⚠️CW/TW||mental heath!!!
Senandung lagu Say You Won't Let Go milik James Arthur itu memenuhi setiap sudut kamar Jantaka. Matahari baru saja terbenam beberapa saat lalu, kala tas sekolah Jantaka menyentuh dinginnya lantai. Sedangkan si pemilik kini merebahkan diri di karpet tebal yang menghadap pada jendela.
"Kak?" Samasta yang baru saja masuk, memanggil dengan suara pelan. "Di suruh langsung mandi sama Mami, sebentar lagi mau makan malam." katanya melanjutkan.
Tanpa merubah posisi, Jantaka membalas. "Iya, sebentar lagi. Lo mau kemana? Jangan turun sendirian, Sam."
"Gue mau ke kamar nya Kak Jay."
"Oke, oke, hati-hati."
Samasta tersenyum tipis, "Gue duluan, ya, Kak."
Setelah itu, pintu kamar kembali tertutup. Besok malam, Samasta dan Jahan akan pindah ke kamar tamu. Seketika Jantaka merasa sepi. Jay dan Sakha tidak pernah mau di ajak untuk tidur bersama, dengan alasan bahwa mereka bertiga sudah sama-sama besar. Jadi ketika Samasta tidur bersamanya dua malam ini, Jantaka merasa senang. Karena biasanya mereka akan mengobrol sebelum masing-masing terlelap.
"Mandi dulu, deh. Udah lumayan nggak gerah," Jantaka bangkit. Namun belum saja sempat melangkah, dering handphone nya menyita perhatian. "Niran?" Setelah melihat nama di layar handphone tersebut, Jantaka mengernyit bingung.
"Kak Jan ...," Suara Niran terdengar bergetar di seberapa sana.
"Kenapa? Lo kenapa anjir?! Kenapa suara lo mau nangis gitu?!"
"Kak Heksa, Kak ... bantu gue cari Kak Heksa. Gue mohon ...,"
"Kak Heksa pergi lagi?!" Jantaka buru-buru meraih kunci motor milik Jay. "Posisi lo dimana sekarang?!"
"Masih di kampus nya Kak Heksa."
"Gue ke sana sebentar lagi. Tolong lo shareloc sekarang." Setelah itu, Jantaka langsung mematikan sambungan telepon. Langkahnya berjalan cepat menuruni anak tangga.
"Lho, hei, mau kemana, Jan?!" Rola mengejar si anak tengah yang tampak berjalan cepat keluar. Bahkan anak itu tidak menyapanya sama sekali.
Jantaka berhenti, kemudian menoleh pada Mami. "Mami, aku mau pergi dulu. Ada urusan mendadak. Maaf, ya, nggak bisa ikut makan malam dulu."
"Mau kemana kamu? Ada apa? Jangan buat Mami khawatir, ah. Coba cerita, ada apa?"
Berusaha meredakan detak jantungnya, Jantaka kemudian menceritakan sedikit tentang niatnya yang hendak pergi kepada Mami. Seketika Rola membolakan mata—cukup terkejut. "Kamu boleh pergi, tapi tetep hubungi kami kalau ada apa-apa, ya? Terutama saudara-saudara kamu. Nanti setelah makan malam, biar Mami yang bilang sama mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
|✔| Blue Sky
Roman pour AdolescentsSebuah kisah tentang permasalahan kompleks seorang Auriga Jayendra Wardana sebagai sulung dari kedua adik kembarnya, Akhilendra Jantaka Wardana dan Alsaki Shaka Wardana. Tentang si dewasa Heksa Adhrit Mahadevan yang selalu di tuntut untuk menjadi s...