.
.
.
Happy Reading!!
"VELINE!!" Panggilan itu membuat Veline dan pria itu menoleh, di sana Naven dengan dua bodyguard yang tadi Veline tinggal dan Nando, sekretaris Naven.
"Naven?" Beo Veline.
"Pulang." Naven menarik tangan Veline tanpa persetujuan dari Veline.
"Ih lepas, ngga liat apa gue lagi ngobrol? Ngga sopan tau." Bisik Veline karena merasa tidak enak.
Naven melirik pria yang tadi mengobrol dengan Veline. "Lama tidak bertemu. Naven." Ucap pria itu dengan senyumannya. "Jadi ini istri kamu?"
Naven menyembunyikan Veline ke belakang tubuh tingginya. "Menjauh dari keluarga saya." Tekan Naven.
"Kenapa saya harus menjauh, kalau dia keluarga kamu berarti dia juga-"
"Cukup!" Potong Naven. "Bawa istri saya ke mobil sekarang!" Suruh Naven pada bawahannya.
"Ven, gue ngga mau." Tolak Veline.
"Jangan paksa istri kamu jika dia tidak mau." Ucap pria itu.
Veline menatap dua pria itu dengan tatapan yang bingung. 'Kok mereka saling kenal satu sama lain?' Batin Veline penasaran, ada hubungan apa mereka?
"Pergi ke mobil sekarang juga." Suruh Naven lagi.
Veline menggeleng tak setuju. "Ngga mau, Ven. Gue mau ngobrol dulu sama om itu." Veline menunjuk pria yang sedari tadi duduk dengan tenang di bangkunya.
"Nurut apa kata saya Veline, kamu tidak boleh berdekatan dengan orang ini."
"Kenapa?"
"Kamu tidak perlu tahu."
"Kalau ngga boleh tau ya gue ngga akan mau pulang juga." Veline melipat kedua tangannya di depan dada.
"Veline!"
Veline terkejut saat Naven menggunakan nada tinggi. Veline menunduk, ia benci saat Naven menggunakan nada tinggi saat berbicara dengannya.
"Jangan membentak istrimu seperti itu."
"Anda tidak berhak ikut campur." Desis Naven pada pria itu.
"Tentu saja saya ikut campur di saat menantu saya kamu bentak seperti itu!" Habis sudah kesabaran pria itu.
Veline menatap pria itu dengan tatapan bingung. "Menantu?" Beo Veline.
"Jangan di dengarkan." Naven menarik Veline untuk terus merapat dengannya.
"Saya ayah kandung Naven." Ucap pria itu yang tak lain adalah Erwin.
"Ja-jadi-"
"Bawa dia." Suruh Naven pada bawahannya. Veline yang masih bingung pun menurut tanpa melakukan apapun.
Setelah kepergian Veline, Naven menatap ayahnya dengan tatapan permusuhan. "Apa tujuan anda?"
"Ayah?" Erwin menunjuk dirinya sendiri. "Ayah tidak ada tujuan apapun, tadi ayah tidak sengaja bertemu dengan istri kamu, ada kejadian yang mengharuskan kami bersama tadi." Jelas Erwin.
"Jangan pernah temui saya lagi." Ucap Naven setelah itu pergi.
"Jangan lupa saya masih ayah kamu, Naven." Ucap Erwin yang tidak di hiraukan oleh Naven. "Tangan istrimu tadi terluka." Lanjutnya yang membuat Naven semakin naik darah, ia segera pergi menuju mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naveline
RandomMenceritakan Eveline yang di jodohkan dengan pria kaya raya dari keluarga Randrazof, Eveline yang penurut dengan ucapan orang tuanya hanya mengiyakan ucapan sang papa yang sangat jarang di rumah, sekalinya di rumah malah ingin menjodohkan putri tung...