.
.
.
Happy Reading!!
"Ven, lo marah sama gue?"
Naven tak menanggapi, ia terus berjalan meninggalkan Veline yang terus mengekorinya, semenjak dari Cafe tadi, Naven tak mengeluarkan sepatah kata pun, ia terus mengabaikan ucapan Veline.
"Ven, gue lagi ngomong loh ini, lo dari tadi diem terus. Gue cuman ketemu bokap lo bukannya mau selingkuh dari lo!" Perkataan itu sontak membuat langkah Naven terhenti. "Lo kenapa sebenci itu sama bokap lo sendiri sih?"
"saya tidak suka jika kamu berhubungan dengan pria itu, Veline." Geram Naven.
"Dia bokap lo!" Ucap Veline.
Naven pergi meninggalkan Veline yang terus memanggil namanya, ia menulikan telinganya karena sedang tak ingin berdebat dengan istrinya itu.
"Kenapa sih, lo selalu bikin tembok di antara kita?" Lirih Veline.
✨
Sudah jam 11 malam, tetapi Naven belum kembali. Semenjak kejadian tadi siang, Naven pergi ke kantornya tanpa mengabari Veline dan saat ini gadis itu sedang menunggu Naven untuk kembali.
"Tuh orang kenapa lama banget sih pulangnya?" Gumam Veline, sedetik kemudian. "Kenapa gue nungguin dia sih, mending gue balik ke kamar aja tidur duluan." Ucap Veline lalu hendak berjalan meninggalkan sofa ruang tamu tersebut. Tetapi, saat Veline baru melangkahkan kakinya, suara mobil Naven terdengar.
"Naven kan ya itu?" Gumam Veline, ia hendak berjalan menuju pintu tetapi Naven sudah berjalan masuk, bahkan pria itu melewati Veline.
'Dia marah atau gimana sih? apa gue ngga kelihatan ya?' Batin Veline yak masuk akal.
Veline berjalan mengikuti Naven ke kamar. "Ven lo marah sama gue?" Tanya Veline, tak ada jawaban dari Naven. Pria itu melengos pergi masuk ke dalam kamar mandi.
Veline meremas ujung bajunya, perasaan kesal campur aduk hadir dalam hatinya. Ia berakhir duduk di sofa sembari terus memainkan ponselnya.
Ting!
Ting!
Ting!
3 notifikasi muncul secara bersamaan.

Veline menyeyitkan dahinya saat melihat 2 nomor asing yang megirimkan dirinya pesan. "Siapa nih?" Gumam Veline. Ia membuka pesan pesan tersebut.

"Kalau di fikir-fikir, gue memang ngga pernah ke cafenya si Jaleo sih." Gumam Veline, ia bergulir melihat pesan dari ayah Naven.

"Naven keluar kamar mandi gue harus langsung bilang, ini demi perusahannya." Gumam Veline. "Ck! Nih orang siapa sih nelepon orang tengah malem." Gemas Veline.

Veline gemas sekali dengan pemilik nomor asing ini. "Kalau ngga penting awas aja." Gumam Veline, ia pergi ke balkon untuk mengangkat panggilan tersebut.
"Siapa?"
"Baru saja kemarin kita bertemu, kau sudah melupakanku sayang?"
"Siapa? Gue ketemu beribu orang kemarin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Naveline
RandomMenceritakan Eveline yang di jodohkan dengan pria kaya raya dari keluarga Randrazof, Eveline yang penurut dengan ucapan orang tuanya hanya mengiyakan ucapan sang papa yang sangat jarang di rumah, sekalinya di rumah malah ingin menjodohkan putri tung...