04✨

1.4K 42 3
                                    

.
.
.

Happy Reading!!

Setelah makan Veline membereskan piring piring kotor ke atas wastafel. Veline dengan telaten membersihkan piring piring tersebut.

"Saya dari tadi memperhatikan pipi kamu." Suara deep yang tiba tiba itu membuat Veline terkejut.

"Yaampun Ven, bisa nggak sih jangan ngagetin gue?" Kesal Veline.

Naven mengangguk. "Maafkan saya."

"Lo tadi ngomong apa?" Tanya Veline sembari melanjutkan aktivitasnya.

"Pipi kamu kenapa?" Tanya Naven.

"Oh, ini kejedot di rumah Lisa tadi."

Naven mendatarkan pandangannya "Saya bukan anak kecil yang seenaknya dapat kamu bohongin Veline."

"Emm, lo temenin mami dulu sana, gue gabisa fokus nyuci." Usir Veline.

"Saya–"

"Naven!" Suara Delisa.

"Tuh kan udah di panggil." Ucap Veline. "Udah sana ih!"

Naven hanya pasrah dan menemui mami tersayangnya itu.

Setelah selesai mencuci piring Veline ikut bergabung dengan ibu dan anak yang asyik mengobrol itu.

"Ngobrolin apa nih?" Tanya Veline.

Delisa tersenyum manis pada Veline. "Lagi ngomongin tentang anak kalian nanti." Ucap Delisa.

Veline hampir saja tersedak air liurnya sendiri. "A-anak?" Cicit Veline.

"Iya dong, mami beruntung banget deh punya menantu seperti Veline, sifatnya yang sangat lemah lembut dan pandai memasak." Puji Delisa. "Dan untungnya kamu tidak menikah dengan Jessica itu! Kamu tau tidak tadi istri kamu ini di tindas sama dia?!" Tiba tiba saja amarah Delisa meluap saat mengingat kejadian di perbelanjaan tadi.

Naven mengerutkan keningnya. "Maksud mami?" Bingung Naven.

"Astaga! Kamu tidak lihat pipi dia itu memerah karena apa? Istri kamu ini di tindas dan di hina habis habisan oleh Jessica!" Kesal Delisa menambah nambahkan cerita.

"Nggak mungkinlah mi."

"Kok kamu nggak percaya dengan mami? Memangnya kamu pacar dia apa sampai kamu bela?!"

"Mi, udah lah."

"Nggak, mami tuh benci banget sama Jessica itu! Masa dia ngatain menantu cantik mami jalang sih. Pokoknya mami benci banget sama dia!!" Marah Delisa. "Pokoknya kamu jangan lagi berdekatan sama perempuan itu!"

'mami gatau aja kalau anak mami ini bukan hanya berdekatan tapi hampir tiap hari di apartemen tuh cewek!' Batin Veline.

"Iya."

"Huh! Mami ingin sekali rasanya menampar wajah dia yang sombong itu! Oh iya Vel, nanti pipi kamu wajib di kompres loh ya."

Veline mengangguk. "Nanti Veline kompres kok mi, mami tenang aja." Ucap Veline.

"Yaudah, kalau begitu mami harus pulang." Ucap Delisa.

"Tidak menginap saja mi?" Tanya Naven.

"Iya mi, ini sudah malam loh." Sambung Veline.

NavelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang