.
.
.
Happy Reading!!Pagi harinya Veline terbangun, ia sedikit menggeliat karena tubuhnya terasa pegal. "Nyaman banget." Gumam Veline.
"Nyaman, hm?"
Veline mengangguk. "Iya, nyaman banget, eh?" Veline membuka matanya. Berapa terkejutnya ia saat melihat Naven yang sedang menatap intens Veline.
Veline bangun. "K-kok gue di sini ya?" Gumam Veline pura-pura bingung.
"Iya, kok kamu di sini ya?" Tanya Naven berpura-pura bingung.
Veline menatap Naven. "Eh udah pagi, ayok kita sarapan dulu." Veline mengalihkan pembicaraan. Ia bangun dan beranjak pergi. Namun, tangannya di tahan oleh Naven.
"Mau kemana kamu?" Tanya Naven, bibirnya tertarik sebelah.
Veline menatap wajah Naven yang menurutnya menjengkelkan itu. "Muka lo kondisikan deh Ven, kesel gue liatnya." Ucap Veline monohok.
Naven mendatarkan wajahnya. "Kamu ingin lihat apa kekesalan yang sesungguhnya?"
Veline menatap Naven dengan bingung. "Kekesalan sesungguhnya?" Beo Veline.
"Dekatkan wajah kamu." Suruh Naven.
Dengan polosnya Veline mendekatkan wajahnya pada Naven dan—
Cup!
Veline membelalakkan matanya saat merasakan sebuah benda kenyal menempel pada bibir Veline. "Bacot lo monyet, ngeselin lo anjir!!" Umpat Veline. Setelahnya ia berlalu meninggalkan Naven dengan wajah memerah.
"that's a morning kiss" Naven menatap terus punggung Veline yang semakin hilang di balik dinding, wajahnya nampak terlihat bingung.
"Bacot? Bahasa apa itu?" Gumam Naven.
Sedangkan Veline, ia masih komat kamit mengumpati Naven. "Anjir ya tuh orang, masih pagi dah di buat darah tinggi sama tuh monyet astral." Omel Veline. "First kiss gue itu anjir!" Veline kembali mengingat kejadian beberapa menit lalu. "Akhh!! Apaan sih Veline!" Veline menggelengkan kepalanya membuang fikiran anehnya.
"Kamu sedang apa?" Tanya Naven yang tiba-tiba saja datang.
"Eh anj– Lo nih kebiasaan ngagetin gue tau nggak!"
Naven terlihat acuh. "Saya ingin bertanya." Ucap Naven.
Veline menatap sinis Naven. "Nanyak apa lo?!" Ketus Veline.
"Apa arti dari bacot?" Tanya Naven.
Veline terdiam untuk beberapa saat, setelahnya Veline tertawa. "Lo-lo gak tau apa itu bacot?" Tanya Veline yang masih terus tertawa.
Naven terlihat kesal. "Saya serius Veline." Geram Naven. Apanya yang lucu? Fikir pria itu.
"Oke oke, sorry." Ucap Veline menyelesaikan tawanya.
"Answer me!"
Veline mengangguk. "Bacot itu singkatan dari Banyak cocot, ada orang yang menyingkat kata kata itu karena ribet, dan jadilah Bacot." Jelas Veline.
Naven menganggukkan kepalanya. "Baiklah saya sudah mengerti."
Veline menahan tawanya saat melihat wajah polos Naven. "Kasian amat, masa gitu aja nggk tau, kebanyakan baca dokumen sih." Ejek Veline.
Naven berlalu meninggalkan Veline. "What's wrong with me wanting to know?" Gumam Naven sembari berjalan meninggalkan Veline yang masih menenangkan perutnya karena kebanyakan tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naveline
RandomMenceritakan Eveline yang di jodohkan dengan pria kaya raya dari keluarga Randrazof, Eveline yang penurut dengan ucapan orang tuanya hanya mengiyakan ucapan sang papa yang sangat jarang di rumah, sekalinya di rumah malah ingin menjodohkan putri tung...