjalan "Bukankah permaisuri belum pulih?" panik Jungwon
Jaeyun hanya tersenyum "Bukan belum pulih tapi tidak bisa pulih"
Jungwon terdiam lalu menatap Jaeyun yang kini juga menatapnya! Jaeyun pun melangkah masuk dengan Jungwon ke dalam kamar.
"Mungkin aku terlambat tapi aku ingin meminta maaf atas kakakmu!"
Jungwom membulatkan matanya!
"Kau bisa membunuhku karena telah membunuh kakakmu Jungwon" Jaeyun memberikan sebuah pedang yang di rancang khusus untuk seorang pangeran pada Jungwon
"Balaskan dendammu atas kakakmu!" Ucap Jaeyun yang membuat Jungwon mengeratkan pegangan tangannya pada pedang yang diberikan Jaeyun
Jaeyun sudah siap! dirinya ingin mengakhiri ini, Karena yang berhak membunuh dirinya adalah Jungwon bukan Sunghoon.
Jungwon mendekat ke arah Jaeyun hingga jarak diantara keduanya sudah tak ada! "apa alasan anda membunuhnya?"
Jaeyun tersenyum "tak perlu alasan untuk membalaskan dendammu Jungwon!"
Jungwon menggelengkan kepalanya "Aku tidak ingin menghakimi! Aku tahu siapa dirimu permaisuri! Kau tidak akan membunuh seseorang jika tanpa alasan! Maka tolong ceritakan padaku kenapa kau membunuh kakaku dan menutupi itu dari ke kaisaran"
Jaeyun tercekat dirinya salut pada Jungwon! "kakakmu ingin melecehkanku! Maka dari itu aku menusukkan pedangku padanya! aku sudah memberitahu ayahku tapi menurutnya itu akan membuat kekaisaran buruk dan keluargamu akan tercemar sehingga untuk menjaga kekaisaran dan diriku merahasiakannya!"
Jungwon terdiam disini dirinya yang salah! Jaeyun dan kaisar sim telah baik menutupi sifat bejad kakaknya namun dirinya malah ingin membalaskan dendam! Jungwon langsung bersujud di kaki Jaeyun
"Maafkan aku! maafkan aku permaisuri! Mohon ampuni hambamu ini"
Jaeyun langsung menarik tubuh Jungwon "Aku juga bersalah disini! Karena diriku keluargamu menjadi berantakan! seharusnya aku membawa jasadnya ke rumahmu tidak membiarkannya tapi, maafkan aku yang takut jika kakakmu belum mati dan akan menyentuhku"
Jungwon langsung memeluk Jaeyun yang seperti ketakutan! Sim jaeyun seorang pangeran yang memgharuskan dirinya bersikap kuat dan melawan rasa traumanya sendiri.
"semua ini bukan salahmu Permaisuri! Kumohon" tenang Jungwon.
---------Jungwon menatap Jaeyun yang kini sudah terlelap! Dirinya harus memberitahu adiknya kebenarannya sebelum adiknya bertindak dan mengacaukan semuanya.
"Aku yakin besok pagi seluruh warga akan berdemo di depan istana" Ucap Woyoung
Heeseung terdiam "kau yakin permaisuri akan aman?"
Woyoung menepuk bahu Heeseung "Justru jika permaisuri tak aman kau bisa menjadi kesatria baginya! Pasti permaisuri langsung jatuh hati padamu karena kau satu - satunya yang membela dirinya"
Jungwon yang mendengar itu langsung menghampiri keduanya "Apa yang telah kalian lakukan?" Geram Jungwon yang membuat keduanya terkejut
Woyoung menarik tangan sang kakak agar duduk di sebelahnya "rencana kita sudah akan selesai! tinggal menunggu besok saja" Bangga woyoung
Jungwon menatap tidak percaya "kau benar - benar menjalankan rencana terakhrir Sunghoon?"
Woyoung menggangguk dan menatap Heeseung dengan menaik turunkan alisnya.
**********
KAMU SEDANG MEMBACA
BECOME THE EVIL EMPEROR
Fanfiction{End} Sunghoon bunuh diri dengan membawa dendamnya hingga dia bertransmigrasi kemasa lalu.