Jantaka benar-benar memenuhi keinginan Jay yang ingin bertemu Niran, Jahan, Samasta dan Heksa. Kebetulan sekali ini adalah hari libur, sehingga di jam sepuluh pagi, ketiga anak kembar itu sudah berada di depan pintu apartemen Jingga. Menekan bel dua kali, sampai akhirnya pintu terbuka oleh seseorang.
"Lho, Kak Jan?" Niran menatap terkejut ke arah sang kakak kelas, namun tak lama, karena setelahnya dia meminta agar ketiga orang itu segera masuk ke dalam. "Sebentar, ya, gue buatin minum dulu." kata Niran kemudian berlalu.
"Kok sepi?" tanya Sakha pada Jantaka yang duduk di sebelahnya, dengan suara pelan.
"Gue juga nggak tau."
Tak lama setelah itu, Niran kembali datang dengan membawa nampan berisi tiga gelas minuman. "Kak Jan tumben ke sini? Mas Jingga udah ke rumah sakit, kalau lo mau cari beliau."
"Gue ke sini mau ketemu sama lo. Sama Jahan, Samasta, dan Kak Heksa juga."
Kini Niran mengangguk paham. "Oh, kalau Jahan sama kakaknya, sih, udah pergi dari semalem. Kak Heska ada di kamar nya, sebentar gue panggilin."
"Tunggu!" Suara Jay menahan pergerakan Niran yang sudah hampir beranjak. "Maksud lo, Jahan sama kakak nya udah pergi? Mereka pulang? Ke rumah mereka?"
"Enggak. Kata Mas Jingga semalem, mereka izin pulang ke rumah sepupu mereka." balas Niran. Merasa Jay tidak akan membuka suara lagi, anak itu kembali melanjutkan niatnya untuk memanggil Heksa.
"Eh, rame ternyata. Pantes gue denger suara-suara orang ngobrol." Heksa tersenyum pada ketiga remaja yang kini menatapnya dengan canggung. "Salam kenal, gue Heksa. Kalau Jantaka udah kenal, 'kan, kemarin?"
"Yoi, Kak!" Kini melihat Heksa dan Niran sudah duduk di sofa seberang nya, Jantaka melanjutkan. "Ini Jay sama Sakha. Kembaran gue."
"Oh, wow!" Raut terkejut di wajah Heksa tidak bisa disembunyikan. "Gue nggak expect kalau lo bakal punya kembaran. Ganteng-ganteng semua. Real bibit unggul, ya?" Candaan itu di sambut tawa kecil dari Jay dan Sakha.
Sakha bahkan agak sanksi saat pertama kali bertemu dengan Heksa. Sosok ini begitu ceria. Tawanya merdu, bahkan langsung mampu membuat suasana hangat dengan candaan-candaan kecilnya. Tapi, kala mengingat cerita Jantaka kemarin, Sakha merasa miris di dalam hatinya. Sosok se-ceria Heksa nyatanya punya luka yang begitu dalam.
"Oiya, Kak, lo tau dimana rumah sepupu nya Jahan?" Jay tiba-tiba bertanya. Tidak bisa dipungkiri jika hatinya masih gelisah.
Raut wajah Heksa pun berubah serius dalam sekian detik. "Gue nggak tau. Tapi kalau lo mau cari mereka, gue bisa bantu."
"Lo udah baikan, Kak?" Niran membuka suara. Terlihat masih cukup khawatir dengan keadaan yang lebih tua. "Atau kalau nggak, lo di sini aja. Biar gue sama mereka yang cari Jahan dan kakak nya."
"No. Gue juga mau ketemu mereka."
"Oke kalau gitu, kita cari mereka sama-sama." Keputusan sudah bulat, namun Jantaka masih ragu akan satu hal. Hanya saja, cowok itu tidak bersuara. Hanya membiarkan keraguannya tetap dirinya simpan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
|✔| Blue Sky
Teen FictionSebuah kisah tentang permasalahan kompleks seorang Auriga Jayendra Wardana sebagai sulung dari kedua adik kembarnya, Akhilendra Jantaka Wardana dan Alsaki Shaka Wardana. Tentang si dewasa Heksa Adhrit Mahadevan yang selalu di tuntut untuk menjadi s...