01 (Perjodohan)

2.3K 56 0
                                    

.
.
.

Happy Reading!!

Seorang gadis berusia 19 baru saja pulang dari rumah temannya. Ia bingung karena rumahnya terang.

"Kok rumah gue lampunya idup? Kan gue baru pulang? Perasaan gue nggak ngidupin lampu deh?" Heran gadis itu, Veline.

Tak berfikir panjang Veline masuk ke dalam rumahnya. Betapa terkejutnya dia saat melihat kedua orang tuanya sedang duduk di ruang keluarga sembari menonton televisi.

"AYAH, BUNDA?!" Kaget Veline.

"Hai sayang, sini duduk sini." Sapa maminya ia sedikit bergeser untuk memberikan ruang untuk putri tunggalnya.

Veline langsung bergegas mendekati orang tuanya dan duduk di tengah antara mereka. "Veline kangen banget tau sama kalian." Ucap Veline sedikit cemberut.

Jevano selaku ayah Veline langsung memeluk Veline dengan erat. "Kami juga kangen banget sama kamu." Ucap Jevano.

"Tumben kalian pulang di pertengahan tahun? Biasanya kan kalian pulang di hari-hari besar atau akhir tahun?" Heran Veline.

"Emm itu–"

"Kamu sudah makan?" Jevano memotong ucapan Celline, bunda Veline.

"Udah tadi sama Lisa di resto biasa." Ucap Veline. "Ayah sama bunda sudah makan juga?" Tanya Veline balik.

"Kami sudah juga makan kok." Ucap Celline dengan suara yang lembut seperti biasanya.

"Aku taruh tas ganti baju terus aku ke sini lagi." Pamit Veline.

"Jangan lama, ayah mau bicara sesuatu." Ucap jevan.

Veline menyenyit bingung. "Ayah mau bicara apa?"

"Kamu ganti baju dulu baru kita ngobrol." Suruh jevan.

Veline mengangguk lalu pergi menuju kamarnya di lantai dua. 'ayah mau ngomong apa ya' batin Veline penasaran. Ia segera mengganti pakaiannya dan kembali ke bawah.

Setelah mengganti pakaiannya menggunakan piyama Veline kembali menemui orang tuanya di ruang keluarga.

"Ayah mau bicara apa?" Tanya Veline saat bokongnya menduduki sofa tunggal.

"Mau di omongin sekarang mas?" Tanya Celline.

Jevan mengangguk pelan. Veline menatap bingung orang tuanya, sebenarnya apa yang ingin di bicarakan? Sepertinya orang tuanya sangat serius.

"Eveline Celisya Dernatara sebelumnya maaf ayah mengatakan ini–" Jevan menggantung ucapannya.

'Ayah mau ngomong apa sih sebenernya?'

"Kamu ayah jodohkan." Ucap jevan mutlak.

Deg!

"Ayah bercanda ya?" Tanya Veline memastikan, ia harap ucapan ayahnya tak benar.

"Ayah serius, ayah mohon sama kamu untuk menerima perjodohan ini." Mohon jevan.

Veline paham sekarang. "Jadi ini alasan kalian pulang lebih awal?"

"Maafkan kami sayang, perusahaan ayah kamu sedang di landa kebangkrutan. Satu satunya cara untuk mengembalikan perusahaan ayahmu adalah menerima tawaran kakek kamu yaitu menjodohkan kamu dengan putra teman bisnis ayah kamu." Jelas Celline.

"Memangnya gaada cara lain lagi Bun?" Tanya Veline.

Celline menggeleng samar. "Ini adalah satu satunya cara sayang, maafkan bunda karena meminta hal seperti ini. Kamu tau kan ayahmu memisah marga dengan kakekmu?"

NavelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang