23✨

831 30 2
                                    

.

.

.

Sebelum Baca Vote dulu:v

Happy Reading!!

"Siapa?" Suara berat Naven membuat sang penelepon terdiam. 

"Kenapa suara pria, apakah sayangku sudah memiliki kekasih?"

"Sialan!" Naven membanting handpone milik Veline.

Veline yang baru saja keluar dari kamar mandi memandang syok handponenya yang sudah memisah menjadi dua bagian. "KOK LO BANTING HP GUE?!" Teriak Veline.

Naven tak menjawab, tetapi tangannya merogoh sakunya lalu mengeluarkan sebuah kartu hitam, pria itu menaruh kartu tersebut di atas meja dan melengos pergi begitu saja.

"Tuh orang kenapa sih?" Kesal Veline ia memungut kembali ponselnya yang sudah tak dapat tertolong itu. "Foto gue sama Naven ada di sini." Gumam Veline. Ia segera mengambil jaketnya dan menelepon seseorang. 

"Lis, temenin gue ke mall." Ucap Veline pada Lisa yang terdengar terburu-buru.

"Lo kenapa?" Tanya Lisa dari sebrang telepon.

"Buruan ngga pake lama, Lis."

"Iya sabar, gue ambil tas terus pamitan sama nyokap gue." Ucap Lisa lalu mematikan sambungan telepon.

"Masih bisa ngga ya di tariknya?" Gumam Veline. Entah mengapa ia tak ingin kehilangan fotonya bersama dengan Naven, mata Veline memanas berembun. Ada apa dengan Naven? Kenapa ia terlihat marah tadi?

"Masa iya karena gue teriak gitu? Apa karena dia udah sadar ya kalau gue terlalu berisik?" Gumam Veline menebak-nebak. "Ngga mungkin, kan kemarin dia bilang kalau gue warnain hidup dia- apa itu ucapan buat nenangin gue aja ya?" Entah lah, ia sangat bingung. Ingin menangis saja rasanya. "Ngeselin, Mana sih Lisa nih?!"

10 menit berlalu, Lisa datang bersama Erlangga dengan mobil. "Kok lo bareng dia?" Tanya Veline.

"Hehe, sorry ya, gue ngga ada tumpangan soalnya." Ucap Lisa.

"Udah, lo masuk aja, gue ngga akan nyulik kalian berdua." Ucap Erlangga.

"Ini mah jatohnya gue yang nemenin kalian berdua nge date ya monyet!" Ketus Veline, tak urung ia masuk ke dalam mobil tersebut.

Dari dalam rumah, terlihat Naven yang memandang bingung Veline yang masuk ke dalam mobil. "Mau ke mana dia?" Gumam Naven. Ia mulai berfikir negatif. Apakah istrinya itu akan bertemu dengan pria yang baru saja menelpon? Tapi Naven sudah menghancurkan handpone perempuan itu, lalu mau ke mana dia. Apakah sebelumnya mereka sudah membuat janji? Sialan! Naven harus mengikuti mobil itu. Dengan segera Naven mengikuti Veline dengan motornya. 

"Tuan, seharusnya kita sudah kembali hari ini." Ucap Jeff pada Keyland

"Kau terlalu berisik Jeff, aku belum sempat bertemu dengan perempuan itu."

"Hey bodoh, dia sudah bersuami. Apa yang kau harapkan?" Ucap Jeff monohok. "Kau ingin menjadi perusak rumah tangga orang? Tidakkah cukup dengan rumormu yang playboy itu?" 

"Aku hanya ingin melihatnya." Ucap Keyland

"Hey keunci sialan, besok kau ada rapat, di sana ada orang tuamu. Kau jangan menambah masalah untukku." 

NavelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang